9

1.9K 356 32
                                        

Bokuto Koutarou--Dia yang tidak sadar dengan perasaannya

"[Name]! Bisa kau tolong bagian sini?"

Sang gadis berambut coklat menoleh ke arah Shinakata Kazuya--teman sekelasnya. [Name] menyerahkan kardus berisi hiasan dinding pada temannya yang lain. Kemudian menghampiri pemuda berambut keunguan.

"Apa yang bisa aku bantu, Kazuya-kun?"

Sang pemuda menyerahkan beberapa pamflet dan poster pada sang gadis berambut coklat. Kemudian mengambil selotip dan gunting.

"Aku mau memasang poster ini di beberapa tempat. Kau yang bawakan ya. Yang lain masih ada tugas,"

[Name] mengangguk. Gadis itu mengikuti Kazuya, mereka berjalan beriringan. Fukurodani Gakuen tampak lebih ramai dari biasanya. Orang-orang sedang sibuk berlalu lalang mempersiapkan acara festival sekolah yang diselenggarakan seminggu lagi. Begitu juga dengan kelas [Name] yang mengambil tema cafe bergaya tradisional jepang.

Mereka memasang poster di tempat-tempat yang strategis, dari papan pengumuman di dekat gerbang masuk sekolah bahkan sampai rooftop Fukurodani. Awalnya [Name] heran, namun Kazuya hanya tertawa saat gadis itu bertanya.

"Yah, siapa tahu banyak yang berminat," jawaban pemuda berambut keunguan itu membuat [Name] tertawa pasrah.

Keduanya melewati lorong kelas sang Bokuto Koutarou. Namun karena terlalu sibuk menimpali beberapa candaan milik Kazuya, [Name] sama sekali tidak tahu kalau ia sedang melewati kelas Bokuto.

Di sisi lain, sang ace voli Fukurodani yang sempat melihat [Name] dari jendela kelasnya berencana untuk menyapa. Namun suaranya tertahan ketika melihat sang teman masa kecil sedang berbicara akrab dengan pemuda berambut keunguan.

Bokuto memang sudah tahu sejak awal, kalau [Fullname] berteman dekat dengan Shinakata Kazuya. Bahkan mereka memanggil nama kecil satu sama lain sejak kenaikan kelas 11. Namun ia tak tahu kalau mereka sedekat itu.

Sang gadis berambut coklat bahkan tidak memarahi Kazuya karena sudah mengacak-acak rambutnya. [Name] hanya menggerutu pelan dan berjinjit untuk balik mengacak rambut keunguan pemuda itu. Menghindar, Kazuya memilih untuk merangkul gadis bernetra coklat tersebut. Tawa lepas keduanya membuat Bokuto tampak mengepalkan tangannya tanpa sadar.

"Bokuto, apa yang sedang kau lakukan? Kalau menganggur, sebaiknya kau bantu memasang kepala mainan ini,"

Teguran dari Komi Haruki membuat pemuda berambut dwiwarna itu tersadar dari lamunannya. Ia memamerkan senyum canggung. Kemudian mencoba bersikap untuk terlihat ceria seperti biasa.

"Tidak ada! Kupikir tadi ada kupu-kupu yang lewat," kata Bokuto.

Pemuda itu menghampiri teman sekelasnya. Membantu memasang beberapa kain hitam guna membuat nuansa horror. Komi dan Washio saling berpandangan. Merasa aneh pada Bokuto.

Walaupun pemuda itu tidak sampai bad mood parah seperti biasa, tapi sebagai gantinya, Bokuto menjadi lebih banyak diam. Ia juga sangat tidak fokus dengan pekerjaannya. Teguran dari teman-temannya hanya dibalas tawa canggung oleh pemuda bernetra gold.

"Bokuto, kenapa kau mewarnai tengkorak ini dengan warna hitam?"

"Eeh, bukannya hitam itu kelam dan menakutkan?" Balas Bokuto.

"TAPI TULANG TENGKORAK BERWARNA PUTIH, BOKUTOOO!!"

"Benarkah? Ahaha,"

Pemuda jabrik mengelus tengkuknya. Wajahnya kembali murung. Sang middle blocker--Washio Tatsuki menghela nafas. Pundak Bokuto ditepuk pelan.

I Know You - Bokuto x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang