Pagi hari yang cukup cerah, membangunkan para penghuni bumi untuk kembali beraktifitas.
Jalanan kota terlihat ramai akan para pejalan kaki maupun pengguna kendaraan yang berlalu lalang demi mencapai tujuan masing - masing.
Seperti Jeremy yang saat ini sedang mengendarai mobil hitamnya dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota untuk pergi ke tempat kerjanya.
Jeremy Liam, seorang pria berusia 27 tahun yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari 3 tahun yang lalu, setelah menyelesaikan study nya tepat waktu serta menyelesaikan segala persyaratan yang ada.
Jeremy bekerja di salah satu rumah sakit besar yang letaknya tepat di pusat kota Jakarta. Kebetulan, jadwalnya selama seminggu full ini itu pagi.
Selama sekitar 30 menit perjalanan akhirnya lelaki itu sampai di rumah sakit dan langsung memarkirkan mobil miliknya di tempat parkir khusus dokter yang ada.
Mobil sudah Jeremy kunci. Sebelum masuk, dirinya memakai sneli lebih dulu dan melirik kesekitar yang tampak sepi.
Jeremy hanya seorang diri yang terlihat di parkiran dengan di temani beberapa kendaraan Dokter lainnya yang tak ia kenal siapa pemiliknya.
Tak ingin berlama - lama di parkiran, Jeremy bergegas pergi menuju ruangan, dan selama di perjalanan menuju ruangan kerjanya, tidak hentinya ia menerima sapaan dari beberapa karyawan rumah sakit yang kenal dengannya.
Jelas Jeremy membalas sebagai rasa sopan santun nya pada orang lain.
"Selamat pagi, Dokter Jere?"
Ah tidak, kecuali orang itu. Malas rasanya walau hanya sekedar melirik.
"Pagi."
Apa boleh buat? Jeremy masih memiliki rasa kasihan jika mengabaikan 'si penyapa' yang seorang perempuan itu di depan umum.
Kasihan, nanti malu.
"Dokter, apa Dokter sudah sarapan? Mau sarapan bareng saya? Atau, Dokter mau nitip sesuatu? Nanti saya belikan, kebetulan saya ingin membeli sarapan pagi di depan."
"Tidak, saya sudah sarapan."
"Serius? Nanti saya bawakan saja ya, Dokter?"
"Sebaiknya kamu segera pergi saja. Tidak usah perdulikan saya."
Agak jahat memang mengatakan seperti itu. Tapi Jeremy tidak perduli, perempuan di depannya sangat mengesalkan menurut Jeremy.
"Baiklah. Sampai jumpa lagi, Dok-"belum juga selesai, Jeremy sudah berlalu pergi.
Kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Doctor Couple|Nomin GS
Fanfictionmenceritakan tentang jeno jaemi yang bekerja menjadi seorang dokter ahli bedah dirumah sakit terbesar yang ada dikota seoul, keduanya bertemu saat menjalani tugas operasi yang sama