Jangan lupa buat vomment yaps!💗
"Takdir itu udah ditentuin sama Tuhan, jadi kita tinggal ngejalanin aja"
Sudah sebulan, aku dan Rendi berpacaran, benar-benar seperti mimpi bisa berpacaran dengan sahabat sendiri.
Aku dan Rendi berjalan menuju kantin, jam istirahat baru saja dibunyikan oleh pihak sekolah, semua siswa dan siswi SMA Kebangsaan berhamburan memasuki kantin.
"Lo, mau beli apa?" tanya Rendi padaku.
"Batagor yuk, Ren," ajakku pada Rendi.
"Ayo!"
*****
Setelah membeli batagor, aku dan Rendi kembali ke kelas, kami memutuskan untuk makan batagor di dalam kelas karena keadaan kantin sangat sumpek.
"Gue ke toilet dulu ya Fan," pamit Rendi.
"Iya Ren," jawabku.
Rendi berdiri dari bangkunya dan memulai langkah untuk menuju toilet sekolah.
Brakk
Seseorang menggebrak mejaku dengan sangat kencang. Membuatku terpeloncat kaget.
"Oh jadi lo yang udah rebut Rendi dari gue?" tanya orang yang menggebrak meja.
"Gue gak ngerebut Rendi dari lo, yang ada lo yang ninggalin Rendi!" jawabku dengan suara lantang.
Banyak pasang mata yang tertuju ke arah mejaku saat ini.
"Heh, dasar ya lo banyak alesan. Banyak bacot," pekik Salsa.
"Itu bukan alesan, tapi itu pernyataan. Emang realitanya lo kan yang ninggalin Rendi demi cowok lain," celetuk pada Salsa.
Saat ini kepalaku memanas, emosiku naik. Aku kira semua akan berjalan lancar, tapi apa? Semua berantakan dan berujung pathetic.
"Dasar lo, liat aja nanti gue bakal rebut lagi Rendi dari genggaman lo"
Salsa tertawa jahat dan pergi keluar dari kelasku.
Wajahku berubah menjadi murung, tanpa disuruh air mata bergelinang keluar dari mataku.
Rendi sudah kembali dari toilet, dan kembali duduk tepatnya disebelahku.
"Lo kenapa nangis?" tanya Rendi bingung.
"Gue gapapa kok," aku mengusap air mataku, meyakinkan Rendi bahwa aku tidak apa-apa.
"Jangan bohong sama pacar sendiri, gak baik loh." pekik Rendi yang seakan tau beban pikiranku.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk memberi tau Rendi soal ucapan Salsa tadi.
"Tadi Salsa kesini Ren," ujarku.
"Terus?" tanya Rendi penasaran.
"Di─dia bilang kalo.." aku menggantukan perkataanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
nyaman
Roman pour AdolescentsSaling sayang dalam persahabatan memang wajar, karena memang persahabatan harus dilandasi dengan perhatian dan juga kepedulian. Tapi, apakah wajar bersahabat sampai melibatkan perasaan? Itu yang tengah dirasakan Fani kepada Rendi, sahabatnya. Yang F...