12. Titik Awal

341 16 1
                                    

Haii, semuanya. Sebelumnya aku boleh minta tolong nggak sama kalian? Cuman mau tau kalian itu kalau lagi baca cerita ini apa yang kalian rasakan? Coba koment ya..

Karena dengan kalian koment sangat membantu aku banget. Ayoo koment, jangan lupa vote yaa. Makasih❤️

SIAP MENGISI SETIAP PARAGRAF DENGAN KOMEN?

Salam sayang untuk kalian semua❤️❤️

Bersamaku, kau bisa menunjukan kelemahanmu

Angga Leo Brawijaya

Kini Angga tengah menuju menuju ke sekolah. Rasanya hari ini begitu menyenangkan setelah dirinya berhasil menjadikan gadis itu miliknya.

Dengan setelan seragam olahraga, dan balutan jacket berwarna hitam bertuliskan MARVEL yang melekat pada tubuhnya, membuat lekuk tubuhnya begitu menggiurkan bagi para kaum hawa yang melihatnya.

Setelah menyusuri jalanan kota dipagi hari, akhirnya ia sampai di sekolah. Ia memasuki kawasan sekolah dengan motornya.

Ia berjalan menuju kelasnya, nampak semua murid yang berpakaian olahraga sedang membicarakan dirinya. Berbagai sindiran telah ia dengar, namun ia anggap sebagai angin lalu saja selagi orang itu tidak melakukan hal apapun yang melewatkan batas. Dan kini saatnya ia melihat kelas XII IPS 1 yaitu kelas kekasihnya. Angga sudah melihat sosok Alana yang tengah mengobrol dengan temannya.

Tanpa ragu dirinya memasuki kelas Alana dengan gaya cool nya, kedua tangannya ia selipkan dikedua saku clana panjang nya, dan menghampiri gadisnya.

"Hei." Ucap Angga.

"Eh, ko masuk sini." Tanyanya.

"Emang nggak boleh?"

"Boleh, tapi kan kelas kamu bukan disini."

"Cuman mau lih__." Kalimat nya terhenti saat Vika memotong pembicaraan nya.

"Kalian berdua sudah jadian?" Angga dan Alana mengangguk, dengan lengkungan senyuman dibibirnya.

"Wauu, bener kan apa kata gue Ngga, Alana nggak bakal nolak lo."

"Tunggu, jadi ini semua rencana kalian?" Tanya Alana.

"Nggak kok, sebenarnya kita cuman ngasih saran ke Angga untuk beri lo kepastian. Eh tau nya beneran." Ucap Sabrina.

"Jahat ya kalian." Ucapnya.

"Tapi lo seneng kan." Sahut Gina.

"Ya nggak gitu juga, ini kan namanya lo maksa Angga buat nembak gue." Dengus Alana.

"Mereka nggak pernah maksa aku." Ucap Angga.

"Lo denger sendiri kan." Ucap Sindy.

"Iya." Jawabnya sinis.

"Aku laper, kantin yuk." Ucap Angga menggandeng tangan gadisnya.

"Belum makan?" Angga menggeleng.

"Kenapa?"

"Nggak sempet."

"Kebiasaan, gue duluan ya." Ucap Alana.

"Gue rasa, sejak Alana kenal sama Angga, dia nggak sejutek yang dulu." Ucap Gina.

"Bener, gue rasa juga gitu." Jawab Sindy.

"Baguslah, Angga datang di waktu yang tepat." Ucap Gina.

ANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang