Prolog

2.2K 158 12
                                    

Note : tulisan cetak miring berarti flashback ya :)
.

.

.

"Kau hanya jalang menjijikkan! Berhenti mengangguku. Dasar sampah!"

Tak ada suara.

Hening,

Deru nafas yang terdengar lirih sebagai pertanda rasa sesak yang membalut dadanya saat ini. Seperti ada berton-ton pasir yang sengaja di tumpahkan pada tubuh mungilnya.

Sepenggal kalimat menyayat hati masih terngiang jelas. Bahkan ini sudah bertahun-tahun lamanya. Sepasang obsidian coklat itu menatap lekat pada luar jendela. Maniknya terlihat basah seperti akan menumpahkan lelehan bening dari tempatnya.

Dadanya ia pegang dengan kencang lalu menepuknya sedikit dengan tujuan menghilangkan rasa sakit dan sesak yang terus datang bersamaan.

Bayangan suram bertahun-tahun lalu terlintas dengan sangat jelas. Perlakuan kejam nan menyakitkan masih terasa walaupun bekasnya sudah perlahan memudar.

Dia dibuang, dicampakkan diperlakukan seperti binatang oleh seseorang. Seseorang yang sayangnya sangat ia cintai. Merampas segala kebahagiaan yang ia miliki. Hingga senyum manis yang dulu terlihat hangat berubah menjadi senyum tipis sarat rasa kebencian.

"Berhentilah melamun seperti itu byun baekhyun. Kau membuat bunga-bunga dibawah sana ikut layu dengan wajah sendu mu itu"

Namja mungil itu mengalihkan pandangannya pada sosok hangat penuh kasih sayang yang berdiri bersedekap dada di depan pintu.

Bibirnya ia rangkai dengan indah, membentuk senyum semanis gula yang selalu ia perlihatkan pada orang-orang terkasihnya. Senyum yang mampu menyembunyikan luka yang disayat dengan sempurna yang membekas hingga sekarang.

Namja jangkung itu berjalan mendekati baekhyun yang masih terduduk di dekat jendela. Dia ikut duduk lalu mengelus surai lembut namja mungil itu dan membawa nya kedalam pelukannya. Mencoba menenangkan pikiran kalut dan perasaan campur aduk seorang byun baekhyun. Mencoba menghilangkan rasa sakit yang masih menderanya saat ini.

"Kau harus melupakannya dengan baik bee"

Sang empu hanya mengangguk pelan. Entahlah dia masih ragu bisa melupakan kenangan buruk itu dengan baik. Sedangkan bayangannya masih terngiang jelas.

"Hyung akan ke markas. Kau ikut?"

Sang empu kembali mengangguk sebagai jawaban. Namja jangkung itu berdiri.

"Hyung akan membawa jakson dan jesper ikut"

Baekhyun menengadahkan kepalanya. Wajah datarnya kembali terlihat.

"Berhentilah membawa anak-anakku ke markas Oh sehun. Aku tak ingin anak-anakku menjadi ikutan kejam sepertimu"

Sehun terkekeh geli. Sepertinya sangat menyenangkan untuknya menggoda namja cantik ini.

"Itu akan lebih bagus baekhyun. Anak-anakmu bisa membantumu membalaskan dendam pada seseorang yang kau benci itu"

Baekhyun terdiam. Perasaan marah dan benci kembali menyeruak didadanya ketika sehun mengucapkan kalimat penuh penekanan itu.

Lama ia terdiam. Hingga ia tak sadar jika namja jangkung bermarga Oh itu sudah keluar dari kamarnya.

Pikirannya kembali menerawang. Bertahun-tahun lalu...........

"Kau hanya dijadikan jalang olehnya, jadi jangan mengaku-ngaku jika diperutmu itu adalah anaknya"

Namja mungil itu menatap sendu pada wanita 8 tahun lebih tua darinya itu. Pancaran kekecewaan tergambar jelas dimatanya.

The Dark (revenge worsens)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang