[8/10]

5.7K 873 77
                                    

Ada beberapa alasan mengapa aku menjadi marah ...

——————

Entah apa salah Taufan sehingga dengan teganya (Name) mengabaikan ia sampai berhari-hari.

Setahu dia hanya menyembunyikan payung gadis tersebut, tak sampai hilang, kok. Berharap bisa modus dengan alibi berbagi payung, mumpung lagi bawa.

"(Name), pulang, yuk," ajak Taufan kala itu. Mendadak langit turun hujan.

"Sana pulang sendiri," ketus (Name) menutup lokernya kasar.

"Eh, kenapa?"

"Payungku dicuri ulat biru."

Habis itu (Name) meninggalkan Taufan dengan raut kecewa dan sedih. Berlari menembus rinai air yang lebat.

Sepertinya (Name) tahu kalau Taufanlah pelaku dari hilangnya si payung.

Keesokannya sang gadis selalu menghindar bila berpapasan dengan Taufan. Pemuda itu tak tahu kalau payung tersebut adalah THR-nya yang berharga. Payung cantik berpola bunga sakura. Kan sayang kalau hilang.

"Udah dong ngambeknya, (Name)," bujuk anak angin itu.

(Name) mempercepat langkahnya tanpa merespons Taufan.

Namun, Taufan tidak menyerah begitu saja. "Iya, deh, iya. Aku yang salah," aku dirinya.

"Besok aku kembaliin payung cantikmu."

Menyetop kakinya, (Name) menatap tajam Taufan. "Kamu tau nggak, Ibu marah karena ngilangin payung itu. Sampai di rumah aku langsung diomeli."

"Iya, besok aku bawa, kok."

"P-pokoknya harus. hari. ini!" kekeh (Name) seraya menghentakkan satu kakinya.

"Iya, manisku~"

Udahlah, Taufan pasrah. Taufan lelah :(

Sesuai perjanjian, sepulang sekolah mereka mampir dulu ke rumah Taufan untuk menyelamatkan si korban penculikan (baca: payung).

"Tunggunya di dalam aja."

Taufan mempersilakan sang gadis untuk menunggu di dalam selagi ia mengambil payung.

Rumah tingkat dua dan terasa nyaman. Netra (Name) menyapu ke sekeliling. Lalu duduk di sofa.

"Eh, ada tamu, ya?"

Terdengar suara yang begitu lembut. Sosok Taufan menghampirinya, tapi bola matanya berwarna emas. Dia pakai softlens?

Alis (Name) mengernyit, tampak bingung. Bukannya tadi Taufan sendiri yang menyuruhnya masuk, kok masih tanya?

"Iya ...?"

Pemuda itu tersentak kecil kemudian tertawa, "Ahaha... aku tau, aku tau. Pasti kamu ngira aku Kak Taufan, 'kan?"

Eh? Gimana? Tolong (Name) jadi bingung ini 😐

"Aku Gempa, saudara kembar Kak Hali sama Kak Taufan. Salam kenal."

Gempa tersenyum simpul. "Kamu pacarnya Kak Tau, ya?"

"U-um ... begitulah," balas (Name) dengan gugup. Ia memainkan kedua telunjuknya berulang kali.

Karena Gempa memiliki sifat ramah, ia terus mengajak (Name) berbincang dengan sabar.

Ngomong-ngomong, Taufan lama banget. Masa iya itu anak maskeran dulu?

Baru saja dipikirkan, Taufan turun menghampiri mereka. Matanya menangkap adik dan pacarnya yang asyik berbincang tanpa dirinya. So sad.

"Nih, payungmu. Udah pulang sana," ucap Taufan sambil mendorong (Name) keluar.

"E-eh, t-tapi ..."

"Pulang, (Name)~"

.
.

Bonus

"(Name) orangnya unik, ya, Kak?"

"Gak usah deket-deket sama (Name)."

"Oh! Cemburu, ya?"

"Hilih, mana ada. Aku kan ganteng, dia mana mungkin berpaling."

"Kak Tau pasti udah ketularan sama sepupu blink-blink kita itu."

—————

... dia ngambek dan deketan sama Gempa :(

My Shy Girlfriend (BoBoiBoy Taufan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang