Air mata Nanda menetes dan beberapa temannya menatapnya.
"Hn..di pecat ya..!" ledek seorang wanita menghampiri Nanda.
Nanda kaget dan menatapnya.
"Kau..!" kata Nanda.
"Ya..kenapa? Apakah ada yang salah? Hn..kasihan sekali ya..padahal sangat bersemangat untuk bekerja..tapi malah seperti ini..sabar ya..!" ledek wanita itu.
Wanita itu tak lain adalah Stephanie, kekasih Bailey.
"Kau mau apa?" kata Nanda.
"Hn..sabar saja ya buat kamu.." kata Stephanie.
Lalu beberapa teman Stephanie pun menahan Nanda dan membawanya ke lapangan. Stephanie tersenyum jahat. Lalu Nandapun didorong dan jatuh ke lantai. Dan beberapa karyawan satu tim kerja dengan Nanda tampak benci padanya.
"Hei..! Kami kira kau adalah tim kerja yang baik..! Ternyata kau hanya ingin melihat kami semua jatuh satu persatu ya..! Jelek sekali tindakanmu ini..! Jika kau tak suka dengan kami..katakan saja dari awal..jangan seperti ini..!" mereka semua nampak kesal dengan Nanda.
Nanda terdiam menatap mereka.
"Aku tak pernah melakukan hal itu dengan kalian.." kata Nanda.
"Hn..kasihan sekali..sabar ya..oh ya apakah kau sudah puas untuk mengganggu hubunganku dengan Bailey?" kata Stephanie.
"Apakah aku salah dalam hal mengagumi Bailey?" tanya Nanda pelan.
"Oh seperti itu kah? Hebat sekali kau ya..! Kau tak lihat Bailey milik siapa sekarang? Dan Bailey sayang pada siapa sekarang? Kau tak perlu sombong dan sok hebat ya..! Kau itu paling di benci oleh Bailey.." kata Stephanie.
Nanda bangkit dan menatap mereka.
"Aku tau kau adalah kekasih Bailey..tapi apakah aku tak boleh mengagumi Bailey walau tak bisa memilikinya?" kata Nanda.
Mereka kaget dan menatap Nanda.
"Oh..kasihan sekali..! Tapi yang ku tau Bailey sayang padaku dan benci padamu.." kata Stephanie.
Stephanie pun melangkah maju dan menatap Nanda.
"Jadi..kau jangan sombong jadi orang..!" Stephanie menatap Nanda sembari berbisik padanya.
Nanda pun terdiam dan menatapnya juga.
"Hn..kalian tau kan apa akibatnya jika mengganggu hubungan orang lain? Ladies?!" kata Stephanie menjauh dari Nanda.
Teman-teman Stephanie mendekati Nanda. Nanda pun terdiam dan menatap mereka semua. Dan akhirnya temannya pun melemparkan beberapa telur, air dan tepung pada Nanda. Nanda kaget bukan main dan mereka tertawa. Nanda pun berusaha berlindung dan akhirnya terpuruk.
"Makanya..jangan suka mengganggu hubungan orang.." ledek mereka. Akhirnya mereka selesai melemparkan Nanda. Nanda bangkit dengan tubuh yang kotor. Dan tanpa mereka sadari Bailey menatap mereka dan Nanda dari jauh.
"Kenapa? Kenapa kalian berhenti? Ayo..keluarkan semuanya..! Jika kalian tak suka denganku?!" teriak Nanda.
"Hn..masih mau main lagi?" kata Stephanie.
"Hn..kau jangan macam-macam dengannya.." kata Datte tiba-tiba berjalan kearah mereka dan mereka kaget bukan main.
Nanda pun memegangi tangannya yang sakit dan menatap Datte. Datte pun berjalan dan berdiri di depan Nanda.
"Jika kau mau bermain..! Bermainlah denganku Nona!" kata Datte.
Nanda terdiam dan Datte menatap Stephanie.
"Kau siapa hah? Kau tak usa ikut campur masalah ini..! Silahkan kau pergi! Untuk apa pria setampan dirimu membela manusia yang terkutuk seperti dia..!" ucap Stephanie.
"Kau tak perlu mengusirku..! Ku hanya ingin melindungi Nanda..! Kau jangan macam-macam dengannya.." kata Datte.
"Lebih baik kau pergi..ini urusan wanita.." kata Stephanie.
"Kesedihan Nanda..kesedihanku juga..masalah Nanda..adalah masalahku juga..dan musuh Nanda..adalah musuhku juga..jadi enyahlah kau..!" kata Datte.
"Datte..cukup..! Aku tak apa, aku baik!" kata Nanda berbisik.
Datte melirik kearah Nanda yang terpuruk dan kembali menatap Stephanie. Tiba-tiba mata Datte berubah warna menjadi merah dan mereka semua kaget bukan main. Mereka berjalan mundur dan perlahan berlari ketakutan. Stephanie memberanikan dirinya dan perlahan berjalan mundur.
"Jika kau macam-macam lagi dengan Nanda..! Aku takkan segan-segan membunuh kalian semua satu persatu..! Ingat itu!" bisik Datte berdiri di hadapan Stephanie.
Stephanie pun terdiam dan Datte mendekati Nanda. Nanda tampak kesakitan dan Datte menggendong Nanda.
"Sial!" bisik Stephanie dalam hatinya.
Datte pun mengajak Nanda menuju rumahnya. Datte pun mengobati Nanda dan menatapnya. Nanda menahan rasa sakit nya dan air matanya terus menetes.
"Aku tak apa..!" ucap Nanda.
"Kau jangan bohong..! Aku tau apa yang kau rasakan.." kata Datte.
Nanda terdiam dan menatap Datte.
"Kau tau segalanya?" tanya Nanda.
"Ya..!" singkat Datte sembari mengobati Nanda.
"Kau ini semacam apa hah? mata-mata? Kau mau memata-matai aku ya?" Nanda sedikit membentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY VAMPIRE MY ALBINO ☪THE END☸
Teen FictionAir mata Nanda menetes dan seketika ia lemas. Dan tanpa mereka sadari sebuah kabut hitam mengampiri mereka dan menghabisi mereka secara perlahan. Bailey pun kaget dan mereka seketika habis babak belur. "Ada apa ini?" kata Bailey kaget. Seorang pria...