3| Tahu Gejrot

48 9 0
                                    

"Yah buk...masa Dinas nya jauh banget.." keluh Keenan setelah ibunya menceritakan jika ia akan pergi dinas di luar kota.

"Ya mau bagaimana lagi, toh cuma dua minggu," ucap Susi membereskan perlengkapannya ke koper.

"Terus makannya gimana? aku gak bisa masak," kata Keenan.

"Minta tolong sama Tika lah. Kamu kan punya temen cewe," ucap Susi tak menghiraukan Keenan.

"Kamu itu udah gede, abis ini kamu kuliah, kalau keterimanya di deket sini sih gapapa, kalau luar kota? siap siap jadi chef Arnold," kata Susi mengangkat koper dan menuju lantai bawah karena sudah dijemput oleh rekan kerjanya.

"Uangnya di hemat hemat loh,Ibu pergi dulu, jaga rumah, jangan sampai gak bersih. Kalau ibu pulang rumahnya kayak kapal pecah, nama kamu ilang dari KK," ancam Susi bersaliman dengan Keenan kemudian pergi dari rumah.

"Hai Kizzi," sapa Tika yang sudah mematung di depan rumahnya.

"Apa?" tanya Keenan kesal.

"He....aku mau nagih utang bakso," ucap Tika duduk di teras Rumah Keenan.

"Hish, gue ditinggal nyokap dua minggu dan dikasih delapan ratus ribu buat dihemat hemat, malah lo nagih utang bakso sekarang," keluh Keenan menjajari duduknya.

"Kamu gamau kabur kan dari utangmu?" tanya Tika curiga.

"Anjir! lo kira gue apaan?!" bentak Keenan.

"Yaudah. Eh, di depan gang ada tukang tahu gejrot keliling. Kesana yuk!" ajak Tika.

"Gak, gue harus hemat," tolak Keenan.

"Aku yang bayar," tambah Tika membuat mata Keenan berbinar.

"Kesambet apaan tu cewek?! sampai mau traktir gue! padahal gue yang punya utang-" batin Keenan keheranan.

"Bodoamat, rejeki gak bisa ditolak."

"Lets go!" Keenan memakai sendalnya dan berjalan mendahului Tika.

"Tapi ada syaratnya," ucap Tika.

"Apa?"

"Liat nanti," jawab Tika.

Mereka berjalan bersama menyusuri komplek perumahan. Sesekali Tika terhenti untuk melihat banyak bunga bunga yang menaburi pinggir jalan.

"Abang!!" teriak Tika lari menuju gerobak merah yang sedang mangkal di ujung taman komplek.

"Iya neng?" tanya abang itu.

"Tahu Gejrot dua," pesan Tika.

"Cabenya berapa?"

"Gue dua dah," ucap Keenan.

"Eh sebentar, aku lupa beritahu syaratnya. Syaratnya kita pesen enambelas cabai. Yang bisa abisin duluan dia menang yang gak bisa abisin dia kalah, yang menang yang bayar, Gimana? " ucap Tika memotong ucapan Keenan.

"Enam belas?! perut lo baja?! tiga cabe aja lo udah gelagapan apalagi enam belas!" ejek Keenan.

"Maka dari itu, aku pengen nantang kamu yang suka pedas dari dulu," ucap tika.

"BANG! TAHU GEJROT DUA! SATU CABENYA ENAM BELAS SATUNYA SERAH ABANG!" ucap Keenan dengan angkuhnya.

"Woww!! Kamu hebat!!" puji Tika bertepuk tangan.

"Ck, gausah sok merendah lo!" ledek Keenan tertawa sumbang.

"Baik, aku mau beli minum dulu," Tika menyebrang jalan ke warung kecil dan membeli dua botol susu.

Mereka duduk di bangku taman sambil menunggu pesanan. Keenan berceloteh tentang kehebatannya memakan makanan pedas, sedangkan Tika hanya memuji dan memberikan tepukan tangan karena kehebatan sahabatnya.

"Nih, makan tuh ampe mulut kalian monyong," tukang tahu gejrot memberikan dua bungkus tahu yang dipesan mereka.

"Gue yang bakal menang! bakal gue ejek lo sampai ke dna!" batin Keenan.

Mereka menyantap Tahu gejrotnya. Keenan memakan begitu lahap tanpa tarikan nafas, sedangkan Tika memakan begitu lambat karena ia tak begitu menyukai makanan pedas. Dalam hitungan menit Keenan pun berhasil menghabiskan seluruh tahunya. Ia kemudian meminum susu yang sudah dibeli tika sampai botolnya kosong. Sedangkan Tika, masih terengah engah memakannya.

"Lo kalah!!" ejek Keenan tertawa sumbang kembali. Tika tak melanjutkan memakan tahunya dan memilih memasukkan ke plastik.

"Kamu hebat Kizzi! baru kali ini aku kalah sama kamu!" puji Tika.

"Ha? maksudnya gue gak pernah menang sebelumnya?" tanya Keenan jengkel.

"Udah lupain aja...sekarang, bayar gih," ucap Tika.

"Ok...tunggu, apa?" Keenan kebingungan setelah Tika mengucap kalimat keramat.

"Bayar," ucap Tika kembali.

"Kan gue yang menang! gimana sih!" bentak Keenan tak terima.

"Kan syaratnya, yang menang yang bayar...."gumam Tika dengan polosnya.

"Mana ada!" bantah Keenan.

"Kamu gak denger pas aku bilang tadi?" tanya Tika.

"Gue bro. Gue yang denger kalau yang menang yang bayar," tukang tahu gejrot itu mengiyakan pernyataan Tika.

"Jabingan, kena trapnya lagi! pantes daritadi keliatan ngalah, gak berdaya ternyata cuma akal akalan biar gue bayarin!" Batin Keenan mengumpat.Ia merogoh uang sepuluh ribu dan memberikannya kepada sang penjual. Tanpa berkata kata, Keenan pergi begitu saja meninggalkan Tika.

"Lah? ngambek?" tanya kang tahu.

Segera mungkin Tika menyusul Keenan yang sudah jauh dari pandangannya.

"Kizzi...kamu marah?" tanya Tika menjajari langkahnya.Tatapan Keenan begitu datar dan memilih memalingkan wajahnya.

"Kizzi? aku nanya...jawab dong," ucap Tika.

"Masa Bodoh," jawab Keenan.Tika menatap Keenan dan perlahan senyum lembutnya terukir.

"Ini." Tika memberikan uang sepuluh ribunya, "Mungkin kamu pikir tadi aku memujimu cuma candaan..tapi, itu hebat loh. Jarang ada orang yang kuat makan cabai rawit segaban. Ini aku kembaliin," ucap Tika memberikan uangnya.

"G..gak, gue udah lupain," tolak Keenan.

"Aku beriin ini karena kamu udah traktir aku meski bukan bakso. Tapi, karena kamu lagi menghemat aku kembaliin," ucap Tika.

"Gausah Tik...lagipula tadi... gue suka bisa makan sama lo..apalagi pas lo kepedesan," kekeh Keenan.

"Suka?" lirih Tika.

"Kenapa Tik?" tanya Keenan kebingungan. Mungkin ia tak menyadari apa yang sudah ia katakan pada lawan bicaranya.

"Gaada kok...aku pulang dulu ya, besok kalau kamu mau sarapan atau mau makan malam nanti, kamu ke rumahku aja, mamah bilang gitu tadi kalau nanti aku ketemu kamu," ucap Tika.

"Oh...iya...makasih btw," kata Keenan.

"Dah..." Tika melambaikan tangannya dan masuk ke rumahnya.

"Goblok! gue tadi kenapa bilang gitu!! pasti Tika jijik gue bilang gitu!! pasti!! pastiii!!!!" Keluh Keenan salah tingkah setelah mengatakan hal itu pada temannya.

"Kamu kenapa tik?" tanya Risa melihat Tika melamun dengan wajah merah tomat.

"Gapapa, Kizzi jadi makan disini kan?" tanya Tika mengalihkan perhatian.

"Iya..." jawab Risa.

"Ok, aku mau masak yang enak," gumam Tika mengambil celemek dan memotong banyak Sayur mayur.

TBC 🍊🍊🍊

Orange GuessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang