16. Angga Untuk Alana

178 13 0
                                    

Hai semuanya, Happy Reading buat kalian yang baca cerita ini ya❤️
ANGGA KEMBALI LAGI BERSAMA KALIAN❤️❤️

SIAP MENGISI SETIAP PARAGRAF DENGAN KOMENT?

***

Hari demi hari telah Angga lalui bersama dengan kekasihnya, sejak kedatangannya hidup Angga menjadi penuh warna, mungkin warnanya sama indahhnya dengan warna pelangi. Mengapa? Karena yang mengisi hari-harinya itu bidadari.

Ya, bidadari. Bidadari yang hanya dimiliki oleh Angga seorang. Tak mau berbagai dengan siapapun.

Jauh dari gosip yang miring, membuat keduanya semakin melekat satu sama lain. Tapi, mereka tidak tahu jika ada yang mengawasi gerak-gerik mereka setiap harinya.

Dia itu perempuan yang begitu terobsesasi akan kegilaanya kepada Angga sejak ia duduk dibangku kelas sepuluh. Hari-hari nya dipenuhi dengan emosi setiap dirinya bertemu dengan Alana. Berbagai cara telah ia pikirkan dengan matang untuk menghancurkan hidup cewek itu.
Menyiksanya, menghancurkannya adalah tujuan dari Deva untuk sekarang ini.

Berbagai foto telah terpajang diberbagai mading dan dinding kelas.
Semua siswa berkerumunan untuk melihat siapa sosok lelaki tua yang ada difoto itu.

Alana berjalan bersama temannya menyusuri koridor kelas. Banyak siswa yang memandangnya dengan tatapan sinis. Berbagai omongan terlontar begitu saja dan terdengar jelas ditelinga cewek itu.

Melihat berbagai siswa bergerombolan, membuat Alana semakin penasaran. Ia berjalan dengan cepat menuju mading yang tengah ramai diisi oleh semua siswa.
Cewek itu berjalan maju dan menyingkirkan semua siswa yang ada. Matanya membulat sempurna ketika melihat berbagai foto saat Ayahnya berjalan dengan perempuan lain. Tak hanya itu, terdapat juga tulisan yang membuat dada cewek itu semakin sesak.

Tak banyak bicara, dengan cepat teman-teman Alana mengambil paksa foto-foto itu dan menyobeknya, membuangnya ke tempat sampah.

"SIAPA YANG BERANI BUAT GINIAN?" bentak Sindy melototokan matanya.

"Dia sendiri kali yang pasang, hahaha," ujar salah satu siswa dengan tatapan sinis.

"Lo bego atau gimana si? Nggak mungkin lah dia buka aib keluarganya sendiri!"

"Gue bilang bubar semuanya! Bubar!" terika Vika begitu keras.

"Huhuuuhuuuuhuu."

Sorakan dari semua siswa terdengar begitu keras dikoridor kelas saat ini, membuat Alana yang mendengarnya semakin merasa sakit didadanya.
Tanpa berfikir panjang, Gina memberi pelukan pada cewek itu. Membiarkannya nangis sepuasnya.

"Siapa sih yang buat ginian? Gila kali tuh anak. Berani-beraninya buka privasi keluarga Alana," omel Sindy begitu suasana menjadi sepi.

"Gak ada orang lain selain Deva," ucap Vika tajam.

"Gangguan jiwa kali tuh anak," ucap Sindy.

Dari arah samping, muncul Deva berjalan kearah Alana dengan geng nya. Dari tatapan dan senyum sinisnya mereka merasa puas dengan apa yang mereka lakukan. Dengan ini semua murid tahu jika Ayah Alana tukang selingkuh.

"Ups, kalau gue sudah malu kali punya Ayah yang tukang selingkuh. Apalagi lebih mementingkan selingkuhannya dari pada anaknya sendiri," ujar Deva sembari memainkan jari-jari tangannya.

"Oh jadi ini biang keroknya. Lo tau ga sih, yang lo lakuin ini salah. Nggak sepantasnya lo buka privasi orang didepan umum kaya gini!" ucap Sindy pada Deva.

"Lo bilang salah karna lo juga malu kan, kalau punya sahabat yang bokapnya tukang selingkuh," ucap Deva pada Sindy.

"Gue nggak pernah malu punya teman kaya Alana. Dia itu anak baik, bukan kaya lo yang lahir dari keluarga busuk dan sekarang lo jadi lebih busuk," ucapnya sambil menunjuk ke Deva.

ANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang