False and Fake [Draco Malfoy]

Penyakit Aneh

Chapter 25 : Penyakit Aneh

Disclaimer : All Harry Potter Characters Belongs to JK Rowling, Dan Beberapa Karakter Buatan Sesuai Imajinasi Penulis.

Pemeran utama:

Draco Malfoy Dengan segala ke-Malfoy an nya yang kalian ketahui.

Hanna Alexander Digory Karakter buatan Author. Wanita bertinggi 150 cm berambut hitam gelombang se-bokong(rambut asinya Blonde). Mempunyai lesung pipi. Karakter riang, cerewet, ramah namun suka menghamburkan uang. Sikapnya dapat berubah menjadi tempramental jika terbawa emosi dan pandai berkelahi. Sangat suka pink sampai sakit mata.

Warning : Karakter OOC , Mantra buatan penulis, dll

(Time line: 1 Tahun setelah perang melawan Voldemort usai, Voldemort mati dan Dumbledore masih hidup)

Tetes infus menggema dalam ruangan tertutup itu. Sejak seminggu kemarin, Hanna belum sadar dari pingsannya. Beberapa kali bahkan hidung Hanna terus mengeluarkan darah segar dalam keadaan tak sadarkan diri.

Setelah perdebatan sengit, akhirnya Hanna diputuskan untuk dirawat dirumah Malfoy. Tadinya Molly ingin merawat dirumahnya, tetapi kondisi Hanna tidak memungkinkan memakai peralatan yang seadanya. Molly mengerti dan mengirim beberapa suster kepercayaannya untuk merawat Hanna di Malfoy Manor.

Selanjutnya dalam semalam, sayap kiri Malfoy Manor berubah menjadi rumah sakit mini, lengkap dengan 3 suster dan beberapa dokter yang langsung Lucius datangkan dari macam-macam rumah sakit sihir seluruh dunia.

"Maaf, sir. Tubuhnya tidak bereaksi dengan obatku." Lelaki berkebangsaan Rusia itu menggeleng sedih, dokter yang dari kemarin berusaha sekuat tenaga, akhirnya menyerah pasrah.

Lucius mengepalkan tangannya. Sialan! Jawaban dokter kenamaan dunia ini, bahkan sama seperti jawaban dokter di Hospital Wing kemarin.

Selalu saja. Obatnya tidak bekerja.

"Baiklah dokter, terima kasih."

Dokter itu mengangguk prihatin, "Semoga Dokter Lamiouz dari Brazil bisa menyembuhkan putri anda, Mr. Malfoy."

Lucius hanya mengangguk pelan. Dokter barusan langsung berjalan keluar diiringi peri rumah yang menunjukan jalan.

Narcissa tidak berhenti menangis. Ia memeluk erat suaminya. "Bagaimana ini? Bagaimana, suamiku."

Lucius terlihat tetap tenang, tetapi sebenarnya ia sangat tertekan. Lelaki itu berusaha menenangkan istrinya.

"Tenang Dear, setelah ini aku akan memanggil dokter dari dunia Muggle. Mustahil penyakit Hanna tidak bisa sembuh. Kita hanya belum bertemu dokter yang tepat."

Narcissa mengangguk pasrah. Tangannya mencengkram jas hitam panjang kepunyaan suaminya.