Prolog

165 10 0
                                    

[Sky's POV]
"Kapan kalian memberitahunya?"
"Ketika semuanya kembali seperti seharusnya"
"Sayangi ia seperti anak sendiri"
"Kami pasti melakukannya"
"We have to go"

***

I really wanna stop, but I just got the taste for it
I feel like I could fly with the boy on the moon
So honey, hold my hand, you like making me wait for it
I feel like I could die walking up to the room, oh yeah ~

Lagu I Really Like You dari Carly Rae Jepsen menjadi alarm yang membangunkanku dari tidur. Aku menggembuskan napasku, kesal kenapa aku masih sering bermimpi tentang percakapan itu.

Sayangi ia seperti anak sendiri. Apa maksudnya? Percakapan itu sering muncul dalam mimpiku sejak aku kecil. Aku bahkan tidak dapat melihat wajah orang-orang itu.

Aku mengarahkan pandanganku ke jam dinding yang menunjukkan pukul 5 pagi. Masih memberikan waktu untuk bersiap-siap sebelum berangkat ke sekolah.

Oh ya, perkenalkan namaku Sky Alexander Moonhood. Orang biasanya memanggilku Sky. Umurku 15 tahun, tapi 24 Desember nanti aku akan genap 16 tahun. Aku tinggal di Indonesia dan bersekolah di salah satu SMA swasta yang ada di Indonesia. Aku memiliki kembaran bernama Alexya Ann Moonhood, biasa dipanggil saja Alexa atau Ann. Ibuku bernama Anna Moonhood, sedangkan ayahku bernama Cale Moonhood. Keluargaku bisa dibilang cukup kaya disini, oh lupakan saja yang terakhir ini.

Cukup sampai disini saja perkenalannya. Aku harus mandi dan bersiap-siap ke sekolah. See ya

***

After school
Bel sekolah menandakan berakhirnya kegiatan belajar mengajar hari ini. Aku langsung mengemaskan barang-barangku setelah berdoa bersama.

Oh ya, aku bahkan melupakan rapat osis untuk acara ultah sekolah 2 bulan dari sekarang. Aku mencari Ann di koridor sekolah. Tak butuh waktu lama untuk mencarinya karena aku sangat mengenal postur tubuhnya.

"Ann!" panggilku ketika melihat kembaranku tak jauh dari kelasnya. Aku dan Ann memang beda kelaa, tapi kami berdua sama-sama kelas 10.

"Hai Sky" sapa Ann.

"Aku lupa memberitahu mu kalau hari ini aku ada rapat osis. Aku akan pulang terlambat. Apakah kau bilang ke papa?"

"Okay, akan kusampaikan ke papa. Apakah kau mau dijemput?"

"Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri"

"Kalau begitu aku pulang dulu. Bye" lambai Ann kepadaku. Aku balas melambai nya dan langsung menuju ruang osis.

***

Rapat kali ini selesai hampir pukul 5 sore. Tidak terlalu lama seperti biasanya karena kami sudah memulai membahasnya dari akhir bulan lalu. Aku merasakan tenggorokanku kering, jadi aku memutuskan untuk membeli minuman di mini market dekat sekolah.

Perasaanku tidak terlalu enak selama perjalanan menuju mini market. Aku merasakan kalau ada yang mengikutiku. Aku tidak yakin jumlahnya. Aku tidak menoleh ke belakang supaya siapa pun itu tidak curiga.

Sesampainya di mini market, aku langsung mengambil minuman dingin dan sengaja jalan mengintari tempat itu.

Aku memperhatikan kalau hanya ada satu orang yang mengikutiku. Aku menghela napas lega. Jika hanya satu orang aku dapat mengatasinya. Aku tidak tau siapa karna dia menggunakan masker dan topi untuk menutupi identitasnya.

Aku pun berjalan ke kasir untuk membayar minuman ku. Begitu pun yang dilakukan orang yang mengikutiku.

Setelah selesai membayar, aku langsung mengambil ancang-ancang untuk berlari dari orang yang mengikutiku.

Tapi, sialnya orang itu menahan lenganku. Dia memperhatikan ku dari atas sampai bawah.

"Sky Alexander Moonhood?" tanya orang itu. Aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya.

"Aku harus berbicara denganmu" katanya lagi

"Apa aku mengenal mu?" Tanyaku dengan ketus. Memang kebiasaanku berbicara dengan ketus pada orang-orang asing.

"Akan kujelaskan semuanya nanti. Tapi tidak disini"

"Bagaimana aku bisa mempercayai orang asing yang baru kutemui? Kau bisa saja memiliki niatan jahat"

Dia terdiam dan tampak memikirkan sesuatu. Setelah berpikir, dia menarikku keluar dari mini market dan memastikan kalau tidak ada orang yang memperhatikan kami berdua.

Perlahan ia mengambil sesuatu dari balik pakaiannya. Dapat ku lihat dia mengeluarkan sebuah lencana. Aku sangat terkejut saat melihat itu.

"Kau harus ikut denganku. Jika tidak nyawamu yang menjadi taruhannya" katanya dengan tegas.

Aku mengganguk "aku akan memberi tahu orang tuaku dulu" kataku mulai mengambil hp.

Dia mengambil hp ku dan mematikannya. "Orang tua mu sudah kami beri tahu. Jangan hidupkan hp mu kalau tidak mau ada yang melacakmu" katanya sambil mengembalikan hp ku.

Dia menarik tanganku menuju sekolah dan masuk ke sebuah mobil hitam yang sepertinya miliknya. Mobil itu melaju membawa kami berdua pergi dari area sekolah.

Secret From The Past (Under Revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang