Tawanan Cintamu

730 79 14
                                    

Sore ini suasana langit mendadak menjadi gelap, Badrun memutuskan untuk segera menghentikan permainan Surfingnya karena dirasa sebentar lagi hujan turun.
Badrun berjalan menuju seorang wanita yang tengah tidur di kursi pantai dengan earphone yang menempel di telinga wanita itu.

"Hai, udah selesai?" tanya wanita itu yang tak lain adalah Chika.

"Maaf saya lama ya?"

"That's okay"

"Kalau gitu saya ganti baju dulu ya chik" izin Badrun lalu diangguki Chika.

Ketika dalam perjalanan menuju villa, hujan sudah terlebih dahulu turun. Badrun terpaksa menarik Chika untuk masuk ke dalam sebuah coffee shop. Mungkin mereka bisa berlindung dulu disana, tidak mungkin menerobos hujan begitu saja, ia rasa hujannya pasti tidak lama lagi berhenti.

Badrun memilih tempat duduk menghadap ke arah jendela kaca besar. Tak lama Chika datang dengan nampan berisi dua gelas coffee latte dan dua porsi tiramisu cake.

"makasih chik"

"Sama sama" Chika ikut duduk di samping Badrun.

Badrun mulai menyeruput coffee lattenya.
Kini Hujan sudah turun dengan derasnya, air hujan sudah membasahi dinding jendela kaca cafe di depan Badrun dan Chika duduk. Mereka saling terdiam, masih dengan segelas coffee latte yang setia di tangan mereka. mereka hanya fokus menatap jalanan yang sudah basah karena hujan. Badrun dan Chika sama sama hanyut dalam lamunan masing masing.

"Chik" suara Badrun memecahkan keheningan saya ini.

"Iya?" kini pandangan Chika beralih menatap Badrun yang duduk disampingnya.

"Ehm..  masalah kemarin maaf ya" Chika sedikit kebingungan dengan arah bicara Badrun.

"Maksud saya, kejadian saat makan malam kemarin. Saya lancang karena sudah tiba tiba mencium kamu. Maaf," Ada rasa bersalah di hati Badrun saat ini. Badrun memang mencintai Chika, tapi ia juga sadar perbuatannya kemarin salah. Ia salah karena sudah berciuman dengan kekasih orang.

"Drun, mungkin gue belum pernah ngungkapin ini sama lo. Tapi yang lo harus tau, kalau gue itu sayang sama lo drun.  Gue tau gue kenal sama lo itu baru beberapa bulan. Belakangan ini gue sadar, lo itu bukan hanya seseorang yang gue bayar buat jadi butler pribadi gue, tapi lo itu seorang teman buat gue drun. Deket sama lo itu ngebuat gue kembali merasakan memiliki seorang kekasih yang selalu ada buat gue. Sama lo, gue gak merasa kesepian, gue gak merasa sendiri, gue gak pernah bosen" kini tangan Chika menggenggam hangat tangan Badrun.

"Maaf kalau cara gue nunjukin rasa sayang  kayak gini. Gue gak tau kenapa gue bisa sayang sama lo. Tapi, boleh kan kalau gue sayang sama lo drun?"

.......

Hujan tidak berhenti hentinya turun, kini Badrun dan Chika sudah basah kuyup akibat menerobos hujan lebat malam ini.

"Masuk dulu drun" Chika mempersilakan Badrun masuk ke kamar villanya.

Kamar villa yang chika tempati adalah salah satu tipe yang luxury. Ada dua kamar utama, Living room, Dining room, Kitchen pribadi, dan Private Swiming Pool. Chika  baru saja keluar dari kamar mandi, Tadi Badrun meminjamkan jaketnya untuknya, sehingga badannya tidak begitu basah. Ia hanya perlu mengeringkan rambutnya saja setelah ini.

"Mending lo mandi aja disini drun" tawar Chika.

"Gak usah chik, saya mandi di kost aja"

"Ck.., lo mau pulang basah kuyup gini ha? mending lo mandi disini, daripada pulang dalam keadaan basah nanti lo masuk angin lagi"

Selagi menunggu Badrun mandi, Chika berniat membuat mie instant untuk Badrun dan dirinya. Chika tersenyum saat melihat Badrun sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya. Kini Chika dapat melihat dengan jelas betapa sexy nya tubuh Badrun.

Meet You In BaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang