Nepangkeun, nami abdi

336 42 66
                                    

Vote dulu gan!
Follow IG aku juga ya : tiapurnamasetiani15 & tiaps.story
.
.
.
.
.
Sebagai mahasiswa baru, Jaki belum terlalu akrab dengan teman-temannya. Contohnya, ketika OSPEK. Saat disuruh berkenalan dengan maba fakultas lain, Jaki malah menempel terus dengan Basuki. Kawan lamanya. Ah, terserah dia saja. Yang penting teman beda jurusan. Toh, senior juga tidak tahu kalau mereka sudah akrab dari dulu.

Namun, kali ini Jaki sedang enggan bersama Bas. Kemusuhan, ceritanya.

"Jak, mau ikut kita gak?"

"Ikut!" respon Jaki cepat saat teman sekelasnya yang ia ketahui bernama Abimanyu itu mengajaknya.

"Lo biasanya sama anak fakultas sebelah, Jak. Tumben nggak?"

"Bas? Gak ah males."

"Fakultas sebelah? Kasian ya fakultasnya gak utuh," celetuk Bagus. Mahasiswa yang entah sejak kapan menempel pada Abimanyu.

"Diem deh, Gus!" dengus Abimanyu.

Jaki mengembuskan napas kasar. Ia memang belum terlalu akrab dengan kedua orang aneh ini. Hanya saja, dua orang ini lah yang bisa ia ajak bicara selama ini.

"Gue kira, orang kayak lo sama siapa temen lo itu namanya? Gak ada berantem-beranteman. Kenapa? Rebutan cewek ya?"

Jaki hanya terdiam. Membuat lelaki dengan nama panggilan Anyu itu semakin jahil.

"Gak jawab berarti iya?"

"Gak tau gimana jelasinnya."

Setelah memesan makanan, Jaki hanya memainkan ponselnya. Ya, walaupun hanya menu kembali, menu kembali. Ia masih agak canggung meski kedua orang yang duduk di depannya itu tampak sangat bersahabat.

"Jak, lo kalo ada apa-apa cerita aja. Kita kan temen. Jangan canggung-canggung."

"Makasih. Gue malah gak tau kalo kalian kenal gue."

"Ih, Bagus juga belum kenal masa. Ayo kenalan dulu."

Jaki dan Anyu tentu saja terbelalak.

"Lo juga gak tau nama gue?" tanya Anyu sambil menunjuk dirinya sendiri.

Bagus menggeleng dengan polosnya. Lalu, selama ini ia anggap Anyu apa? Teganya. Anyu gak bisa diginiin. Kemudian, terputar lagu kumenangis membayangkan di kepala Anyu.

"Ini namanya Mujaki. Biasa dipanggil Jaki," tunjuk Anyu pada Jaki yang masih bengong. "Dan gue, kenalin. Park Jisung." Anyu mengulurkan tangannya.

"Park Jisung, Park Jisung. Gue bilangin bapak lo, Nyu. Bapak lo nonton!" Jaki yang mendengar hal itu langsung menyambar. Ia tahu, tingkat berpikir Bagus itu sangat pendek. Bisa-bisa dia percaya apa yang dikatakan si bangsul satu itu.

"Kayak kenal bapak gue aja lo. Canda, nama gue Abimanyu. Tapi bisa dipanggil Haechan."

"Jauh, Bambang!"

"Sirik aja, Sanip!"

Sebenarnya, tidak terlalu susah mencari teman. Hanya saja, Jaki kurang percaya diri pada awalnya. Akhirnya, ia punya teman akrab juga di kelas. Meski, sikapnya memang bikin pusing. Yang satu fanboy gila. Yang satu pikirannya cuma sesenti. Walau begitu, Jaki tetap bersyukur karena apa adanya. Tak ada kepalsuan.

"Jadi, Sanip, Bambang. Sekarang kita temenan kan?" tanya Bagus polos.

"Jaki, Anyu! Panggil gitu aja elah. Dah bagus-bagus gue ngasih nama idola gue, yang lo tangkep yang itu."

Mahasiswa BangsulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang