Bagian dua

1.7K 130 7
                                    

"ihhh lepasinn" gertak Caramel dengan suara cemprengnya

"Diem"

"lepasin Malikk" lirih Caramel

"Bisa diem ga sih?"

"Lepasin dulu baru gue diem"

"Ngga!"

"ih kenapa?"

"diemm"

"Malu tau diliatin orang"

"bodo"

"Malik Samudra sakit tau"

"Diam"

"gamau, pokoknya lepasin"

"Diem atau kalo ngga, gue cium Lo" ancam Malik.

Deg.

Caremel langsung diam seribu bahasa, takut membantah lagi. Malik terus membawanya berjalan melewati koridor kelas, sebenarnya Caramel sangat malu saat ini karena menjadi tontonan murid di sekolahnya, dan Malik pun sebenarnya bingung kenapa ia membawa cewek ini? Kenapa dia terus menggandengnya? Mungkin karena ia marah karena terkena lemparan sepatu. Begitulah mungkin pikiran Malik saat ini.

Disinilah mereka, Di dalam perpustakaan, entah apa yang merasuki Malik hingga membawa Caramel ke tempat ini. Hening terjadi diantara keduanya, Caramel ingin sekali bicara tapi ia teringat dengan perkataan Malik saat mereka berjalan tadi. Akhirnya Malik memutuskan untuk memecah keheningan.

"Hm" deheman Malik membuat Caramel menoleh kearahnya

"Kenapa Lo bawa gue kesini?" tanya Caramel

"Kenapa nama Lo Caramel?" Malik malah balik bertanya

"Kalo ditanya itu dijawab, bukan malah nanya balik" Bentak Caramel

"Gue juga nanya, kenapa nama Lo Caramel" jawab Malik seenaknya.

"Ih nyebelin" umpat Caramel tapi masih bisa didengar oleh Malik

"Kenapa ga sekalian nama Lo itu kembang gula harum manis? Vannila latte? Pop ice? Atau cincau gitu?" Tanya Malik dengan nada mengejek.

"Eh Lo kalo ngomong bisa disaring dulu ga sih? Mikir dulu napa? Perkataan Lo itu bisa bikin orang sakit hati tau ga" Emosi Caramel mulai naik

"Lo-nya aja yang baperan" santuy Malik, masih degan wajah datarnya

"Gue ga Suka Lo ngomong gitu" gertak Caramel dengan suara keras, hingga membuat pengunjung perpustakaan menoleh kepadanya.

"Bodo am----" belum sempat Malik melanjutkan perkataannya, suara menggelegar terdengar di telinganya.

Brakkk

"Ehh kalian berdua, kalo mau pacaran itu jangan disini" teriak seorang guru penjaga perpus, yang terkenal cukup kiler.

"Maaf bu" jawab Caramel dengan kepala tertunduk.

"Gue deluan" pamit Malik

"Yaa pergi aja sana, malas bett dah gue liat muka Lo" maki Caramel

Malik tak menjawab lagi, ia bangkit dan kemudian berjalan, setelah pundak Malik hilang di ambang pintu, barulah Caramel tersadar akan satu hal.

"Astogehhh sepatu gue masih ada di dia" panik Caramel sambil terus memukul jidatnya sendiri, merutuki kebodohannya.
Caramel kemudian berlari sekuat tenaga untuk mengejar Malik, untungya Malik belum terlalu jauh.

"Woyyy sepatu gueee, balikinnnn" teriak Caramel dengan nada ngos-ngosan.
Malik tak menoleh apalagi menjawab,

"Malikk, gue sumpainn Luu jadi budek beneran"

Malik akhirnya berhenti tapi tak menoleh,
"Temui gue sepulang sekolah dan sepatu lo bakalan balik" kata Malik dan kemudian melanjutkan jalannnya.

