Bab 1

261 12 5
                                    

{Tanpa sadar}

Jemari Agatha menari di atas layar handphone yang dia pegang, dia membuka galeri dan menggeser satu demi satu foto pada handphone ini. Hingga matanya tertuju pada satu foto, beberapa detik dia terdiam dalam lamunan.

Seulas senyum membangkitkan lesung di kedua pipi Agatha, memang tidak bisa dipungkiri. Walau Gibran dikenal dingin dan pemarah, namun ketampanannya menyentuh titik kesempurnaan dan fakta itu tidak bisa di dustakan.

 Walau Gibran dikenal dingin dan pemarah, namun ketampanannya menyentuh titik kesempurnaan dan fakta itu tidak bisa di dustakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reynandho Gibran

Agatha menyeruput secangkir kopi hangat di tangannya, walau matanya masih belum beralih dari foto tampan Gibran.

Setelah puas melihat-lihat foto Gibran dan teman-temannya, Agatha kembali bermain-main dengan handphone di tangannya. Dia membuka sebuah aplikasi notes yang terlihat rahasia, ternyata seorang Gibran memiliki privasi semacam ini di handphonenya.

Kenapa kalian semua gak pernah ada buat gue?
Mana keluarga yang katanya sedarah dengan gue?
Mana rumah yang katanya syurga?

Gue akan menciptakan keluarga gue sendiri dari Warlockls, mereka yang ada saat gue butuh, mereka yang menemani saat gue rapuh.

Raynandho Gibran

Mata Agatha mulai berkaca-kaca, dia memang selalu selemah ini. Kini, Agatha mengerti kenapa Gibran selalu bersikap semaunya. Dia rapuh, Gibran hanya belum bisa menerima skenario tuhan.

Jauh dari itu, Gibran terlihat berani. Dia terlahir kuat untuk menghadapi masalah dalam keluargannya. Karna itu, Agatha sadar apa yang dia dan teman-temannya lihat dari diri Gibran bukanlah sebuah realita sungguhan.

Gibran yang selama ini terkenal pelanggar, bikin onar dan semua komentar miring tentangnya hanya sebuah strategi agar tidak ada siapa pun yang melihat kerapuhannya.

Dia berusaha terlihat tegar selama ini, terus berdrama tanpa membagi cerita pilunya. Agatha akan berusaha menemukan sisi baik itu kembali, Gibran periang dan taat peraturan.

Gibran telah terlalu lama hidup dalam kebohongan yang fana, ini saatnya untuk Agatha mengubah dan membuat Gibran lega setelah menceritakan semua faktanya.

Sebuah dering terdengar dari handphone logo apel ini, tertera jelas nama Adrian. Sebuah panggilan dari salah satu sahabat warlocks Gibran, dia ingin menerima panggilan itu tapi takut.

Setelah berpikir dua kali Agatha menerima panggilan dari Adrian, mau bagaimana pun ini hanya sebuah kejadian tidak terduga yang tentu bukan salah siapa-siapa.

Dear GibranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang