11. Jadian?

325 15 0
                                    

Yang kamu lihat sekarang adalah tipuan daya semata untuk menghipnotis dirimu didalam kehidupanmu.

Angga Leo Brawijaya

Panasnya terik matahari yang membuat badan menjadi gerah tak membuat siswa siswi SMA Taruna Bangsa beranjak pergi dari tempat jajan alias kantin.

Dipojok kantin dengan perwarnaan dinding coklat dan sebuah poster bertulisan Marvel diisi oleh seluruh anak geng Marvel mulai dari kelas 10, sampai kelas 12. Tak ada anak perempuan pun atau laki laki yang berani menempati tempat geng Marvel, kecuali akhir akhir ini seorang Angga yang sering mengajak Alana dan teman temannya untuk bergabung bersama.

"Ngga, gengster nya Alana tuh." Ucap Ganda menunjuk gerombolan anak perempuan, alias gengster dari Alana.

"Yes, eh tunggu Alana mana woy, biasanya juga dia paling depan sama Sindy." Kata Ardi.

"Wahh, gawat!" Ucap Riyan berdiri menggebrak meja kantin.

"Gawat apaansi goblog!" Sahut Ganda.

"Nggak usah alay deh Yan." Sahut Ardi.

"Tau tuh anak markonah." Kata Angga.

"Alana culik Ngga, Alana culik!" Ucap Riyan menatapkan matanya kepada Angga.

Angga tidak mengerti apa yang dibicarakan Riyan dirinya hanya menaikan alisnya satu. "Apa?"

"Stop, gue panggil ambulan RSJ dulu." Ucap Ganda mengambil sebuah ponsel miliknya.

Riyan tak mengerti dengan ucapan ganda. "RSJ?"

"Rumah sakit Jiwa." Ucap Ganda.

"Lo ngapain nelpon ambulan RSJ goblog!" Kata Riyan.

"Gue minta tolong untuk bawa lo."

Lantas ke empat temennya tertawa mendengar ucapan Ganda. Kalau Ganda dan Riyan dicampur jangan tanya mereka akan bercanda sampe lewat batas normal.

"Nggak waras lo." Ucap Riyan kembali duduk dan menatap tajam mata Ganda.

"Lo yang nggak waras, maen bilang Alana diculik."

"Dasar anak markonah." Ucapnya.

"Ngga, ko lo diem mulu sih, Riyan bilang Alana diculik." Sahut Ardi membela Ganda. Ya mereka menang best friend dari kelas 10.

"Nggak usah dengerin, lo kaya gak tahu aja gimana sifat dia." Ucapnya.

"Parah lo Ngga, lo lebih bela dia."

"Nggak usah drama." Sahut Leo.

"Suara hati Riyan." Kata Ganda.

"SIN, SINDY!"

Mendengar namanya disebut, Sindy langsung menemukan siapa orang yang menyebut namanya, dia adalah Ardi.

Sindy berjalan ke arahnya di ikuti dengan ketiga temannya.

"Apa?" Tanya Sindy.

ANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang