Happy Reading!
oOo
Hamparan pemandangan lapangan, rumah dan jalan yang rame lalu lalang kendaraan serta hembusan angin yang menyejukkan. Disinilah mereka berada rooftop, tempat yang paling di sukai anak-anak yang suka membolos, ngerokok, jenuh pengen sendiri dan sebagainya.
Berdiri diantara pembatas, membuatnya kagum akan pemandangan dari atas rooftop ini. Apalagi pada saat malam hari, Rain hanya melihat Aleisya berdiri disana sebentar. Lalu terlelap di sofa usang yang masih layak untuk di pakai, tangan sebagai bantalan dan tangan satunya menutup matanya. Sedangkan kakinya dibiarkan tergantung menyilang di sofa, hanya badannya yang muat.
Aleisya berbalik melihat ke arah Rain yang tertidur dengan gaya mempesona. Aleisya lalu mendekat dan duduk berselonjoran didekat sofa yang ditiduri Rain. Lalu mengeluarkan hpnya untuk bermain dan memasang earphone agar tak jenuh disni, dia hanya perlu bersabar sampai bel jam istirahat berbunyi.
"huhhh di hari pertamaku sekolah seburuk ini. Aku akan membadlist kak hujan-hujan ini, serem banget."ucapnya bermonolog.
Tak terasa 2 jam telah berlalu dan terdengar bunyi lonceng bergema di seluruh bangunan, yang artinya waktu istirahat. Dengan malas Aleisya merapikan kembali barangnya lalu berdiri ingin melangkahkan kaki jenjangnya ke pintu rooftop, tapi dilangkah ketiga dia berhenti.
"yahhh kan gw nggak tau jalan, gmna dong?"ucapnya sambil berfikir
"ohh ya gw telpon abang aja dah."monolognya lagi sambil mengeluarkan hp dri kantong roknya mengetik sebuah nama, tak lama panggilannya terjwb.
"halo, kenapa dek?"tanya Camilio
"bang gw ada di rooftop nih. Buruan kesini!"jawabnya lalu mematikan telpon sepihak.
"ganteng juga yah, kalau lagi tidur nggak sama kalau lagi sadar."batin Aleisya sambil memandang kearah Rain yang terlelap.
Terdengar bantingan pintu, membuat Aleisya membalikkan badannya ke pintu. Sosok abangnya dtng dengan tergesa-gesa terpancar kekhawatiran.
"dek lo nggak pa-pa kan?"khawatir Camilio
"gw nggak kenapa-kenapa kok bang"balasnya Aleisya
"ya terus kok lo bisa ada disni? Lo nggak masuk ke kelas yahh? Atau lo bolos? Ohh nggak mungkin lo bsa ke sni sendiri, lo diajak siapa bolos hah?"pertanyaan beruntun terlontar dari bibir Camilio
"buset bang satu-satu napa. Jadi gini tadi itu gw udh tes, tinggal masuk kelas tapi..tapi...tapi gw nemenin kak hujan-hujan katanya pusing yahh itu nemenin iya itu makanya gw nggak masuk kelas."gugup Aleisya menjelaskan, tapi nggak mungkin kan kalau di bilang dia dibuat menangis oleh kak hujan-hujan itu terus diajak membolos.
"kok lo kek gugup gitu?"curiga bang Camilio
"nggak kok bang gw serius, itu teman abang kan? (sambil menunjuk sosok yg terlelap di sofa usang) si kak hujan-hujan. Tadi aku nemenin dia bang, kan kasihan dia udah bantu tadi masa gw tinggal gitu aja"alasan Aleisya sambil memasang muka mendramatis. Pintar kali kau berakting
"ohh gitu yaudah sihh, yok turun gw anter lo ke kelas terus kita ke kantin. Biarin aja si Rain di sono, udh biasa dia nnti jga turun."percaya bang camilio dengan yang dikatakan Aleisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RainSya (On Going)
Teen Fiction**** "Ketika ruang kosong dihatiku, memilihmu menjadi tuannya!." Aleisya Elara Aldebella "ketika aku merasa aku adalah pengecut, Dengan membiarkanmu pergi." Rain Elan Aldrich **** Mulai: juni 2020