Maafkan aku.
Bukannya aku tak ingin kamu dalam hidupku lagi. Hanya saja ini adalah cara terbaik bagi kita berdua untuk beristirahat dari segala urusan hati yang melelahkan.
Aku menolak sentuhanmu bukan karena aku membencimu. Tapi aku takut, jika aku membiarkanmu, itu akan menjadi candu.
Aku menolak berbicara denganmu bukan karena aku membencimu. Tapi aku takut, jika aku mendengar suaramu, aku akan merindu.
Aku menolak melihatmu bukan karena aku membencimu. Tapi aku takut, jika aku tak lagi melihatmu, aku akan menjadi gugu.Aku tak ingin perasaan ini berkembang. Sebab ini tabu.
Maaf telah menyakitimu. Aku pun sama sakitnya denganmu. Tapi ini adalah yang terbaik.
Setidaknya bagiku.
Aku egois. Ya, sebab aku takut. Jika aku membiarkan perasaan ini tetap tumbuh, aku akan tersakiti jauh lebih mengerikan dari yang pernah aku bayangkan.
Maka membangun benteng es untuk melindungi hatiku adalah keputusan yang tak pernah ku sesali. Tidak sekalipun.
Matilah. Seperti ini aku membunuh asaku.
Dan mungkin juga,Asamu. Hatimu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wounds [DISCONTINUE]
FanfictionPerasaanku padamu lebih dari sekadar kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Aku menyayangimu seperti kamu adalah detak jantungku. Aku mencintaimu seperti kamu adalah jiwaku. Namun darah ini adalah kekang sejati dari semua perasaanku padamu. - In...