tinggalkan jejak ya!
maaf atas typo nya yang bertebaranbagian 1: panggil dia raka jangan aland
kenangan pertama yang terputar saat mendengar nama aland raka basudewa adalah rumah sakit di malang, sebuah rumah sakit di mana raka yang tengah di rawat itu bertemu dengan ku.
bisa saja aku menyebutkan nama rumah sakit besar itu, tapi mari kita simpan saja karena ya, privasi mungkin?
hanya kenangan biasa tapi terasa manis saat mengingat kejadian semuanya,
***
tuk tuk tuk
Gadis itu mengetuk-ngetuk botol kaleng fant* yang masih tersisa setengah botol, matanya tetap tertuju ke depan, beberapa anak-anak tengah berlarian kesana-kemari.Saat hendak menaikkan volume handphone sebuah sapaan hangat mulai menginterupsi, membuatnya menoleh dan menatap heran kearah seorang pemuda yang memakai baju pasien sambil mendorong-dorong tongkat infusnya.
Lantas dengan tergesa gadis itu mencabut kedua earphone yang menyumbat telinganya, lalu menatap si pemuda asing dengan alis yang terangkat satu.
“Ehh ini kursi kosong enggak?” tanya pemuda itu sambil menunjuk kursi yang berada disamping sang gadis, Kala menggeleng sebagai jawaban jika kursi ini ada yang menempati, gila saja duduk dengan orang yang memiliki penyakit, bagaimana jika menular?!
“Tapi kalau gue liat lo enggak sama siapapun,” lanjutnya sambil melipat bibirnya, lumayan lucu sih.
Kala mulai memalingkan muka enggan. “Sama bayangan, ya kalau misalkan lo liat ini kosong berarti ini ada orang gitu? Bego bener,” sarkasnya, pemuda itu mengerjap polos lalu tersenyum lebar menempatkan tongkat besi itu dengan benar dan mengambil ancang-ancang
Ia mulai duduk disampingnya, menjulurkan tangannya dengan cengiran bodoh. “Apa lagi?” tanyanya.
Pemuda itu mem-poutkan bibirnya kembali, “Mau kenalan, emang enggak boleh ya? Lo udah punya cowok?” tanyanya dengan tiba-tiba well bisa dibilang jika laki-laki ini langsung ke inti bagaimana Kala tidak bisa terkejut? Dan yang bahkan jika keduanya—yang notebanenya adalah seoonggok orang asing.
Membalas uluran tangannya. “Kenalin ya! Nama gue Aland Raka Basudewa, panggil Raka aja, jangan Aland itu panggilan pas tinggal di jerman,” ujarnya.
Kala memutar bola mata malas. “Aruna Kala Naladhipa, panggil Kala aja,” ujarnya, pemuda itu tersenyum lalu mengikuti arah pandang si gadis.
Ke arah depan.
“Kalau gue liat, lo bukan pasien rumah sakit. Terus ngapain di sini?” tanyanya, membuat gadis itu mau tak mau menoleh, kembali.
“Kenapa kepo sih?” tanyanya balik dengan nada sewot, pemuda itu justru berjengit kaget—sepertinya pemuda asing ini masih belum tahu makna kalimat ‘privasi’
KAMU SEDANG MEMBACA
pilau harsa | YANGYANG
Fanfiction❛ anak penyakitan harusnya mati agar mengurangi beban keluarga ❜ Aturan pertama adalah jangan menambah beban kedua pundak orang tua, tapi raka iya. mengapa hidup sebagai anak penyakitan sesusah ini? ❝satu minggu tujuh hari, satu minggu seratus enam...