Bokuto Koutarou--Dia yang selalu mengajakmu jajan setelah berolahraga
"[Name]! Koutarou-kun sudah menunggumu di bawah! Kau berjanji untuk jogging pagi dengannya kan?"
[Name] bergumam dengan alis berkerut tak suka. Gadis berambut coklat itu membalikkan tubuhnya ke arah lain. Mengabaikan tepukan di bahu dan suara sang ibunda tercinta. Wanita yang membangunkannya itu menghela nafas. Sedikit merasa kasihan pada Bokuto yang sudah menunggu sejak lima menit yang lalu. Tapi memaklumi anaknya yang masih ingin lanjut tidur, karena terjaga semalaman akibat laporan keuangan klub eksranya tidak sesuai.
Wanita berumur akhir tiga puluhan itu beranjak ke ruang tengah. Menemui sang pemuda berambut dwiwarna yang sedang berbicara tentang voli dengan sang kepala keluarga [Lastname]. Sedikit tersenyum tipis saat melihat Bokuto berbicara dengan sangat antusias.
"Maaf, Koutarou-kun. [Name] belum bangun. Dari tadi tante sudah berusaha membangunkannya. Coba Koutarou-kun saja yang bangunkan. Tante sudah capek," kata wanita itu sambil menggelengkan kepalanya dengan ekspresi lelah. Bokuto tertawa.
"Baiklah, kalau begitu, Kou ke atas dulu,"
Bokuto mengetuk pintu berpapan nama 'Ai for loved' yang terpampang jelas di pintu mahoni. Mengetahui [Name] tidak akan menjawab, Bokuto langsung membuka pintunya lebar-lebar dan masuk ke dalam kamar teman masa kecilnya. Pemuda itu tersenyum saat netra gold-nya menangkap figur [Name] yang masih tergulung di bawah selimut. Ia menepuk bahu gadis berambut coklat itu perlahan.
"[Name], bangun dong. Kau sudah berjanji padaku," kata bokuto sambil mengeraskan sedikit suaranya.
"Lagi lima menit, Kou-chan,"
"Tapi aku sudah menunggumu sejak sepuluh menit yang lalu!"
"Kalau begitu besok saja,"
"Besok sekolah, [Name]! Ayolah, kau sudah berjanji padaku!"
"Kalau begitu kapan-kapan,"
Mendengar suara malas teman masa kecilnya membuat Bokuto mengerucutkan bibirnya tak suka. Mood bagusnya mulai terkikis. Pemuda itu memandang [Name] dengan tatapan kesal. Kedua tangan dilipat di depan dada. Sementara sang gadis masih belum ada niatan untuk bangkit dari tidurnya.
"Kalau begitu aku tidak mau mengajakmu jogging lagi!!"
"Aku juga tidak akan mau membuat janji denganmu lagi!!"
"Ya sudah terserahmu saja! Hmph!!"
Bokuto memalingkan wajahnya dari [Name]. Setelah diabaikan, akhirnya sang gadis berambut coklat itu menghela nafas. Ia terduduk di kasurnya. Netra coklat melirik ke arah Bokuto yang sedang merajuk dipojok kamarnya. Dengan setengah niat gadis berambut coklat itu mengambil pakaian di lemarinya.
"Kou-chan. Bersabarlah dan tunggu aku di bawah. Sepuluh menit lagi aku selesai," kata [Name] sambil memasuki kamar mandi.
[Name] mengenakan hoodie merah dengan celana training. Gadis itu mengikat rambutnya pony tail. Kemudian memakai sepatu sport miliknya. Ia dan Bokuto mulai jogging mengelilingi komplek sekitar. Seperti biasa. Pemuda bernetra gold itu pasti akan menyapa orang-orang yang diketahuinya. Sedangkan [Name] hanya tersenyum sambil mengangguk sopan.
"Ah, Koutarou-kun dan [Name]-chan ya? Selamat pagi,"
Sapaan dari kepala keluarga Futihata yang menjadi salah satu tetangga mereka membuat keduanya berhenti di depan rumah berpagar hitam tersebut. Sekadar bentuk kesopanan. Menghampiri sang penyapa sambil berbincang kecil.
"Sudah lama Koutarou-kun dan [Name]-chan tidak kelihatan bersama,"
Kedua pemuda-pemudi itu saling berpandangan sebentar. [Name] mengibaskan tangannya. Sedangkan Bokuto menggeleng tak setuju.
"Mungkin karena mendekati ujian. Jadi waktu luang lebih sering digunakan untuk belajar," jelas [Name]. Bokuto mengangguk mrngiyakan.
"Ah, di mana Kouki-kun?" Tanya [Name]. Sekadar berbasa basi.
"Kouki ada latihan basket pagi ini," kata pria berumur tiga puluh tahunan itu.
"Woah, rajin sekali!" celetukan Bokuto dibalas dengan tawa.
"Kalau begitu kami lanjut jogging dulu," setelah pamit. [Name] dan Bokuto melanjutkan olahraganya.
"[Name], aku lapar,"
Mendengar keluhan Bokuto, [Name] menoleh ke arah sang pemuda yang tengah mengerucutkan bibirnya. Sang gadis berambut coklat merogoh kantung hoodie-nya, mengambil dua buah permen rasa strawberry. Lalu diserahkan pada Bokuto.
"Makan itu dulu saja. Nanti kita mampir ke stan makanan seperti biasa," kata [Name]. Bokuto mengangguk. Kemudian mempercepat langkahnya mendahului [Name].
"CEPATLAH [NAME]. AKU LAPAARRR!!"
"Iya-iya!" [Name] ikut berlari, mengejar teman masa kecilnya tersebut.
Sang gadis bernetra coklat terengah-engah setelah mengejar Bokuto. Ia mendudukkan dirinya pada kursi taman. Beristirahat sebentar untuk mengatur nafasnya. Sedangkan pemuda berambut dwiwarna sudah hilang di antara kios-kios makanan. [Name] memejamkan matanya. Menikmati semilir angin yang menyentuh wajahnya. Sampai terlonjak kaget karena sensasi dingin di pipinya.
"Kou-chan!" Tegur [Name].
Bokuto terkekeh. Ia duduk di sebelah sang gadis sambil menyerahkan sebotol minuman isotonik. Pemuda itu meneguk minumannya hingga tersisa setengah. Kemudian berdiri dari duduknya. Bokuto menyengir pada [Name]. Kemudian menarik tangan gadis itu untuk mengikutinya.
"Tadi aku melihat kios takoyaki, permen kapas, es serut, okonomiyaki, dan yang lainnya. Temani aku ya," mendengar perkataan Bokuto, [Name] menghela nafas pasrah, lalu tersenyum kecil.
"Setiap minggu kau memang akan berburu makanan setelah jogging. Tidak perlu izin padaku juga aku tetap akan menemanimu," balas gadis itu.
Bokuto tertawa. Pemuda itu benar-benar mengajak [Name] mengelilingi stan makanan yang ada. Mencoba beberapa kios yang baru dibuka. Kemudian pulang sesaat setelah Bokuto merasa puas. Senyuman sang pemuda bernetra gold menular pada gadis yang berjalan di sampingnya. Tepat sebelum memasuki rumahnya, Bokuto berteriak.
"MINGGU DEPAN JANGAN TELAT BANGUN LAGI POKOKNYA!" Katanya dengan alis yang tertekuk. [Name] terkekeh pelan. Kemudian mengangguk.
"Iya,"
K--Aii : WBWBWBWBWBWBWBWBWBWB *flip table* liburan pengen produktif, tapi malah kena WB. Hhhh menghela nafas aja aku tuh...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know You - Bokuto x reader
FanficTentang seberapa kamu mengenali seorang Bokuto Koutarou. Disclaimer : Haikyuu © Haruichi Furudate Aku hanya meminjam tokoh milik Furudate-sensei. Plot murni hasil pemikiranku.