Caramel pun tak ingin berbicara lagi, dia sangat merasa lelah hari ini, dan ia memutuskan untuk berjalan ke kelas.
Sesampai dikelas, Caramel langsung menjatuhkan dirinya di kursi, baru sempat ingin memperbaiki tempat untuk mencari posisi ternyaman untuk tidur, kedua sahabatnya langsung datang dan membuat Caramel membatalkan acara tidurnya.

"Dari mana aja lo?" tanya Lala

"Lo ga di culik kan sama si Malik?" tanya Gisel

"Mel jawab dong Mel"

"Ihh si Caramel jadi ikutan dingin"

"Mel lu ga bisu kan?

"Mel"

"Cara"

"Astaga Caremel, jawab atuh" greget keduanya karena Caramel hanya diam saja

"Gue gapapa, cuma lagi malas aja" jawab Caramel sekenanya, lalu menidurkan kepalanya di lipitan tangan sambil terus berusaha melupakan bayangan Malik yang sangat menyebalkan baginya.

Disisi lain, di sekolah yang sama tetapi kelas berbeda, Arsen, Oki, dan Sean tengah bergosip ria, membahas cewek-cewek cantik nan bohayy yang ada di sekolah mereka.

Brakkkk.

Sontak semua langusung memandangan ke sumber suara, ternyata itu Malik.

"Helo mas broo dari mana aje luh sama tu Cewe termanis sengkatan?" tanya Sean

"Paling juga dari anuu" jawab Oki dengan tawa renyahnya

"anu apaan njirrr" tanya Arsen mulai ngakak,

"Ah Lu mah pada bego, gitu aja ga ngerti" jawab Oki dengan wajah dibuat sedramatis mungkin.

Sedangkan Malik hanya diam saja melihat tingkah temannya yang super-super menyebalkan

"Jadi Lo dari mana aja?" Sean kembali bertanya, memang diantara Oki dan Arsen hanya Sean lah yang masih masuk kategori Waras.

"Perpus" jawab Malik singkat sambil duduk dibangkunya

"Whattt?? Lu ke perpuss? Ga salah dengar nih gue? Omaygatt" teriak Oki dengan wajah menjijikan

"Diem lu kuda" bentak Arsen

"ngapain Lo?" Tanya Sean lagi

"Ga ngapa-ngapain" jawab Malik dan kemudian menidurkan kepalanya di meja.
Mereka semua langsung diam, takut jika Malik ngamuk, kan ribet jadinya, katanya sih melebihi cewe Pms pas lagi banjir-banjirnya, jadi mereka memilih diam.

Waktunya yang ditungu-tunggu para siswa pun akhirnya tiba, yaitu waktu pulang sekolah. Dengan berjalanan menggunakan hanya satu sepatu Caramel terus menunduk karena merasa malu, hingga sampailah ia di parkiran, dan melihat sosok yang begitu menyebalkan baginya, siapa lagi kalau bukan Malik Samudra. Malik duduk santai diatas motornya. Jangan tanyakan di mana sepatu Caramel? Sepatu Caramel ada di dekat ban depan motor milik Malik, terletak dengan begitu sadisnya. Seraya terus mengumpat dalam hati, Caramel terus berjalan mendekati motor Malik, hingga sampailah Caramel pas di depan motor Malik.

"Balikin sepatu gue" pinta Caramel dengan nadas judes dan raut wajah sinis

"ada syaratnya" tawar Malik

"Apaan? Tanya Caramel dengan ogah-ogahan

"Balik bareng gue" kata Malik sambil menunduk untuk mengambil sepatu Caramel,

"Ogahh" tolak Caramel

"Kalo gitu sepatu Lo ga bakal balik" kata malik seraya mengangkat sepatu Caramel ke udara, berusaha memancing emosi Caramel.

"Terserah" jawab Caramel dengan melipat kedua tangan di dada.

"Yaudah"

"ihh nyebelin"

"Mau ga nih?" tanya Malik sekali lagi

Mau ga yaa si Caramel???

Jangan lupa vote dan komen teman-teman online ku😚😚

CARAMELIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang