3. Charity Weighing

32 2 2
                                    

Dari lubang gelap semua orang terjatuh. Yang kakinya tenang, berdiri dengan kokohnya & yang terus bergerak, jatuh kesakitan.

"Aduh, sakit!" Ribut ribut semua orang yang terjatuh.

Tangannya masih menggenggam si pemuda tampan. Keduanya mendarat tidak sempurna. Mereka mengaduh kesakitan. Iris mata saling bertemu. Keduanya berdiri masing masing dengan tangan terlepas.

"Kamu ngga apa apa?" tanya gadis itu

Terdiam satu menit. "Sorry" Jawab si pemuda tampan.
Dia ini bicara apa? Aku tidak mengerti bahasanya. Batinnya kebingungan.

Eh! Dia bilang apa barusan! Sori? Rasanya familiar sekali dengan kata sori. Tapi apa artinya? Batin si gadis.

"Tempat apa ini?" ribut ribut semua orang.

Mata gadis remaja itu berkeliling.
Akhirnya kami sampai di ....
Di tengah-tengah aula besar lagi, kali ini di kelilingi oleh tembok tembok buku raksasa! Ada empat buku. Artinya aula ini berbentuk persegi. Batinnya terpesona.

Gadis itu mendekati satu buku dari empat buku yang tersedia. Menatap kagum, menyentuh dengan hati-hati.

Ada tulisan. Tulisan apa? Batin nya kesulitan membaca.

"Wow, this is the most creative that I've ever seen" Ucap si pemuda tampan yang tiba-tiba hadir di samping nya.

Sontak ia menatap si pemuda tampan. Di lihatnya lagi wajah putih merona itu. Matanya yang hijau emerald, hidungnya yang mancung serta rambutnya yang coklat tua, membuatnya sempurna di mata wanita. Tubuh tinggi berisi membuatnya semakin keren dan kokoh. Ia tersenyum manis menatapnya. Tiba-tiba bocah itu menatap nya balik dengan raut wajah datar.

"Selamat datang di ChaWei (Charity Weighing), tempat ini adalah tempat penimbangan amal perbuatan semasa di dunia" Suara perempuan dengan mikrofon.

"Suara siapa?" ribut ribut semua orang.

"Perhatikan semuanya, berbarislah yang rapih. Kalian hanya perlu memegang alat penimbang yang di berikan oleh staff disana. Sekian dan terimakasih, semuanya akan ku serahkan kepada hakim yang turun ke lapangan" suara perempuan itu lagi.

Tiba-tiba muncul seorang hakim dengan perawakan bukan manusia. Makhluk aneh, badannya kecil pendek. Kupingnya seperti kelinci. Namun wajah dan tubuhnya seperti manusia.

"Hahaha" tawa semua orang, termasuk bocah tampan.

Hakim itu hanya tersenyum licik melihat semua orang yang menertawai nya. Lalu tiba-tiba api menyala nyala di kedua sisi nya, api merah di sebelah kiri dan api biru di sebelah kanan. Seketika itu pun, semua orang terdiam kaku.

"Tertawalah, karena sebentar lagi kalian pasti akan terbakar. Ahahaha" tawanya licik. Membuat kami semua bergidik ketakutan.

"Cukup bermain-main nya, cepat laksanakan tugas mu!" suara perempuan dengan mikrofon. Perempuan itu tidak terlihat. Bersembunyi entah dimana.

"Ah si babi menyusahkan saja" jawab hakim itu santai.

"Apa kau bilang! Aku bisa dengar tahu!" jawab suara itu.

"Tidak ada bos ku" balas hakim itu cengengesan.

"Baiklah, Sebutkan nama kalian" perintah sang hakim.

Semua orang sibuk mengingat nama mereka masing-masing.

"Eh, aku tidak ingat" kata gadis remaja itu.

"Who am I ?" kata pemuda tampan itu memukuli kepala nya sendiri agar mampu mengingat namanya.

"Eh, masa begitu! Jangan di pukuli. Stop!" cegah gadis itu memegang tangan si pemuda tampan. Mata mereka saling menatap lima detik.

"Sorry" katanya melepas tangan dari genggaman si gadis.

Sori lagi. Batin si gadis.

"Akulah yang akan memberikan nama untuk kalian. Dengar kan baik-baik!Kalian adalah Newborn, kalian telah meninggalkan dunia fana. Kini kalian berada di dunia setelah kematian. Kalian tidak bisa mengingat diri kalian, keluarga kalian atau masa lalu kalian. Namun jangan khawatir biodata kalian ada di dalam tembok buku raksasa itu. Hanya saja kalian pasti sulit membacanya. Karena semuanya di tulis dengan bahasa kematian. Jadi semua sangat rahasia. Baiklah siapa yang mau mulai duluan di timbang, silahkan maju kemari" penjelasan hakim itu panjang lebar.

Terdiam, semua orang ragu ragu untuk mempersilakan diri. Lima detik kemudian seorang perempuan berambut panjang hitam dengan gagah berani mengajukan diri.

Semua orang terdiam melihatnya. Perempuan itu di berikan timbangan mini. Setelah menyentuhnya, tulisan mengenai dirinya tertera di tembok buku besar itu. Hanya saja tak ada yang mampu membaca nya termasuk perempuan itu sendiri.

"Grace, namamu grace van devert, silakan ke sisi kiriku" ucap hakim tanpa menatap grace.

Kemudian ia menuju sisi kiri sang hakim. Ia berdiri, tiba-tiba api merah menyala membakar seluruh tubuh grace.

Semua terkesiap, membelalak ketakutan dengan pertunjukan barusan.

"Sudah kubilang kan, kalian semua akan terbakar" ucap hakim kelinci dengan senyum liciknya itu.

Semua orang melangkah mundur perlahan. Tanpa sadar si pemuda tampan sudah berada di baris terdepan.

"oh, kamu pemberani sekali. Baiklah mari kita lihat apa yang akan kau peroleh" ucap kelinci itu menunjuk matanya.

"Me?, are you pointing at ... me?" tanya nya memastikan, ia masih kebingungan. Ia melihat sekitar. Lalu kembali menatap depan.

"Iya kamu. Cepat kemarilah. Pegang timbangannya. Jangan membuang waktuku, dasar bocah!" ucap sang hakim ketus.

"Ou ... Okay" jawabnya ragu ragu. Ia melakukan hal yang sama dengan grace. Menyentuh timbangan lalu data diri nya tertulis pada tembok buku di sana.

"Hmm, luar biasa. Sulit di percaya. Peluang mu bagus sekali. Sangat jarang terjadi" ucap sang hakim geleng geleng.

***

Catatan Janggal,,,

Bahasa yang di gunakan oleh para pengurus Newborn adalah bahasa kematian. Namun mereka mempunyai akses yang mampu membuat Newborns mengerti bahasa mereka.

Sebaliknya, karena dunia setelah kematian di kunjungi dari negara manapun (umum), karena itu sesama Newborn yang beda negara mereka tidak saling mengerti. Contohnya seperti pemuda tampan (Amerika Serikat) dan Gadis remaja (Indonesia). Tentu saja karena mereka tidak punya akses translete.

Oh, iya karena aku berbahasa Indonesia, makanya aku tulis dialog para pengurus pake bahasa Indonesia.

Btw, si pemuda tampan punya peluang apa ya?.... Penasaran? Ikutin terus yah ceritanya 😁

Terimakasih sudah berkunjung :)

Salam hangat,

Si Pemimpi

THE DEATH WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang