2

3K 476 26
                                    


Bokuto Koutarou--Dia yang terkadang tanpa sadar membuatmu merona.

"Bagaimana Kou-chan, mengerti tidak?" Pertanyaan itu hanya dijawab dengan gumaman.

Bokuto mengerucutkan bibirnya sambil menatap dengan ekspresi super-duper-mega bingung ke arah buku catatan [Name]. Gadis itu menghela nafas. Kini mereka sedang berada di ruang tengah rumah Bokuto. Duduk di atas karpet dan belajar bersama. [Name] nampak putus asa karena pemuda dihadapannya itu belum juga mengerti. Padahal, gadis berambut coklat itu sudah menjelaskannya sebanyak dua kali.

"AAAKKKHHH!!"

[Name] berjengit mendengar teriakan dari pemuda di hadapannya. Bokuto mengacak rambutnya frustasi, kemudian menjatuhkan kepalanya dengan keras ke atas meja. [Name] yang melihat itu hanya bisa mendengus kecil.

"Kou-chan, aku akan menjelaskannya kembali dengan perlahan. Kali ini tolong dengarkan aku baik-baik. Kalau tidak mengerti, langsung tanyakan saja,"

Gadis itu beranjak dari duduknya. Lalu duduk di sebelah Bokuto. Toh, dirinya juga kesusahan bila harus melihat tulisan di buku secara terbalik. Gadis itu kembali menjelaskan, kemudian melingkari beberapa soal untuk mengetes pemahaman Bokuto.

"Ah, kalian belum selesai juga?"

Ibu Bokuto yang melewati ruangan tengah untuk menuju dapur terhenti melihat kedua teman kecil itu tengah fokus pada buku mereka. [Name] menoleh ke arah suara.

"Mungkin sebentar lagi selesai. Ah, tante mau memasak ya? Akan [Name] bantu," gadis itu hendak beranjak dari duduknya.

"Tidak apa-apa. [Name] lanjutkan saja dulu belajarnya. Karena kau dititipkan di sini, bukan berarti harus selalu membantuku. Aku cukup merasa terbantu karena [Name] sudah mau menyempatkan diri mengajar Kou-chan,"

Mendengar penolakan dari Ibu Bokuto. [Name] tidak jadi beranjak dari duduknya. Gadis itu mengangguk paham.

"AKHIRNYA AKU MENGERTII!!" Teriakan riang seorang Bokuto Koutarou membuat [Name] dan ibunya menatap ke arah sang pemuda. Ibu Bokuto hanya tersenyum kecil. Kemudian berjalan ke arah dapur sambil sesekali mengamati interaksi kedua orang itu.

"Kou-chan, yang ini salah. Kau harus menggunakan rumus yang ini dulu sebelum mengalikannya,"

Bokuto tidak terlalu mendengar perkataan [Name] saat mengoreksi jawabannya. Atensinya jatuh pada rambut coklat di sisi wajah sang gadis yang menjuntai ke bawah. Terkadang itu terasa menganggu. Terlihat dari gelagat [Name] yang berkali-kali menyingkirkan rambutnya dari sisi wajah beberapa menit lalu, namun langsung kembali seperti semula.

Tangan Bokuto tergerak pelan menyelipkan rambut [Name] ke belakang telinga gadis itu. [Name] yang tadinya masih mengoceh mendadak berhenti. Gadis berambut coklat itu menoleh ke arah Bokuto di sebelahnya.

"Rambutmu sepertinya sedikit mengganggu. Besok akan ku belikan jepit rambut," kata Bokuto sambil menatap intens ke arah sang gadis.

Tangan pemuda itu bergerak menjauh. Kemudian kembali menatap ke arah buku tulisnya yang sedang dipegang oleh [Name].

"Jadi, bisa ulangi aku salah di bagian yang mana?"

Tidak ada respon dari gadis bernetra coklat di sebelahnya membuat Bokuto menoleh ke arah [Name]. Netra gold-nya menangkap figur seorang [Full Name] yang tengah menutup sebagian wajahnya yang merona dengan punggung tangan.

"Ng, [Name], kau kenapa?" Tanya pemuda berambut dwiwarna itu bingung.

"Tidak ada apa-apa! Aku akan menjelaskan ulang. Kali ini dengarkan!!" Kata gadis itu dengan nada cepat. Berusaha mengalihkan fokusnya pada buku dipegangan.

Ibu Bokuto yang melihat kejadian itu dari belakang meja pantry hanya bisa terkekeh pelan melihat interaksi keduanya yang menggemaskan.


K--Aii : Yha, tadinya mau up rutin. Tapi tugas numpuk udah kayak uangnya Akashi dari anime sebelah (iya, nggak abis-abis). Monanges aja aku tuh :")

I Know You - Bokuto x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang