Nanda pun menangis dan akhirnya Saul mendekatinya.
"Nanda..kau tak apa?" tanya Saul.
Nanda menunduk dan bangkit. Nanda menggelengkan kepalanya dan membawa buku yang sudah robek-robek itu.
"Nanda..!" Saul nampak kasihan.
Nanda pun akhirnya berlari menjauh dari Saul sambil menangis. Saul merasa kasihan dan menatap Nanda pergi. Sesampainya di apartemen, Nanda menangis sekeras-kerasnya dan membanting buku itu.
Beberapa hari kemudian telah berlalu, dan kini Nanda terus berusaha mendekati Bailey dengan berbagai cara walau harus mendapatkan perlakuan yang keam darinya.
Nanda selalu menangis dan selalu berusaha kuat membuktikan cintanya pada Bailey. Bailey semakin benci pada Nanda dan sang kekasipun mengetaui Nanda. Hingga suatu ketika di sebuah jalan yang sepi dekat dengan bar itu, Nanda tenga beralan seorang diri berusaha mendekati bar itu lagi.
Nanda pun kali ini memberanikan diri untuk menyatakan cinta pada Bailey sambil membawa buku hariannya. Dan Bailey pun menatap wajah Nanda lagi dan emosinya melonjak.
"Mau apa lagi kau kesini? Apakah kau tak mengerti bahasa manusia?" Bailey nampak kesal.
Beberapa anak buahnya menatap Nanda dengan tatapan tajam. Nanda berusaha melawan rasa takut nya dan menatap Bailey. Bailey pun sedikit kaget dengan mata Nanda yang menatapnya cukup tajam.
"Kau tak mengerti bahasaku?" ucap Bailey kesal.
"Aku kesini ingin memberitahumu.." kata Nanda pelan.
"Sayang..siapa dia?" tanya kekasih Bailey mendekatinya.
Kekasih Bailey bernama Stephanie seorang wanita yang cantik dan kaya raya.
"Hn..kau lihat ada bedebah kecil datang kesini..kita beri saja dia pelajaran..! Aku sudah mengancamnya agar ia tak datang lagi..hn..berani sekali..!" kata Bailey.
Stephanie pun tersenyum saat menatap Nanda. Saul pun mendekatinya dan membela Nanda.
"Bailey..kau jangan seperti itu padanya.." kata Saul.
"Cih..! Kau ini sudah membela dia? Kau ini kerasukan roh apa coba? Saul..silahkan kau pergi atau aku takkan segan-segan menyakitimu dan dia.." bentak Bailey.
Saul pun berdiri di depan Nanda dan Nanda kaget menatap Saul.
"Aku takkan pernah membiarkan mu menyakiti wanita sedikitpun..kau sudah kelewatan Bailey..!" kata Saul.
Lalu beberapa anak buah Bailey pun menahan tubuh Saul dan Nanda pun menatap mereka.
"Kau tak mau pergi? Hn..silakan siapkan lubang kuburmu sekarang..! Pergi tidak!" Bailey melangkan menuju kehadapan Nanda dan emosi.
"Bailey..!!" Saul berontak dan ditahan ole anak buah Bailey.
Nanda menunduk dan Bailey menatap mata Nanda yang berwarna ungu itu.
"Kau dengar aku? Kau tuli ya?! Pergi! Aku tak mau melihat wajamu lagi!" kata Bailey memaki Nanda.
Nanda meneteskan air matanya dan menunduk. Stephanie tersenyum sesaat dan memalingkan wajanya.
"Pergi!! Kau kira aku suka dengan mu? Menjijikan sekali..!!" bentak Bailey.
"Aku takkan pergi!" bisik Nanda.
"Hah? Apa yang kau bilang barusan? Kau tak mau pergi?! Atau aku yang akan paksa kau pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi ke bumi ini..!!" Bailey memegangi kerah baju Nanda.
"Hentikan..! Bailey..!" kata Saul.
Air mata Nanda terus menetes dan ia memberanikan diri menatap Bailey dengan tatapan tajam.
"Aku takkan perna pergi..aku akan membuktikan cintaku padamu!" bisik Nanda.
"Hah? Yang benar saja?!" Stephanie meledek sembari menertawakannya.
Bailey sedikit kaget dan mengeratkan genggamannya di kerah baju Nanda.
"Kau kira aku suka denganmu?" kata Bailey.
"Apapun yang kau katakan takkan pernah membuatku menyerah dan mundur.." kata Nanda.
"Hah? Kau mau menantangku?! Baiklah..kita liat siapa yang akan mundur..!" Bailey langsung menghajar pipi Nanda.
Darah pun menetes di hidung Nanda dan Nanda terpuruk menatap Bailey.
"Kau mau lagi?!" Bailey mengangkat Nanda dan menghajarnya lagi.
"Bailey..! Hentikan!" Saul berontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY VAMPIRE MY ALBINO ☪THE END☸
Novela JuvenilAir mata Nanda menetes dan seketika ia lemas. Dan tanpa mereka sadari sebuah kabut hitam mengampiri mereka dan menghabisi mereka secara perlahan. Bailey pun kaget dan mereka seketika habis babak belur. "Ada apa ini?" kata Bailey kaget. Seorang pria...