4| Adu Layangan

44 10 1
                                    

"Begitu ya....terus yang nomer ini gimana, Tik?" tanya teman Tika, Asih yang kebingungan dengan tugas yang diberikan gurunya.

"Oh ini, tinggal dibagi terus dikurangin," jawab Tika menampilkan senyuman ramah.

"Eh btw, lo gak kesulitan liat papan tulis? secara kan badan Keenan gede gitu," ucap Asih.

"Gak masalah kok," kata Tika, "dari smp aku duduk di belakangnya," tambah Tika.

"Eee, kalian udah temenan dari smp? pantes kalian akrab banget," puji Asih dengan mata berbinar, " Keenan itu-"

"Gue kenapa?" tanya Keenan yang baru saja datang sudah mendengar Asih yang hendak menggosip di tempat duduknya, "Minggir," usir Keenan.

"Jahat amat lo sama gue," ketus Asih sebelum kembali ke bangkunya.

"Gak jelas," gumam Keenan.

"Pr kamu udah?" tanya Tika.

"Udah gue kerjain," ucap Keenan menyenderkan tubuhnya mencari posisi sedikit nyaman sembari melihat awan yang tak terlalu mendung di luar.

"Kesempatan ini.....gak boleh di sia-sia in," lirih Keenan.

"Kesempatan?" gumam Tika melihat Keenan yang terpejam, "Keenan?" panggil Tika memencet pipi sahabatnya.

"Tidur?"

"Biarin aja Tik, nanti bangun sendiri," kata Dimas yang baru saja datang ke kelas, "Keenan emang gitu, kemarin gue sama dia mabar jam dua pagi, palingan dia ngantuk," tambahnya.

"Emang gitu?" tanya Tika kebingungan dengan maksud perkataan Dimas.

"Jendela terbuka, Angin sepoi sepoi, ditambah kelasnya masih sunyi, cocok banget buat orang moloran kaya dia," jawab Dimas.

"Begitu ya..." kekeh Tika, "Ya sudahlah, mau gimana lagi..."

"Guys!! ada tugas dari tiga guru! Bu Ani, anaknya lahiran, Bu Titik sakit, Pak Bambang ngurusin kelas sebelas lagi Popda, Doain semoga mereka gak usah masuk selamanya guys!"jerit ketua kelas, Misha yang entah mengabarkan kabar baik atau buruk. Yang penting jamkos lah anying.

"Keezi, bangun," ucap Tika menjambak rambut Keenan meski tak begitu kuat, "Keezi?" Tika masih melihat mata itu terpejam.

"Rambut kamu cantik...-" batin Tika terkesima dengan rambut pendek dan lembut miliknya. Tika yang terlalu gabut dengan jamkos pun mengepang rambut Keenan meski tak panjang.

"Keezi...bangun," pinta Tika.

"Cara kaya gitu gak bakal mempan," sinis Yudha, teman sekelas mereka yang tengah memberikan lembar soal di mejanya.

"WOI BANGUN PELOR!" Yudha memukul kepala Keenan menggunakan kertas fotokopian yang masih panas dan tebal. Keenan gelagapan lalu terjatuh ke lantai.

"Lo mau gue pukul?!" ketus Keenan. Yudha hanya tertawa sedangkan Tika memilih tak berkutip.

"Btw, sejak kapan lo kepang rambut?" tanya Yudha ketika melihat dua kepangan yang ada di belakang.

"Maaf Kizzi," Tika berdiri langsung melepas kepangan itu.

"Lain kali mainin rambut lo sendiri," keluh Keenan sembari memainkan rambut Tika yang terkuncir dua seperti biasa.

"Habis, kamu gak bangun bangun," ucap Tika.

09.00

"Cowok itu semuanya sama aja," ketus Billa, salah satu teman Tika yang tengah bergerombol di mejanya.

"Kenapa?" tanya Tika.

"Itu, main adu layangan sama murid di gedung dua di atap," jawab Nita.

"semua?" tanya Tika.

Orange GuessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang