Part 4: Ke Panti Asuhan

19 9 0
                                    

Pagi yang cerah kini telah datang, menyambut keceriaan gadis berjilbab coklat. Ia tengah membantu ibu nya di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

"Nah, alhamdulillah masakannya udah selesai," ucap Almira.

"Ara bawa ke meja makan ya bu," ucap Almira dan di jawab oleh ibu nya dengan anggukan kecil.

Setelah itu, Almira membawa makanan yang ia masak bersama ibunya di bawa ke meja makan untuk di makan bersama.

Terlihat ayahnya pun sudah berada di meja makan dengan menggunakan pakaian rapih dengan jas putih. Ya ayahnya Almira adalah seorang Dokter di RS. Permata Indah.

"Waahh, udah matang nih sarapannya?? Kayaknya enak nih," ucap Fahri sambil mencicipi masakan yang di bawa Almira.

"Hhmmm, enak banget nih masakannya, siapa yang masak ya??," kata Fahri memuji.

"Almira Yah yang masak," ucap Khadijah yang tiba-tiba datang dari arah dapur sambil membawa beberapa masakan yang lainnya.

"Hmm, pantesan enak masakannya, ternyata anak ayah jago juga ya masaknya,"

"Hehe.. Jangan berlebihan Yah, Ara juga baru belajar di bantu sama ibu," ucap Almira sambil melirik ke ibunya.

"Iya, emang ya bidadari-bidadari ayah ini, selain cantik dan sholeha, juga pinter masak pula," puji Fahri dan di balas dengan senyuman.

"Udah yuk makan dulu," kata Khadijah.

Mereka langsung menyantap makanan nya dengan penuh khidmat. Tak ada percakapan saat mereka makan. Setelah selesai makan, Fahri beranjak dari meja makan dan berpamitan kepada istri dan anaknya untuk berangkat kerja.

"Ayah berangkat kerja dulu ya," pamit Fahri.

"Iya Yah, hati-hati," ucap Almira lalu mencium punggung tangan ayahnya.

"Assalamu'alaikum," ucap Fahri.

"Waalaikumsalam,"

* * *

Jam telah menunjukkan pukul 10:00 tetapi ia telah merasa bosan di rumah. Ia telah menyelesaikan semua pekerjaan rumah nya, seperti membereskan kamar tidur, menyapu lantai, mencuci piring, dll. Maklum di rumah yang besar namun sederhana ini tidak ada pembantu, jadi mereka mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri, karena mereka masih mampu untuk mengerjakannya sendiri.

Almira pun turun ke halaman belakang rumahnya, tepatnya di taman. Ia di temani dengan kucingnya yang sangat lucu.

"Pus, aku bosen nih di rumah terus, pengen jalan-jalan," kata Almira mengobrol dengan kucingnya.

Miaaw.. Miaaw

Tiba-tiba dari arah teras depan, terlihat sahabat-sahabat Almira, namun Almira tidak menyadari kedatangan sahabatnya itu, sehingga ia pun terkejut akibat di kagetkan oleh Putri.

"Dorr..."

"Ehh, astaghfirullah.. Putri, kamu ngagetin aja si," kata Almira sambil menatap ke arah Putri.

"Hehe.."

"Kalian kok bisa ada di sini si??" tanya Almira.

"Emangnya gak boleh ya kita mau main??," tanya Syifa sambil cemberut.

"Bukan gitu maksud aku, boleh kok, malahan aku seneng ada temennya,"

"Tapi aku ngajak kalian ke panti kan nanti sore, bukan sekarang," lanjut Almira.

"Ya udah yuk gaes kita pulang aja, kita di undangnya nanti sore kok bukan sekarang," kata Rima sambil bercanda dan segera pergi dari taman.

"Ehh tunggu dulu, bukan gitu maksud aku, boleh kok main, aku kan cuma bercanda aja, kalian mah di anggap serius ihh," kata Almira sambil cemberut.

ALMIRA RAMADHANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang