"TERIMA kasih sudah mengantar ku sampai pintu masuk, Enzo."
Junhui tersenyum. Maniknya terlihat teduh lalu ia mengangguk senang pada Wonwoo yang tersenyum padanya seraya menghirup aroma bunga cantik pemberian pria yang baru ditemuinya dua kali itu.
"Sama-sama, masuk lah. Malam semakin larut, kau pasti harus beristirahat."
"Ya, aku akan masuk sekarang. Sampai jumpa."
Junhui membungkuk hormat pada Wonwoo dan pria manis itupun melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan. Diam-diam ia melirik ke belakang dimana dibalik pintu kaca ia melihat Junhui masih memperhatikannya dengan senyumannya. Wonwoo sedikit tertunduk lalu tersenyum sebelum akhirnya menaiki anak tangga mewah menuju kamar sang raja dengan bunga merah indah di genggamannya.
Sesampainya dilantai atas, Wonwoo sempat melirik ke jendela sisinya dimana langsung menghadapkan pada pemandangan halaman sisi serta belakang kerajaan. Junhui sudah tidak ada. Secepat itu? Mungkin Junhui terburu-buru. Pikir Wonwoo.
Lantas ia kembali melanjutkan langkah kakinya dan dua pengawal yang berjaga pintu kamar sang raja pun segera membukakan pintu untuknya. Bibir Wonwoo tak bisa berhenti tersenyum. Ia merasa senang malam ini karena memiliki teman baru yang kelihatan sangat hebat. Terlebih ia adalah seorang pengrajin belati. Wonwoo suka jika ada hal yang berkaitan sama dengan dirinya.
Pintu kamar pun terbuka dan Wonwoo tanpa ragu masuk ke dalam kamar, manik rubahnya mencari keberadaan vas bunga di atas meja untuk menaruh bunga pemberian Junhui. Namun langkahnya dibuat terhenti kala maniknya melirik ke sisi dimana tepat di atas ranjang, Mingyu tidak ditemukan.
Jelas Wonwoo terkejut kala tubuhnya merasakan kehadiran seseorang dibelakang dirinya. Matanya membulat dan ia meneguk salivanya kasar saat seseorang berkata dibelakang sana.
"Aku kehilangan mu malam ini."
Deg!
Manik Wonwoo membelalak dan ia jelas tahu suara siapa itu, yakni Raja Jared Mingyu Arattan yang terdengar dingin dan dalam sekejap saja suasana mencekam tercipta. Terlebih kala manik Wonwoo mendapati beberapa botol cairan kuning, hijau serta ungu mendidih yang ada di atas meja sisi ranjang. Botol cairan itu seperti botol yang pernah ia temui saat pertama kali menginjakan kaki di Kerajaan Kinton. Ya, botol berisi racun yang kala itu Mingyu tanamkan dalam tubuh Wonwoo.
"Kau.. Tidak ada di pelukan ku."
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat dibelakang sana dan Wonwoo mengepalkan kedua tangannya erat disertai detak jantung yang berdetak dua kali lebih cepat. Mingyu berjalan menghampiri Wonwoo dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam saku celana dan tubuh kekarnya yang mana tak mengenakan atasan.
"A-aku pergi ke dapur karena merasa dahaga dan—"
"Menemui pria itu?"
Mata Wonwoo membulat saat tangan besar Mingyu mencengkeram bahunya lembut lalu hembusan nafas hangat raja tampan itu mulai terasa ditelinga serta leher putihnya. Tubuh Wonwoo bergetar namun manik rubahnya berusaha menatap tajam. Satu kecupan Mingyu darat kan dileher putih Wonwoo lalu tangan besarnya mulai menurunkan jubah di bahu yang menutupi tubuh polos Wonwoo. Alhasil Wonwoo tampak kembali telanjang membelakangi penguasa Rahimba itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] JARED (GOD HAZEL)
FantasySilvan si perampok ulung harus tertangkap pihak keamanan desa Topo saat sedang melancarkan aksinya bersama beberapa penyamun di tanah Rahimba. Ia pun memisahkan diri dengan kelompoknya dan memasuki hutan Ragah, disana ia tetap menjadi buruan pihak k...