Votenya hehe
aku nyuri vote aja dehBagian 6: 72 hours
Gadis itu mengatupkan bibirnya dengan erat, tidak berani mengatakan satu kata pun. "Kamu pulang sendiri?" tanya sang ayah sambil menyimpan sendok makannya di samping piring.
Sang putri pun mengangguk sebagai jawaban. "Terus Raka ke mana?" tanyanya kembali, Kala mengedikkan bahu dengan tidak peduli, Feri yang tak tahan akan sifat sang anak yang semakin sembrono lantas menyimpan gelas minumnya ke meja dengan hentakkan.
"Kamu ninggalin dia?! Kamu bodoh atau gimana?! Dia bukan anak ayah! Dia anak orang lain! Kalau dia kambuh di sana gimana?!" seru sang ayah, Kala hanya menatap pria 50 tahunan itu dengan getir.
Kemudian tersenyum miris. "Bahkan kalian lebih perhatian dengan pemuda asing itu dari pada Kala? Kala itu putri ayah! Kala lahir dari ambu sama kayak kakak! Ayah tahu apa tentang kita? Ayah enggak tahu apa-apa!" teriaknya.
Gerakan tangannya terhitung sangat cepat, bahkan putrinya sendiri tak dapat melihat ayunan tangannya.
Tubuhnya sedikit terhuyung akibat kontak telapak tangan sang ayah dengan bagian tubuhnya, memegang pipi kiri yang memanas itu dengan erat, bahkan bibirnya pun sedikit terasa perih, pasti sobek. Sang ambu mulai berlari mendekat. "Udah! Udah! Kala masuk ke kamar!"
Kala hanya terkekeh kecil, berlari ke lantai dua dengan terburu-buru, masuk ke dalam kamar dengan pintu yang ia banting. Hanya karena pemuda asing itu ayahnya marah hebat, sudah lama pria tua itu tidak pernah main tangan kepadanya.
Dan hari ini ia main tangan kembali! Hanya karena pemuda asing yang bahkan belum genap satu tahun ia kenal! Omong kosong macam apa yang akan Kala lalui selanjutnya di dalam rumah ini?
Kala mulai meraih jaket denimnya yang tergeletak di bawah kasur, dan mengambil beberapa lembar uang dari tas selempangnya, ia membuka jendela kamarnya dengan perlahan dan melompat untuk turun walau kakinya sedikit terasa pegal dan sakit, memanjat pagar kemudian berjalan di sunyinya malam hari.
Menatap setiap lampu di perumahan dengan datar, mengeratkan pelukan pada dirinya sendiri. Lalu tersenyum dengan lebar tatkala melihat tujuan gadis itu hingga ia harus berjalan cukup jauh sudah di depan mata, memasuki minimarket dan mengambil keranjang di samping pintu masuk.
Setelah mengambil beberapa camilan untuk menemaninya terjaga malam ini, ia berjalan ke kasir seraya menatap sekelilingnya, meraih satu coklat batangan dan memasukkannya ke dalam keranjang juga.
Sembari berjalan untuk pulang, Kala mulai meminum susu kotak rasa full cream yang ia beli dengan cepat, berjalan dan berjalan terus menerus, ia berpikiran untuk mengambil jalan pintas yang biasanya ia ambil walau pencahayaan di jalan tersebut bisa dibilang sedikit kurang di tambah jalan pintas itu jarang dilewati oleh para warga.
KAMU SEDANG MEMBACA
pilau harsa | YANGYANG
Fanfiction❛ anak penyakitan harusnya mati agar mengurangi beban keluarga ❜ Aturan pertama adalah jangan menambah beban kedua pundak orang tua, tapi raka iya. mengapa hidup sebagai anak penyakitan sesusah ini? ❝satu minggu tujuh hari, satu minggu seratus enam...