Bagian 7: Perburuan magma dog (2)

39 6 7
                                    

"Apa yang akan kita lakukan?" tanyaku dengan lirih, takut membangunkan magma dog yang sedang tidur.

"Entahlah, yang terpenting... Jangan membangunkannya," jawab Fakhri, wajahnya masih datar.

"Iya... Eh, di mana Ray?"

Kami berdua melihat ke sekililing, di mana lagi si Ray itu? Sekejap, aku menyadari suatu kemungkinan yang buruk...

"Itu Ray kan?" ujar Fakhri sambil menunjuk ke atas.

Aku mendongak, menemukan Ray yang sedang memanjat menuju sarang magma dog. Mulutku urung hendak berseru, bisa-bisa anjing raksasa itu terbangun. Aku menoleh ke arah Fakhri yang mengeluarkan pedangnya, sepertinya keadaan mulai memburuk.

"Hei, anjing! Ayo bangun! Teman-temanku ingin memburumu," ujar Ray sambil menampar kepala magma dog.

( maksud Ray bukan ngomong kotor ya :v)

Mata magma dog itu perlahan terbuka, memperlihatkan matanya yang berwarna merah terang. Melihat hal itu, Ray buru-buru turun dari sarang makhluk itu, dan langsung berlindung di belakangku.

"GUK! GUK!"

Anjing itu menyalak, membuat tanah di sekitar kami bergetar, membuat aliran lava di sekililing kami terangkat.

"Barier!"

Fakhri merentangkan tangannya ke dua arah secara bersamaan, memunculkan kubah transparan yang cukup untuk kami bertiga berlindung.

"Bertahan!"

BYAR!

BLAM!

Kami bertiga terhempas, kubah transparan milik Fakhri melindungi kami dari lava, sayangnya efek ledakan tetap membuat kami terhempas keluar dari gua.

"Maaf teman-teman, skill barier milikku tidak terlalu kuat," ucap Fakhri lesu.

"Tidak apa-apa, ayo kita coba lagi!" ujarku sambik menepuk pundak Fakhri.

Percobaan ke-2

"GUK! GUK!"

Kali ini Fakhri langsung mengeluarkan skill barier, memunculkan kubah transparan untuk melindungi kami.

BYAR!

BLAM!

"Huwaaa!"

Tubuh kami bertiga kembali terhempas, kini health point kami berkurang sedikit, rambut kami bertiga sudah hangus karena terkena cipratan lava.

"Kita ulangi sekali lagi!" Aku sudah berdiri.

Percobaan ke-3

"Jangan membangunkannya dulu... Kita serang secara bersamaan!" bisikku.

Fakhri dan Ray mengangguk, kami bertiga langsung loncat menuju sarang magma dog itu.

"Ikariyu slash!"

"Force shoot!"

"X sonic slash!"

Sring sring! Bum! Slash slash!

BUM!

Serangan kami bertiga mengenai magma dog itu secara bersamaan, sayangnya serangan itu tidak terlalu berpengaruh, malah membuatnya terbangun. Mulut anjing itu terangkat, bersiap menyalak lagi.

"GUK! GUK!"

Aliran lava di sekililing kami mulai terangkat, bersiap menghanguskan kami.

"Hiiiii!" Aku dan Ray langsung berlindung di belakang Fakhri, bergidik ngeri.

Wizard Online: Adventure of SwordmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang