Part 3

3 2 0
                                    

"Kota ini masih terlihat indah,aku jadi bangga dengan para pembersih jalanan yang setiap hari membersihkan kota ini." Kata Ade.Lalu Ade bertemu dengan Gilang dan anak buahnya."Wah,wah! Lihat siapa yang ada didepan kita!" Kata Gilang."Aku mohon,aku tidak mau berkelahi lagi denganmu.Sungguh!" Kata Ade dengan takut."Sudah! Jangan banyak bicara! Siap atau tidak,kamu harus dihabisi sekarang juga!" Kata Gilang."Sikat aja,bos!" Kata Tarra dan Billy."Tolong,jangan menghajarku lagi! Aku mohon!" Kata Ade sambil memohon."Pengecut!!!" Teriak Gilang sambil memukul Ade."Hahaha! Bagus,bos!" Kata Tarra dan Billy."Tentu saja! Sekarang saatnya mengakhiri hidupmu,nak!" Kata Gilang sambil menggenggam tangannya."Ampun! Jangan...sakiti aku...lagi!" Kata Ade sambil menahan sakit.Saat Gilang hendak memukul Ade,tiba-tiba tangannya ditahan oleh Rina,kakaknya Lina."Hentikan!" Kata Rina."Hahaha! Lihat,seorang perempuan mencoba untuk menghentikan saya! Hahaha!" Kata Gilang."Hahaha! Mana mungkin perempuan bisa menghentikan laki-laki! Mereka hanya manusia lemah!" Kata Tarra dan Billy."Oh,lemah ya?" Kata Rina.Dengan cepat,Rina memukul mereka hingga babak belur."Ampun! Jangan pukul kami lagi." Kata mereka sambil menahan sakit."Sekarang kalian pergi dari sini! Jangan ganggu orang lain,mengerti!?" Kata Rina dengan nada yang menyeramkan."Sial! Ini perempuan seram sekali!" Kata Gilang dalam hati.Lalu mereka pergi meninggalkan Ade dan Rina."Kamu tidak apa-apa,anak muda?" Kata Rina."Aku tidak apa-apa." Kata Ade sambil menahan sakit."Lho? Kamu Ade kan?" Kata Rina."Ya,dan kamu pasti Rina kan?" Kata Ade."Ya,ternyata kamu masih ingat denganku." Kata Rina."Tentu saja,aku tidak mungkin melupakan orang yang telah melindungiku saat kecil dulu." Kata Ade."Oh iya,kamu sedang apa di kota ini?" Kata Rina."Aku sedang jalan-jalan,tiba-tiba mereka menyerangku hingga babak belur.Untungnya kamu datang,jadi aku tidak akan dihajar lagi olehnya." Kata Ade."Ya sudah,aku antar kamu pulang ya." Kata Rina."Baiklah,terimakasih." Kata Ade.Setelah itu,Rina mengantar Ade ke penginapannya."Oh iya,aku pulang dulu.Adikku sudah menunggu di rumah." Kata Rina."Ya,sampai jumpa." Kata Ade.Rina pun pulang kerumahnya.Keesokan harinya,Ade bangun dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah."Baiklah,buku sudah,alat tulis sudah,jadi saatnya berangkat." Kata Ade.Kemudian Ade berangkat sekolah.Beberapa saat kemudian,Ade sampai di sekolah."Selamat pagi,kelas!" Kata Ade.Seketika semua teman kelasnya menatapnya."Aaaa!!! Itu dia si tampan!!!" Teriak salah satu teman kelasnya.Mereka pun mendekati Ade."Hai,Ade!" Kata mereka."Hehehe,hai.Maaf ya,aku mau meletakkan tasku dulu." Kata Ade."Sini,biar aku yang meletakkan tasmu." Kata salah satu teman kelasnya."Tidak usah,biar aku saja." Kata teman kelasnya yang lain."Sudah,kalian jangan bertengkar.Biar aku saja." Kata Ade sambil meletakkan tasnya."Oh,Ade! Kehadiranmu membuat hidup kami jadi lebih baik!" Kata mereka."Hehehe,benarkah?" Kata Ade sambil mengusap rambutnya."Aaaa!!!Keren sekali!!!" Teriak mereka."Terimakasih." Kata Ade.Beberapa saat kemudian,Lina datang."Hai,Lina!" Kata mereka."Hai,kalian sedang apa?" Kata Lina."Kami sedang melihat Ade yang keren itu!" Kata mereka."Oh,Ade? Ya,dia memang keren! Aku juga suka dengannya!" Kata Lina."Kita semua juga suka dengannya!" Kata mereka.Tiba-tiba Gilang datang ke kelas XII 1."Itu Gilang si preman!!!" Teriak Nia,wakil ketua kelas."Lari!!!" Teriak salah satu teman kelasnya.Mereka pun lari dari kelas,kecuali Ade dan Lina.Lalu Gilang menarik baju Ade,dan memukulnya tanpa pikir panjang."Ade!!!" Teriak Lina."Hahaha! Sekarang bagaimana hah,anak sok jago!? Hahaha!" Kata Gilang."Sialan kamu,Gilang!!!" Teriak Lina sambil memukul Gilang dengan sapu."Aduh,sakit! Tapi bohong,haa!" Kata Gilang."Dasar kamu,beraninya kamu memukul Ade!" Kata Lina."Ngapain kamu pedulikan anak haram ini hah!? Hei,aku ini anak yang baik,ramah,dan aku cinta denganmu!" Kata Gilang."Tapi aku gak cinta denganmu!" Kata Lina."Lina,aku ini tulus mencintaimu! Aku tidak bisa hidup tanpa kamu!" Kata Gilang."Iki tidik bisi hidip tinpi kimi...Halah,itu semua bohong! Aku tidak percaya,karena mantan pacarmu pernah bilang padaku kalau kamu yang sudah menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang tidak penting!" Kata Lina."Dia bohong,Lina! Mana mungkin laki-laki sebaik diriku mau menghabiskan uang yang bukan milikku!?" Kata Gilang."Sudah,sekarang kamu pergi dari kelas ini!" Kata Lina."Tidak akan,kecuali kalau kamu mau jadi pacarku!" Kata Gilang."Kamu ini maksa banget sih! Aku bilang tidak mau,ya tidak mau!" Kata Lina."Ok! Kalau begitu,nampaknya tidak ada pilihan lain!" Kata Gilang.Tiba-tiba Gilang menahan Lina,dan membawanya pergi."Ade,tolong!" Kata Lina."Lina!!!" Teriak Ade sambil menahan sakit.Ade pun berusaha berdiri,dan mengejar Gilang.Lalu Gilang masuk kedalam gudang sekolah,dan Gilang menutup pintu."Sial! Ditutup!" Kata Ade sambil berusaha membuka pintu."Hahaha! Sekarang tidak ada yang bisa menyelamatkanmu,selain aku! Tapi syaratnya,kamu harus menjadi pacarku! Kalau tidak,maka katakan hai pada tuan pisau!" Kata Gilang sambil mengeluarkan pisau kecil."Apa yang kamu lakukan!?" Kata Lina."Kamu pilih hidup bahagia denganku,atau hidup sengsara di neraka sana!" Kata Gilang."Tolong!!!" Teriak Lina.

ADE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang