8| Traktiran

88 9 2
                                    

"Ahh!!! kalah lagi!!" Jerit Keenan mengacak-acak rambutnya setelah kekalahan untuk ke enam kalinya tanding catur dengan Tika di sekolah.

"Semakin lama kamu panik, semakin banyak daging yang kamu beliin buat aku," gumam Tika tersenyum jahil sembari menata kembali pion-pion untuk melanjutkan pertandingan.

"Curang!" Ketus Keenan tak terima seperti biasa.

"Aku dari tadi gak nyontek apapun. Catur itu membutuhkan otak, kalau kamu gak bisa main lo gaada otak!" Sindir Tika.

"Kenapa selalu kalah dari dia?! padahal gue udah ngotak! apa karena gue terlalu panik? -" pikir Keenan sambil menggerakkan kuda hitam miliknya, "coba liat dia," Keenan melirik Tika, "Dia keliatan menikmati dan tenang pas main main sama gue. Apa jangan-jangan dia make cheat?! Ada satu hal yang bisa bikin dia kalah,"

"Kenapa Kizzi? kamu mikirin rencana buat ngalahin aku,kan?" tanya Tika terkekeh pelan.

"Sombong," ledek Keenan tersenyum jahat, "Tika, permainan ini akan berakhir, kalau pion nya jatuh karena getaran," gumam Keenan.

"Sekarang!" Keenan menendang kaki meja, namun tak membuat para pion dan kawan kawan jatuh ke lantai.

"Kamu..," Tika menatap tajam dan menendang kedua kaki Keenan.

"Arrghh!! Sakit!" tegas Keenan membalas tendangan Tika.

"Asihh!! jangan ih!!" di satu sisi, Asih dan Tavasa bermain kejar kejaran hingga tak sengaja menyenggol papan catur mereka.

"Ah...maaf, " ucap Tavasa diikuti Asih.

Keenan berdecak kesal

"Apa yang membuat kalian main kejar-kejaran, wahai selalu benar?" tanya Keenan.

"Gak tau!" ketus Tavasa menjawab.

Keenan menepuk dahinya, "Asih?"

"Hari ini Tavasa kan ultah! yaudah gue ajak main!" ucap Asih.

"Main? main apa?" tanya Tika.

"Asih mesum! dia-"

"Maaf ya yang tadi..." kekeh Asih memeluk Tavasa.

"Hari ini aku ultah, nanti makan bareng yuk!" ajak Tavasa.

"Ayo!!!" sorak Asih layaknya orang kurang mampu.

"Ajak aku juga...." rengek Tika.

"Pasti!" ucap Tavasa bertos ria.

"Bodoamat dah..." batin Keenan.

"Keenan!!!" Dua anak madesu sekaligus sahabat Keenan, tak lain Bibim dan Dimas berlari menghampiri Keenan. Mereka bertiga memamerkan gaya tos ala orang bodoh.

" Eheh! Is Senoi! Wow! He'eeeee... Brah! Bruh! Pakenoy!" sorak mereka bertiga diikuti gerakan tos bersama.

"Nanti kita ikut ya!" pinta Bibim pada Tavasa.

"Iya kalian semua boleh ikut, kita makan daging sapi. Aku mau beliin kalian yang makan daging pas idul adha doang," kata Tavasa. Lima rakyat miskin bersorak ria

🍊🍊🍊

18.30....

Mereka ber enam pun pergi ke Restoran Yakiniku entah mahal atau tidak. Yang pasti, mereka memarkirkan motor beat dan scoopy milik Keenan di antara mobil- mobil mewah.

"A-anjir...banyak banget capitan, saus sama pisaunya!! T-Tavasa...a-ajarin gue..." pinta Bibim adalah orang yang mungkin paling kekurangan diantara mereka.

"Sabar ya sobat miskin, dagingnya belum dateng," tutur Tavasa.

"Haram gak nih? kalau haram gas lah," kata Dimas, orang yang percaya dengan berita hoax yang disebarkan di grup whatsapp. Tak heran, jika Keenan dan lainnya suka meneruskan pesan siaran itu pada Dimas.

"Tenang, semua halal kok," kata Tavasa.

"Silahkan..." pelayan itu menyuguhkan minuman asing, Eggnog, Lemonade, Sangria, Lime squash, Matcha Latte, dan Es teh tawar, serta makanan penutup berupa klepon sembari menunggu daging yang datang.

"Astaga!! Nan! buang! buang!!" teriak Dimas menghentikan tangan Keenan yang hendak memakan klepon.

"Apa dah?" tanya Keenan.

"Tau gak? :

Hijau dari Klepon itu berarti pohon natal! dan putih dari kelapa parut itu berarti salju! artinya, klepon itu tidak islami! jangan dimakan!"  cegah Dimas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hijau dari Klepon itu berarti pohon natal! dan putih dari kelapa parut itu berarti salju! artinya, klepon itu tidak islami! jangan dimakan!" cegah Dimas.

"Oooo, oke mas, oke," Keenan memakan kleponnya.

"Makan ah," Bibim menyomot satu klepon dan memakannya.

"Gue juga!" kata Asih mengambil klepon diikuti Tavasa dan Tika.

"TIDAK!!!!" Jerit Dimas membuat pelanggan restoran melihat ke arah mereka, dan pelayan yang menahan tawa sembari memanggang daging di meja mereka.

Pada akhirnya, mereka di usir dari restoran dan makan nasi kucing di warteg sebelah.

"Seru ya, Kizzi," kata Tika di tengah perjalanan pulang menebeng Keenan.

"Apanya? Makan enggak, bikin onar Iya!" ketus Keenan tidak jadi makan gratis.

Esoknya...

"Eehh!! tavasa dadamu besar!!" puji Asih melihat Tavasa mengenakan baju olahraga untuk jalan sehat di hari Jumat. Mereka bertiga membuka obrolan serba gadis-gadis sma di bangku Tika. Keenan, Bibim, dan Dimas yang duduk terdiam menguping mereka diam-diam.

"Iya dong, ini adalah standar impian lelaki," kata Tavasa sombong.

"Tubuhku ini, ramping loh, sesuai proporsi," kata Tika bergaya layaknya model.

"Cara biar dada gak tepos itu gimana sih??" gumam Asih sedih, "Meski Tika juga tepos, tapi gak tepos tepos banget. Apalagi Tavasa, gimana sih tips nya?" tanya Asih.

"Faktor mamah," jawab Tavasa.

"Kamu harus remas dadamu Tav," kata Tika.

*Uhuk

"Heee!!! maksudnya gimana??" tanya Asih dengan mata berbinar.

"Gak tau, kata mamaku, kalau mau perbesar payudara, harus diremas," tutur Tika penuh kepolosan.

*Uhuk Uhuk

Tiga orang madesu yang tengah menguping itu terbatuk batuk saat Tika mengatakan hal yang cenderung mesum bagi mereka.

*tbc 🍊🍊







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Orange GuessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang