Anak buah Bailey menahannya. Nanda pun terkena beberapa pukulan dan hidungnya terus mengeluarkan darah. Akhirnya Nanda di banting dan Nanda kesakitan.
"Aku takkan pernah pergi..Bailey..! Sampai kau tau apa yang aku rasakan selama ini padamu!" kata Nanda berbisik pelan.
Bailey semakin geram dan Bailey pun menjambaknya dengan cukup keras.
"Kau tau..! Berapa kali aku katakan padamu..aku benci kau manusia yang terkutuk!" Bailey kasar dan membanting Nanda.
Air mata Nanda menetes dan seketika ia lemas. Dan tanpa mereka sadari sebuah kabut hitam mengampiri mereka dan menghabisi mereka secara perlahan. Bailey pun kaget dan mereka seketika habis babak belur.
"Ada apa ini?" Bailey nampak kaget.
"Sayang..ayo kita pergi dari sini..!" Stephanie mengajak Bailey pergi.
Mereka pergi dan meninggalkan Saul dan Nanda. Saul memegangi tubuh Nanda yang lemas dan seorang pria muncul dari balik kabut hitam itu. Pria itu mendekati Nanda dan Saul.
"Nanda..kau baik-baik saja?" tanya Saul.
Nanda tak menjawab dan akhirnya pingsan tak sadarkan diri.
"Biarkan..dia milikku..!" kata pria itu tersenyum penuh misteri pada Saul.
Saul terdiam dan pria itu membawa tubuh Nanda jauh dari bar itu. Saul terdiam menatap pria itu dan kebingungan. Keesokan harinya, Nanda pun membuka matanya dan menatap seorang pria yang menyelamatinya kemarin tengah merokok dan duduk di depan Nanda. Nanda kaget dan langsung bangkit.
"Kau tak perlu bangun, kau istiraat saja..! Semua pekerjaan mu sudah beres.." kata pria itu."Siapa kau?" tanya Nanda.
"Kenalkan..aku Datte.." kata pria berambut hitam hingga menutupi matanya.
"Kau mau apa disini? Dan kenapa kau ada disini?" tanya Nanda.
"Hn..oh ya namamu siapa?" tanya Datte.
"Aku tanya kau mau apa disini?" tanya Nanda lagi.
"Aku yang menolongmu kemarin, saat dia menghajarmu..mengapa?" kata Datte dengan nada dingin.
Nanda terdiam dan menatapnya.
"Kau siapa namanya? Aku bertanya padamu dari tadi.." kata Datte.
"Aku Nanda..!" ucap Nanda pelan.
"Hn..nama yang bagus untuk seorang albino.." kata Datte mengirup rokoknya.
"Kau tau..merokok itu tak sehat.." kata Nanda.
"Hn..ya..jika aku suka melakukan hal ini..kau mau apa?" kata Datte.
Nanda pun menatapnya dan ia pun batuk-batuk. Datte pun mendekati Nanda dan Nanda menatapnya.
"Maaf..! Aku merokok di depanmu..kau sakit ya?" kata Datte polos.
"Aku tak sakit..! Aku hanya tak cocok dengan asap dan-?!" kata Nanda belum selesai bicara.
"Ya..aku tau..! Hn..aku tau segalanya tentang dirimu.." kata Datte bergumam.
"Bagaimana bisa? Kita saja baru berkenalan semenit yang lalu.." ucap Nanda.
"Hn..ya ya..lupakan saja..! Oh ya..apakah aku boleh tinggal disini? Disini sangat nyaman.." Datte bangkit dan berjalan menuju meja yang ada di kamar Nanda sambil memainkan bunga mawar.
"Kau mau tinggal disini?" tanya Nanda.
"Ya..memangnya salah?" kata Datte santai.
"Tapi.." kata Nanda."
Maaf sebelumnya aku tak punya rumah..! Apakah aku boleh tinggal disini?" kata Datte menatap Nanda dari balik poninya.
Nanda terdiam dan menunduk.
"Untuk apa kau tinggal bersamaku?" tanya Nanda.
Datte mendekatinya dan duduk sangat dekat dengannya. Nanda kaget dan wajanya memerah.
"Beri aku kesempatan tinggal dirumahmu..! Aku akan melindungimu!" bisik Datte sambil mengirup rokoknya.
Nanda terdiam menatap Datte dan Datte tersenyum tipis.
"Ayolah..! Apakah kau tak suka?" bujuk Datte.
"Kita baru kenal..mana mungkin aku bisa memberimu tinggal disini..! Kalau kau wanita aku beri tapi..kau kan lelaki.." kata Nanda.
"Hm..kau ragu ya? Apakah wajahku ini bercanda?" jawab Datte.
"Wajahmu tertutup rambut.." kata Nanda.
"Cih..! Segitu saja kau tak lihat..!" Datte meledek.
"Sudahlah..aku tak mau kau tinggal disini..kita baru kenal.." Nanda bangkit dan mendorong Datte.
"Ku mohon, aku ingin melindungi dirimu..! Aku ingin di anggap berguna.." kata Datte di depan pintu.
Nanda terdiam dan menatapnya.
"Maksudmu apa?" tanya Nanda.
"Aku hanya ingin di anggap berguna..!" kata Datte.
Nanda terdiam menatapnya. Datte mengirup rokoknya dan Nanda terdiam menatap Datte.
"Intinya aku belum bisa beri keputusan..!" kata Nanda langsung menutup pintu.
Datte pun mengetuk pintunya dan menjerit nama Nanda. Nanda terdiam dan membelakangi pintu.
"Siapa dia? Aku saja tak kenal..mengapa ia tiba-tiba mengatakan hal itu padaku?" Nanda berpikir keras."Nanda..buka pintunya.." jerit Datte."Lupakan saja! Aku takkan pernah memberikan peluang bagi orang yang tak aku kenal.." Nanda menjauh dari pintu dan merebahkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY VAMPIRE MY ALBINO ☪THE END☸
Teen FictionAir mata Nanda menetes dan seketika ia lemas. Dan tanpa mereka sadari sebuah kabut hitam mengampiri mereka dan menghabisi mereka secara perlahan. Bailey pun kaget dan mereka seketika habis babak belur. "Ada apa ini?" kata Bailey kaget. Seorang pria...