[4/10]

5.5K 850 80
                                    

Aku sungguhan kecewa padanya

—————

Perempuan itu ribet. Namun, Taufan bersyukur (Name) bukan tipe yang seperti itu. Gadis itu simpel dan jujur, saking jujurnya malah terkesan blak-blakan. Tenang, Taufan sudah terbiasa.

Iya, terbiasa ter-bully :(

Entah keajaiban apa, (Name) mengajak Taufan ke perpustakaan.

“Tumbenan kamu ke sini?” heran Taufan. Manik safirnya memperhatikan (Name) sibuk berkutat dengan buku.

“Me-memangnya kenapa, hah?! Nggak boleh?!”

Hish, galak amat, Mbak.

Taufan menggelengkan kepala dan mengibaskan tangannya. “Nggak, kok~ nggak~ Jarang aja gitu lihat kamu pakai kacamata.”

Tangan menjadi penopang dagu, mata menatap teduh lawan bicara, dilengkapi seringai kecil terlengkung di bibir Taufan.

“Cantik banget, sumpah.”

(Name) berdeham kecil dan pura-pura membaca buku di tangannya, meski, ekhem, mata kadang salah fokus ke arah Taufan.

Ekhem.

“Pinjam ponsel, dong.”

Dengan cuek (Name) menyerahkan gawainya pada Taufan.

“Kata sandinya?”

“Namamu.”

“… oh, oke.”

Mendengar penuturan sang gadis, mendadak dada Taufan berdebar tak karuan.

Ketik, ketik. Coba-coba berhadiah.

Taufan darling. Salah.

Taufan tampan. Salah.

“Sekali lagi, deh,” gumamnya.

Taufan. Tetap salah.

“Aaaahh! Kata sandinya apa, (Name), sayangku?!”

Tuh, 'kan, jadi greget sendiri.

“Sudah kubilang, Namamu.”

“Udah, kok! Tapi salah terus!”

Mata (Name) memicing dengan raut datar. “Namamu. N-A-M-A-M-U! Pakai kapital semua. Dasar, nggak bisa ngejah.”

Nggak salah, sih. Tapi ya …

Ada yang patah tapi bukan ranting.

“… gitu.”

.
.

Bonus

“…”

“Kenapa kamu? Kesambet?”

“… aku tidak ada artinya di dalam hidupmu …”

“Hah?”

—————

sakit banget di-PHP-in, tahu! 😭😭

My Shy Girlfriend (BoBoiBoy Taufan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang