Bagian delapan

598 50 17
                                    

"Mel, serius Malik ngantar lo Sampai ke kelas?" tanya Lisa ketika Caramel baru mendudukkan dirinya di kursi

"Iya," jawab Caramel seadanya.

"Terus Malik beneran gandeng tangan lo? Gisel ikut nimbrung bertanya.

"Eh i--" perkataan Caramel terpotong karena guru pelajaran Kimia sudah melangkah masuk ke dalam kelas, Gisel dan Lisa berdecih kesal karena belum mendapat penjelasan secara jelas dari Caramel.

Bu Endang sibuk menjelaskan sementara Lisa terus-terusan menyenggol lengan Caramel sehingga Caramel tak bisa fokus pada apa yang di sampaikan bu Endang,

"Apasih Sa?!" ucap Caramel jengkel tapi seperti berbisik.

"Jawab gue dulu," desak Lisa

"Mau jawab apaan?" tanyaku dengan mata terus fokus ke papan tulis

"Gosip tentang Malik gandeng tangan lo itu beneran ga sih?" Tanya Lisa tak sabaran

"Iya," jawab Caramel sekenanya.

"Serius lo?" mata Lisa mulai membulat sempurna.

"Iya."

"Si kutub es ngantar lo ke kelas?"

"hm," dehem Caramel mulai jengah dengan kelakuan Lisa.

"Terus dia gandeng tangan lo?" tanya Lisa memastikan sekali lagi.

"Iya alisya Ayudia!" jawabku mulai emosi.

Brakkkkkkk

Caramel terlonjat kaget hampir saja jantungnya pindah posisi, Lisa memukul meja dengan sangat keras seraya berkata, "jadi lo jadian sama si Malik?" Caramel menatap tajam Lisa bisa-bisanya sahabatnya satu ini berkata seperti itu, gebrakan meja dan suara nyaring teriakan Lisa membuat seisi kelas menatap Caramel dengan wajah penasaran, wajah Bu Endang sudah merah padam karena salah satu siswanya mengganggu proses belajar mengajar.

"Alisya, kenapa kamu?" gertak bu Endang sambil berjalan ke arah Caramel karena Lisa duduk di sampingnya, Gisel diam membisu tak berani berbicara.

Lisa diam tak berani menjawab, suerr tersuer suer dia menyesal telah menciptakan keributan.

"Jawab Lisa!" desak bu Endang.

"Eh an-u bu-u--" kata Lisa gugup.

"Anu apaan?" desak bu Endang lagi.

"Cara-mel gan-dengan sama si Malik
Bu" ucap Lisa jujur.

Bu Endang diam sejenak lalu berjalan dan berdiri di samping Caramel, Caramel dibuat merinding karena jaraknya dengan Bu Endang sangat dekat.

"Serius kamu gandengan sama si Maik?" tanya bu Endang dengan wajah datar.

"Iya bu," jawabku menunduk
Hening sejenak.

"Wahahhah kabar viral ini, ternyata siswa ku yang sangat dingin itu sudah mau menggandeng tangan cewek!!"
ucap Bu Endang dengan wajah sumringah, Caramel, Lisa, Gisel dan seisi kelas di buat ternganga dengan ucapan bu Endang barusan.

"Wahh cieee Caramel, selamat ya!" lanjut bu Endang, amarahnya seketika lenyap begitu saja mendengar kabar bahwa siswanya yang teramat dingin itu sudah dekat dengan seorang perempuan.

Dua jam berlalu, pelajaran kimia sudah selesai , kepala Caramel serasa panas karena rentetan rumus-rumus yang begitu menguras pikiran dan tenaga.

"Ciee ada yang bentar lagi bakalan ngerasain first love nihh yee," ucap Lisa terbahak-bahak.

"Ga bakalan jomblo karatan lagi dong!" sambung Gisel tak kalah heboh.

Sahabatnya terus-terusan menggoda Caramel yang hanya diam saja tak merespon apapun yang dikatakan sahabatnya, tak selang lama Caramel bangkit dari duduknya, merenggang kan otot-ototnya yang terasa tegang lalu kemudian berjalan keluar kelas.

CARAMELIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang