Suasana sore hari ini terasa sangat panas. Padahal, mentari terlihat sedang bersahabat dengan awan. Tetapi suasana di dalam rumah terasa sangat panas. Ia yang merasa kepanasan segera mengambil karet berwarna biru lalu mengikat rambutnya ke atas.
Senja Augrey Leora namanya. Seorang gadis kelahiran Agustus yang memiliki sifat dingin. Ia lebih senang menyendiri. Baginya suasana terindah ialah sunyi. Dan kerapkali sepi menjadi semestanya untuk menciptakan tulisan tanpa ada bunyi.
Ia lebih sering bermain dengan buku dan tulisan. Maka dari itu, ia seringkali berperilaku cuek kepada orang yang tidak dikenalnya. Ia merupakan orang yang paling care jika sudah dekat dengan seseorang. Siapa yang tidak mengenal Senja? Seorang gadis berparas cantik yang selalu membuat kaum laki-laki bergetar karena pesonanya.
"Ma, hari ini kok panas banget, ya?" keluh Senja sembari mengibas-ngibas tangannya.
"Mama juga gak tahu kenapa bisa panas gini? Padahal di luar kelihatannya teduh."
"Hmm, Senja mau keluar ya, Ma? Cari angin, lagian suntuk juga di rumah."
"Emangnya kamu mau ke mana, Sayang?"
"Ke ... ke Taman Gajah Mada, Ma," jawab Senja sembari memegang dagu layaknya orang yang sedang berpikir.
"Ohhh... Ya udah sana, jangan pulang terlalu sore."
"Siap laksanakan, Buk bos," sahut Senja dengan memberi hormat seperti petugas upacara.
Senja bergegas keluar dan berjalan menuju Taman Gajah Mada di dekat Tiban Centre. Ia hanya berjalan kaki karena jarak taman tersebut memang tak jauh dari rumahnya.
Suasana taman sore hari itu sangat ramai. Apa mungkin karena mereka merasakan hal yang sama dengan yang ia rasakan saat ini? Mungkin saja tidak, taman ini memang selalu menjadi tempat refleksi setiap pagi dan sore, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Entah bermain, berolahraga, atau sekadar bersantai, taman ini selalu dipenuhi oleh orang-orang.
Senja mencari tempat yang jauh dari kerumunan karena ia hanya akan bermesraan dengan buku dan penanya. Ia memilih untuk melendeh di bawah pohon rindang. Selain suasananya lebih sunyi dan tenang, ia juga jauh dari keramaian.
Senja sebenarnya tidak tahu maksud dan tujuannya datang ke taman ini. Namun, di saat ia merasa gerah, salah satu opsinya ialah berada di luar rumah. Taman gajah mada merupakan salah satu destinasi yang sering Senja kunjungi. Walaupun hanya duduk-duduk atau sekadar menulis puisi. Seperti yang tengah ia lakukan saat ini.
Kepada mentari yang mungkin sedang bercengkerama dengan mega
Di hamparan hijau ku melendeh penuh asa dan tanya
Bagaimana bisa birumu hadir sebagai pengukir asa
Lantas bagaimana kau membawaku terbang ke atas sana?
Tak ada jaminan asa akan berujung bahagia
Justru kerapkali malah air mata yang menyapa
Kurasa kini aku senasib dengan cakrawala
Kadangkala bisa sebiru hari ini
Atau mungkin
Semurung kemarin?
Bisa jadi tempat sang mentari senja melepas jingga
Bisa juga menjadi awan hitam yang menjelma air mata
Terkadang Semesta selalu penuh tanda tanya, ya?
Dan tak selamanya tanya itu ada jawabannya.
-Senja Augrey LeoraSenja memang selalu begitu. Tak mengenali sekitarnya ketika sudah tenggelam ke dunia tulisannya. Serpihan tawa dengan hiasan lesung pipi selalu bisa membuat siapapun terpesona, termasuk seorang pria yang tak sengaja melihat dan terpesona oleh lengkung bibirnya.
Dewana Fajar Anggara, seorang pria berparas tampan, tutur katanya yang selalu ramah, dan pemilik otak genius nan cerdas. Fajar bisa dibilang spesies langka untuk anak di kalangannya. Di saat para lelaki lebih memilih untuk menghorizontalkan telepon genggamnya, Fajar justru lebih memilih untuk menulis dan bermain gitar. Tak pernah sekali pun handphone-nya terisi dengan game, seperti PUBG, Mobile Legend, Free Fire, dsb.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Senja [END]
أدب المراهقينBagaimana rasanya jatuh cinta? Cinta itu adalah keikhlasan menerima orang yang kita cintai apa adanya. Senja Augrey Leora seorang gadis pendiam yang cenderung bersikap dingin. Ia adalah jenis manusia yang jarang sekali menjalin komunikasi dengan ora...