[ Pertemuan ]

168 22 5
                                    

***

Pagi ini Naruto berangkat ke kantor lebih cepat dari biasanya. Ditambah lagi, kali ini dia membawa bekal sendiri dari rumah. Akhirnya dia bisa menikmati makanan hasil buatannya sendiri! Rasanya, ajaib sekali. Tentu saja, karena Tuan Jun kembali, semua hal yang tidak mungkin seketika jadi mungkin.

Naruto merasa sangat bebas. Dia bahkan bisa bersenandung riang dalam perjalanan menuju kantor meskipun dengan berjalan kaki. Padahal tadi pagi Tuan Jun sudah menawarkan diri untuk mengantarnya ke kantor, atau Naruto bisa menggunakan mobil sendiri, namun, Naruto menolak. Baginya yang sudah terbiasa pulang pergi jalan kaki, rutinitas sehari-hari itu sudah menjadi olahraga tersendiri baginya.

Naruto terus menyenandungkan sebuah lagu, meskipun hanya dengan menggumamkan nadanya seperti, hm hm~ atau la~ lala, tanpa lirik yang jelas, tetapi dia sangat menikmatinya.

GUBRAK!

Perhatian Naruto teralihkan saat dia mendengar suara sesuatu jatuh dari arah depan, dia langsung meluruskan pandangannya. Di sana tampak seorang gadis tengah duduk dengan buku-buku lumayan tebal yang berserakan, di kerumunan orang banyak yang sedang lalu lalang. Tanpa berpikir panjang, Naruto langsung mendekati gadis itu dan membantu memungut buku-buku itu.

“Ini,” kata Naruto singkat sambil menyerahkan buku-buku itu pada pemiliknya. “Lain kali hati-hati, Nona. Meski Tokyo kota yang besar, tapi, tetap saja Tokyo tempat yang padat, dipenuhi oleh manusia yang sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing. Jadi, mereka tidak terlalu peduli dan memperhatikan sekitar. Terkadang bahkan mereka abai saja meski telah menabrak seseorang tanpa sengaja.” Naruto bicara panjang lebar, tapi, seperti biasa, cara bicara yang terkesan dingin dan datar sepertinya sudah mendarah daging.

Gadis itu menerima buku-buku itu dengan hati-hati, mengangguk pelan menanggapi perkataan orang di depannya, dia melirik cukup lama, kemudian buru-buru mengalihkan pandangannya kala orang yang dilirik mengangkat kepalanya.

Naruto berdiri lebih dulu. Dia ingin mengulurkan tangannya pada gadis tersebut tapi, dia mengurungkan niatnya itu kala menyadari gadis yang ada di depannya mengenakan jilbab dan pakaian lebar serta panjang menutup setiap inci bagian tubuhnya.

Ah ... dia seorang muslim, ya .... Naruto bergumam dalam hati.

“Bisa bangun sendiri?” tanya Naruto.

“Eum, ya. Bisa.”

Naruto tersenyum lega mendengar jawaban itu.

“Nona terlihat baik-baik saja. Kalau begitu saya permisi untuk pergi lebih dulu.” Setelah menyimpulkan bagaimana keadaan gadis tersebut. Naruto pun langsung pamit dan pergi dari sana dengan santai, melanjutkan perjalanannya kembali menuju kantor.

Ano—” Gadis itu tiba-tiba membuka suara, lantas saja membuat Naruto menghentikan langkahnya dan berpaling sejenak. “—Terima kasih banyak!” ucap gadis itu sambil memeluk erat buku-bukunya dan membungkuk perlahan, memberi hormat.

Naruto tersenyum tipis. “Senang bisa membantu,” balasnya singkat.

Perempuan itu masih menatap punggung Naruto, meski Naruto mulai menghilang dan tenggelam di kerumunan banyak orang. Dia memeluk bukunya lebih erat, dan tersenyum manis sambil menunduk dalam.

***

Naruto meregangkan tubuhnya kala pekerjaan kantornya sudah selesai semua. Dia berniat untuk segera pulang sebelum hari semakin larut.

“Naruto? Kau ingin pulang?” tanya Sakura sambil berjalan menghampiri meja kerja Naruto.

Naruto mengangguk sebagai jawaban.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your Home :: NARUHINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang