Gara menatap lekat tempat di depannya ini. Tak menyangka Clara akan mengajaknya ke tempat anak jalanan tinggal. Apalagi setelah mengetahui Clara terbiasa datang kesini untuk mengajar ataupun sekedar bermain bersama mereka.
"Bang Caka," panggil Clara pada cowok yang tengah membagikan kotak nasi.
Cowok itu menoleh lalu menghampiri Clara. "Tumbenan lu kesini? Terakhir pas lu putusan itu kan?"
Clara terkekeh mendengar ledekan Caka. "Bukan putus Bang, dia aja yang bego ninggalin cewek secantik gue."
Caka menggeleng. Kenarsisan dan Clara memanglah satu kesatuan. Pandangan Caka tertuju ke arah Gara yang hanya diam disamping Clara. Entah cowok itu memang pendiam ataupun sariawan.
"Cowok lu?" tanya Caka.
Clara tersenyum lebar. "Calon suami gue ini, namanya Gara."
Caka terkekeh lalu menyambut uluran tangan Gara. "Gara," ucapanya yang membuat Clara tersenyum senang. Apalagi cowok itu terlihat tidak keberatan dengan ucapan Clara tadi.
"Caka, dia agresif lu harus sabar bro," jawab Caka membuat Clara melotot kesal.
"Yang lain mana, Bang?"
"Cari duit buat hidup. Si Jumet udah dua hari nggak balik, sakau mulu dia."
Gara terkejut mendengarnya. Ia akui lingkaran pertemanannya tak seluas Clara.
"Bang Jumet kabur lagi dari rumah?" tanya Clara penasaran. Pasalnya yang ia tahu Jumet hanya memakai barang haram itu ketika keluarganya ada masalah.
Caka mengedikkan bahunya. "Katanya sih nyokapnya depresi," jawabnya membuat Clara mengangguk. Enggan membahas privasi orang.
Tempat itu memanglah berisi orang-orang istimewa. Meskipun begitu Clara tak pernah memandang mereka hanya dari sisi kelamnya saja.
"Kondisi Angel gimana, Bang?"
Wajah Caka berubah suram. Mengingat gadis tak berdosa itu harus menderita akibat orang tuanya. "Angel kena leukimia, ia juga harus sering cuci darah. Makanya gue ikut balapan lagi biar ada pemasukan buat biaya Angel."
Clara mengangguk paham. Ia menepuk bahu Caka. "Lu harus jaga kesehatan Bang, kasian anak-anak kalo sampe lu tumbang."
Caka mengangguk. Setelah kematian Ayahnya ia memang harus menjadi tulang punggung anak-anak ini. Ia tak sungkan menceritakan masalahnya kepada Clara karena ia sendiri telah menganggap Clara seperti adik kandungnya.
"Ntar malam lu sibuk?" tanya Caka.
Clara menggeleng menatap Caka penuh tanya. "Kenapa emang?"
"Bisa jaga Angel malam ini? Gue ada balapan. Nggak mungkin juga Jumet kesana, bisa mampus kalo ketahuan polisi."
"Oke, ntar gue yang jagain. Lu fokus sama pertandingan lu aja, Bang."
***
"Makasih udah anterin balik," ucap Clara begitu turun dari motor Gara. Lelaki itu mengangguk menerima sodoran helm Clara.
"Di RS mana?" tanya Gara membuat Clara menatap bingung.
"Siapa?"
"Angel," jawab Clara singkat.
"Rumah Sakit Tjokroaminata," jelas Clara meski bingung. "Emang kenapa Kak?" lanjutnya.
Gara menggeleng. "Gue balik."
***
Hati Clara selalu rapuh setiap melihat Angel. Gadis mungil itu terkapar tak berdaya dengan bantuan selang pernapasan. Harusnya gadis itu masih bersekolah, bermain boneka dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autograph
Teen FictionUpdate tiap hari 😎 "Gue sumpahin lu jadi jodoh gue!" - Clara Cantika Dewi "Lu itu cuma obsesi sama gue!" - Gara Nathaniel Aguerro. Cerita tentang Perjuangan si bucin Clara. Mampukah Clara meluluhkan kebekuan hati Gara? Kita lihat saja...