Chapter 14

982 130 19
                                    

"Before the dark night traps me in, don't leave me.
Do you still love me? If you feel the same, don't leave today."
-Stay

***

Jennie beberapa kali mengatur nafasnya yang memburu sambil membenahi pakaiannya. Sesekali matanya mencuri pandang ke arah pria tampan di sebelahnya yang nampak tak acuh. Ah, wajar saja pria itu masih marah. Dia malah sibuk mengamati penampilan hoobae mereka yang akan segera berakhir. Sama sekali tidak merasa terganggu dengan bisikan para fans yang melihat mereka akan naik ke panggung bersama untuk membacakan nominasi.

“Kau lihat itu? Sepertinya mereka akan membacakan nominasi selanjutnya.”

Heol daebak, sama sekali tidak punya malu.”

Yaa aku dengar agensi mereka sering terkena skandal, wajar saja artisnya seperti itu.”

Jennie terdiam, berusaha sekuat apapun komentar jahat itu akan tetap terdengar sampai telinganya. Ayo Jennie kuatkan dirimu, batinnya sambil menundukkan kepala.

Menyadari yeoja di sampingnya itu tertunduk, Hanbin segera mencari sumber suara tadi. Tiga gadis yang belum berhenti berceloteh itu tiba-tiba saja terdiam saat sepasang mata itu menatap mereka ramah sambil tersenyum.

Omo! Yaa kalian lihat? Kim Hanbin baru saja tersenyum kepadaku!” jerit salah satu gadis histeris sambil menutup mulutnya tak percaya.

Aniya, dia tersenyum kepadaku.” sahut temannya tak kalah histeris bahkan sempat meloncat kegirangan.

“Tatapannya sangat hangat, aku sepertinya jatuh cinta padanya.”

Mereka luluh dengan tatapan Hanbin dalam sepersekian detik. Pesona satu-satunya idol yang bergelar Song Writer of The Year memang tidak perlu diragukan lagi.

Sepasang mata itu beralih pada Jennie. Gadis itu masih menundukkan kepalanya dengan dalih merapikan pakaian, sepertinya juga menyadari ujaran kebencian tadi berubah menjadi teriakan histeris.

“Angkat kepalamu, nanti mahkotamu jatuh.” gumam Hanbin.

Sontak Jennie mendongak, sedikit terkejut dengan kalimat yang baru saja dilontarkan kekasihnya yang semalam marah besar itu. “A-apa?”

“Tidak ada,” sahut Hanbin cepat. Matanya beralih pada seorang staf yang berjalan mendekati mereka dengan membawa sebuah kertas, mungkin rundown acara. Katanya, mereka berdua akan naik sebentar lagi. Cukup membuat dada Jennie bergemuruh dua kali lebih cepat. Berbeda dengan Hanbin yang nampak tenang menjawab staf itu dengan anggukan kepala.

Tanpa aba-aba Hanbin menarik tangan Jennie untuk dilingkarkan ke tangannya. “J, mari tetap profesional. Kesampingkan masalah pribadi kita terlebih dahulu.” ucap namja itu sambil menatapnya lekat.

Arraseo..”

Tepuk tangan riuh terdengar menggema, tanda penampilan apik dari Treasure telah usai. Saat ini panggung dalam keadaan blackout kemudian tayangan multimedia diputar. Sebelum Hanbin dan Jennie naik mereka sempat berpapasan dengan hoobae mereka. Para member Treasure itu tetap menyapa ramah meskipun sedikit terkejut saat menyadari Hanbin dan Jennie akan membacakan nominasi bersama di tengah panasnya berita kencan mereka.

“Semoga berhasil, hyung” ujar Hyunsuk saat bertatapan dengan iris gelap Hanbin. “Gomawo,”

“Kau siap?” tanya Hanbin. Jennie tak menjawab apa-apa, gadis itu hanya menghela nafas lalu mengangguk.

***

Jennie melangkahkan kakinya, satu per satu menapaki anak tangga yang akan membawa mereka ke depan semua orang. Pikiran-pikiran negatif itu tidak ingin enyah dari otaknya seberapa keras Jennie mencoba. Apa yang akan terjadi setelah ini? Apa hubungan keduanya akan diakhir paksa? Komentar jahat seperti apa lagi yang akan membanjiri media sosial?

Petrichor [ Jenbin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang