👁️‍🗨️5👁️‍🗨️

1.2K 100 17
                                    

(SUDAH DI REVISI)

Pagi yang cerah telah datang, seperti biasa Armatta sudah menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

Kini mereka tengah duduk di meja makan, menikmati makanan masing-masing tanpa bersuara.

Semenjak beberapa tahun lalu, keluarganya menjadi renggang. Keharmonisan yang dulunya selalu tertata sekarang seakan sirna.

Bram dan Vani berdiri, lalu pamit ke kantor, sedangkan Ziva sudah terlebih dahulu pergi ke sekolah dengan supir.

"Ayo dek." Gio merangkul Armatta, adik kesayangannya.

Armatta tersenyum, rasanya Gio adalah kekuatan dari dirinya.

Keduanya masuk ke dalam mobil, Gio mengendarai mobil nya dengan kecepatan standar.

"Abang liat kemaren ada cowok yang deketin kamu," Gio membuka percakapan.

"Dia gila." Ketus Armatta, mood nya seakan turun jika membicarakan cowok berisik seperti Mikel.

Gio terkekeh, "Awas loh, dari benci jadi cinta." Goda Gio.

"Ish abang apaan coba, aku gak bakal pernah ya suka sama cowok berisik kayak dia!" Dengus Armatta.

Gio tersenyum mengejek, "Massa sih?"

"Ih abang nyebelin!" Armatta benar-benar jengkel dengan abang nya.

Gio tertawa puas melihat wajah cemberut gadis tersebut, seperti kakak pada umumnya Gio juga senang menjahili Armatta.

Sesampainya di depan gerbang, Armatta pamit lalu menyalami tangan Gio.

"Assalamualaikum bang."

"Waalaikumsalam, belajar yang bener." Ujar Gio mendapat jempol dari Armatta.

Kini gadis itu tengah berjalan menuju kelas, namun panggilan dari bu Sukma selaku wali kelas nya membuat Armatta yang awalnya ingin ke kelas harus mampir dulu ke kantor.

Mata Armatta memicing melihat ada Mikel dan seorang laki-laki paruh baya di sampingnya.

"Armatta silahkan duduk," ujar Bu Sukma.

Armatta menurut, dia duduk di samping laki-laki tadi.

"Ini Armatta pak, gadis pintar berprestasi yang saya bicarakan tadi," Jelas bu Sukma.

Sekarang Armatta masih belum mengerti kemana arah pembicaraan bu Sukma dan laki-laki itu.

Laki-laki itu tersenyum pada Armatta, "Saya Kenan, ayah dari Mikel." Ucapnya.

"Armatta om," Armatta menyalami tangan Mikel.

Kenan tersenyum, "Selain pintar dia juga gadis yang sopan ya." Puji Kenan.

"Armatta sebenarnya tujuan ibu memanggil kamu kesini adalah untuk mengajukan kamu sebagai pengajar pribadi Mikel, yang artinya kamu harus mengajar Mikel tentang pelajaran yang dia tidak mengerti," jelas bu Sukma panjang lebar.

Wadepuk men, mana mungkin gue mau! Batin Armatta.

"Dan tentunya kamu akan mendapat gaji yang besar dari saya Armatta, bahkan saya akan memberikan kamu bonus yang besar jika berhasil membuat nilai Mikel naik." Kini Kenan yang bersuara.

Dear ARMATTA(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang