(SUDAH DI REVISI)
Setelah bermain hujan dan mengambil kunci mobil, serta menjadi pusat perhatian, kini Armatta dan Mikel sudah ada di dalam mobil.
Senyum bahagia tak pernah lepas dari wajah Mikel, senang rasanya bisa tertawa dan bermain seperti tadi dengan Armatta.
"Ini kencan paling menarik di hidup aku Ta, aku seneng banget rasanya!" Seru Mikel antusias.
"Iya, gue juga seneng main hujan."
"Main hujan doang? Ga seneng karna main hujan sama gue?" Tanya Mikel sedikit ngegas.
"Biasa aja." Balas Armatta cuek.
Mikel menghela nafas kasar, Armatta benar-benar sangat jujur.
"Ta, gue boleh minta sesuatu gak?" Tanya Mikel tiba-tiba.
"Gak." Jawab Armatta acuh.
"Ih kok gitu sih, kejam banget!" Kesal Mikel.
"Bodoamat."
"Ayolah Ta, satu permintaan doang, gak susah juga kok." Bujuk Mikel, agar Armatta mengiyakan.
Gadis bersurai hitam itu berdecak kesal, lalu mengangguk pasrah.
"Kita bisa bicara sedikit lebih dekat gak? Maksudnya, gak usah pake 'lo-gue' tapi pake 'aku-kamu' boleh?"
Armatta tak langsung menjawab, dia terdiam beberapa saat, menimang permintaan Mikel.
"Lagian kalo gue pake 'aku-kamu' sama Mikel gak ada salah juga."
"Hm, yaudah iya." Jawab Armatta akhirnya.
"Coba coba!" Seru Mikel antusias.
Armatta mengernyit bingung, lalu bertanya. "Coba apa?"
"Coba pake aku kamu!" Balas Mikel.
Dengan ragu Armatta mengangguk, bingung ingin mengatakan apa.
"Kamu ..."
Armatta menggantung kalimatnya, membuat Mikel tambah antusias, sekaligus penasaran.
"Kamu ... Kaya tai." Lanjut Armatta kemudian.
Mikel sontak kaget mendengar ucapan Armatta, lalu memberengut kesal.
"Kok gitu sih Ta?" Protes Mikel tak terima.
"Apasih, gue- aku kan reflek."
Kekesalan Mikel seakan hilang begitu saja, kala Armatta mulai membiasakan diri.
"Tuhkan, kita kan jadi tambah romantis uwuuuuu." Ucap Mikel riang seperti anak kecil.
Armatta tak menanggapi, kemudian memilih untuk menatap ke arah jendela, diam-diam mengulum senyum melihat Mikel begitu antusias.
Mikel pun tersenyum lebar karna menghabiskan malam yang indah ini dengan Armatta.
Tak lama, mereka sampai di depan rumah Armatta.
Armatta kemudian turun dari mobil, diikuti oleh Mikel yang ikut turun.
"Makasih ya Ta, buat malam indah nya. Nanti jangan lupa mandi air anget terus pake baju yang tebel ya, buat antisipasi juga, langsung minum obat biar ga demam ya." Celoteh Mikel panjang lebar, sedangkan Armatta hanya bisa mengangguk mengiyakan.
"Selamat malam lovee." Ucap Mikel kemudian mencium pipi Armatta.
Sebelum Armatta marah, Mikel langsung buru-buru masuk ke dalam mobil dan melaju kencang, meninggalkan Armatta yang terdiam kaku.
Tangannya kemudian bergerak memegang pipi sebelah kanannya yang tadi di cium Mikel.
"Sialan!" Kesal Armatta dengan wajah memerah, lalu masuk ke dalam rumah dengan perasaan aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear ARMATTA(REVISI)
Подростковая литератураNamanya Queena Armatta, gadis yang menjadi sasaran kebencian orangtuanya. Armatta kecil di fitnah sebagai pembunuh abangnya sendiri. Apa itu masuk akal? Tentu saja tidak. Kobaran amarah merasuk dalam jiwa gadis tersebut, baginya balas dendam adalah...