14. Perlawanan & Origami Burung

243 13 1
                                    

Hai semuanya, Happy Reading buat kamu yang baca cerita ini ya❤️
ANGGA KEMBALI LAGI BERSAMA KALIAN❤️

SIAP MENGISI SETIAP PARAGRAF DENGAN KOMENT?

***
"Seperti kertas origami.
Aku ingin..
Hubungan kita seperti kertas origami ini. Walaupun ia akan hancur ketika diberi setetes air. Namun asal kamu tahu, ia sebenarnya kuat jika kita rawat." -Angga Leo Brawijaya.

14. PERLAWANAN & ORIGAMI BURUNG

Ku menangis... membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku.. kau duakan cinta ini.. kau pergi bersamanya..

Suara itu berasal dari ponsel milik Riyan, bukan serial drama korea yang ia tonton, melainkan suara hati istri.

"Kalau lo punya suami kek dia tinggal cerai aja dodol," ujar Riyan sewot alias terlanjur kebawa perasaan saat menonton tayangan itu.

"Sakit kan hati lo!"

Sementara ke empat temannya disamping hanya menggeleng, merasa aneh dengan anak yang satu ini.

"Kalau lo mau protes yan, lo bilang ke sutradaranya," ujar Ganda dengan nada malas.

"Mana sempet gue bilang, kenal aja kagak," jawab Riyan tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.

"Terus lo mau ngomong sendiri nggak jelas kaya gitu terus Yan?" tanya Ardi.

"Iya lah, gue sewot sama nih cewek. Tinggal cerai aja apa susahnya," celetuk Riyan kembali.

Leo yang mendengarnya merasa terusik, ia beranjak berdiri mengambil sebotol air mineral dan memberikannya pada Riyan.

"Minum."
"Bisa sakit tenggorokan lo."

Riyan yang melihat Leo menyodorkan sebuah botol minuman langsung mengambilnya dengan gercep.
Alih alih meminumnya, ia malah menatap Leo serius. "Wah, Leo dah pandai cakep ya? Bagus," ujarnya sembari bertepuk tangan dan mengikuti gaya bicara cikgu Jasmin.

"Gan, ko ada uncle mutu sih?" tanya Ardi iseng.

"Nenek moyang kau uncle mutu! Itu cikgu besar bego," ujar Ganda.

"Cikgu Jasmin anjjr itu mah," kata Ardi.

"Udah tau, malah nanya," ucap Ganda pada Riyan.

"Yaelah, basa basi kali Gan."

"Uncle mutu? Oh, yang ngomong kaya kecepatan cahaya?" Tanya Riyan.

"Buset, kecepatan cahaya. Gila lo yan," kata Ganda.

"Yang orangnya gendut, pake sarung sama kaos dalam aja kan?" ujar Riyan.

"Nggak usah diperjelasan dodol," ucap Ardi.

"Mau makan apa? Teh tarik ada, mie goreng ada, roti bakar ada, ayam goreng ada, nasi goreng ada, air gosong pun ada," ujar Ganda dengan tempo cepat mengikuti gaya bicara uncle mutu.

"Air kosong goblog, bukan air gosong," kata Riyan.

"Ayhoyho, uncle lupa mah," ucap Ganda.

Mereka pun tertawa terbahak terbahak dengan gayanya masing masing. Seperti itulah pertemanan mereka. Terkadang aneh, jahil, suka ghibah tapi mereka selalu mendengarnya lewat telinga kanan keluar telinga kiri, tanpa memberi aset masuk sedikit pun perkataan mereka ke hatinya.

ANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang