Bab1 # Gus Alfa

223 35 14
                                    

Aku menaiki setiapa anak tangga yang mulai meninggi, membuat persendian lelah dan sulit untuk melangkah. Melewati setiap kamar yang masih saja ramai dengan penghuninya, melakukan aktivitas mereka masing masing. Menempati kamar paling ujung membuat ku harus jauh dari tangga. Nafasku mulai tersenggal karna kelelahan, naàsnya lagi jadwal yang sudah ku print tak kunjung ketemu. " ya allah ujian macam apa ini?" Aku berucap lirih.
"Bismillah" ku coba membuka kembali rak buku juga almariku, bahkan sampai kucari kedalam sprei bantal. Aca yang sedari tadi melihatku mencari sesuatu langsung menghampiriku. "Cari apa sih ra?" "Eh ca kamu liat jadwal yang kemarin udah aku print nggak?" Jawabku sambil terus mencari. "Enggak. Emang harus banget sekarang ya?"
"Iya ca HARUS BANGET!" kutekankan pada setiap ucapanku "yaudah pake buku agenda aja? Lagian tulisanmu juga rapi kok ra. Daripada kamu bingung bingung cari"
"Emang nggak papa?"
"Iya cepet sana!"
Sesegera mungkin mengambil buku itu di rak, dan berlari menuju kantor, tak mau membuat ukhti faizah bahkan gus alfa menunggu terlalu lama.

______________________________________

"Ayo ra!" Ukhti faizah bangkit saat melihatku memasuki pintu kantor
"Ya ukhti!" "Tapi maaf ukhti jadwal yang sudah saya printkan nggak ada, jadi saya pake buku agenda IPPNU nggak apa apa?" Tanyaku ragu ragu sambil terus berjalan menuju kantor.
"Iya nggak masalah"

Setelah itu tak ada perbincangan di antara kami, hanya ada keheningan ditemani suara sandal yang sedikit terseret. Aku menunduk sambil sesekali membenarkan krudungku yang sama sekali tidak berantakan, semua itu kulakukan untuk mengurangi kegugupanku.
"Ra kamu gugup ya?"
"Kelihatan banget ya ti?"
"Iya kamu kaya tegang gitu, dari tadi mbenerin krudung terus perasaan juga nggak berantakan kok. Tenang aja alfa orangnya baik kok, yah walaupun dia keras kepala" ucap ukhti faizah menyemangatiku, aku haya tersenyup.
Jangan kaget kalau ukhti faizah menyebut gus alfa dengan sebutan alfa, karna notabenya beliau mbak sepupu gus alfa, abah beliau kakak dari bu nyai nadia, ibu gus alfa. Beliau sosok yang baik selalu tau bagaimana bersikap bahkan saat di dalam pesantren beliau tak segan segan memanggil gus alfa dengan sebutan gus. Tak pernah sewenang wenang dengan jabatannya, dan itulah yang membuat banyak orang sungkan dengan ukhti faizah.

Tak membutuhkan waktu lama untuk menuju ndalem gus alfa. Tempatnya yang tak jauh dari boarding putri, hanya terhalang 2 bangunan. Bangunan mini market juga wartel pesantren.

Aku mulai memasuki rumah yang ber arsitektur sederhana namun terlihat elegan. mencium bau khas Coffe, pewangi ruangan yang di pilih untuk mendominasi ruangan ini. " duduk dulu biar saya panggilkan" ucap ukhti faizah mempersilahkan duduk "iya"

Lama, 5,10 menit atk kunjung ada tanda tanda seseorang keluar dari dalam ukhti faizah begitupun dengan gus alfa. Aku melirik jam "ya allah udah dua jam tapi kok gus alfa marah ya gara gara kelamaan?" Batinku.
"Ra" terdengar suara familiar memanggilku.
"Eh gus alfa nya duko ?" Tanyaku takut karna tak melihat gus alfa keluar untuk menemui.
" enggak. Alfa lagi kecapean aja, di bangunin juga susah. Trus tadi juga bilang jadwal acaranya besok suruh taruh meja situ aja" sambil menunjuk salah satu meja di sudut ruangan.
" salamkan maaf saya ten gus alfa atas nama panitia" aku merasa bersalah atas kecerobohanku ini
" iya nanti saya sampaikan"

______________________________________

Aku menaiki tangga dengan gontai, dengan rasa bersalah yang masih menyelimuti hati. Melewati setiap lantai demi lantai yang terlihat sudah sepi. Jam 01.00 dini hari aku baru saja memasui kamar yang sudah di matikan lampunya."coba aja bukan gus alfa yang minta, nggak mungkin jam segini aku baru aja keluar dari ndalem" gumamku sambil berjalan mendekat pada saklar lampu, berniat menyalakan lampu tidur.
" astagfirullah" aku memekik kaget sambil memegangi dadaku. Yang membuatku kaget malah tersenyum jail ke arahku. Ya mereka ke 4 sahabatku yang menantikanku untuk bercerita, sepertinya.
"Ehemm sekarang kamu harus cerita" ucap kayla menyidangku
"Apaan? Nggak ada yang harus aku ceritain!" Ucapku sambil melepas krudungku juga berganti baju.
"Halah masak 2 jam di ndalem nggak ngapa ngapain" aca
"Iya gus alfanya kecapean jadi 2 jam itu aku nungguin ukhti faizah ngebangunin gus alfa"
"Yah penonton kecewa bung, sekarang kita bubar" ucap aretha menirukan reporter bola, sedang aku hanya tersenyum melihat tingkah mereka.

Ndalem=rumah
Duko=marah

Salman alfarizi (gus alfa)

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

Tbc!

Readers harus ada 150 dulu ya! Baru update 😊😊
Trus vote min 50 juga jangan cuma baca. Biar semangat nulisnya😇😇
Jangan lupa comment kasih masukan juga boleh min 70 baru update
Makasihhh selamat membaca😘😘

NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang