Tapi entah kenapa beberapa hari terakhir hubungan kami tidak berjalan dengan bahagia lagi, senyum yang dulu selalu aku dapatkan ketka bersamanya kini malah berubah menjadi kesedihan, berbagai masalah mulai menerpa hubungan kami terkadang aku menguatkan diri, dan masih memilih untuk mempertahankan hubungan kami, masalah mulai terjadi ketika suatu malam aku menemuinya ke kostannya, tak seperti biasanya kali ini dia terlihat tak begitu senang dengan kedatanganku, ia hanya sibuk dengan handphonenya saja, dan ketika aku mengajaknya berbicara malah jawaban yang keluar dari mulutnya terkesan tidak menjawab semua pembicaraan kami, saat itu ia pergi ke toilet sebentar dan meninggalkan handphonenya, seketika aku bergegas mengambilnya dan melihat apakah yang membuatnya begitu sibuk hingga aku sedikit di abaikannya.
Terkejut disertai dengan rasa marah aku melihat semua kecurangan yang sudah di lakukannya kepadaku, ternyata ia sibuk menghubungi seorang laki-laki yang disebutnya sebagai teman, aku membaca seluruh isi pesannya kepada Devan. Devan adalah temannya ketika ia berada di Lampung, yang menyatakan bahwa ternyata ia bingung dengan perasaanya sebenarnya ia menyukai Devan, dan denganku mungkin juga suka tetapi tak sedalam perasaanya kepada Devan, saat aku tengah membaca semua itu Mei dengan terkejut juga langsung merampas Handphonenya. Malam itu cukup suram bagiku tanpa satu patah katapun yang keluar dari mulutku aku pergi meninggalkannya. Ia sempat memohon untuk menjelaskan ini semua kepadaku tetapi terlambat aku merasa ini semua tidak perlu lagi di jelaskan.
Kesalahan malam itu masih ku maafkan entah kenapa ketika ia datang dan memintaku untuk berhenti marah kepadanya, hatiku pun luluh kembali dan langsung memaafkannya tanpa ragu karena aku berfikir mungkin suatu saat kesalahan ini tak akan pernah terulang lagi. Namun pada kenyataanya bukan malah berubah menjadi lebih baik Mei malah makin menjadi- jadi. Pernah suatu malam aku beberapa kali menelponnya tetapi tidak diangkat, ku kirim pesan kepada Mei namun juga tidak mendapat respon, perasaanku malam itu cukup khawatir karena takut terjadi sesuatu kepadanya, memang pada sore itu ia berpesan kepadaku untuk pergi keluar bersama teman-temanya, namun sudah hanpir jam 11 malam aku masih belum menerima kabarnya. Dengan perasaan khawatir terjadi sesuatu aku berniat mencarinya ke salah satu Mall di kota Palembang, ketika aku sampai d iMall tersebut kembali kuhubungi Mei dan kali ini dia menerima panggilanku.
"Kamu di mana sihh ini udah jam berapa kok belum pulang?" Tanyaku dengan perasaan khawatir
"Apasih kamuu? Aku sama temen-temenku ini, aku malu tauu dari tadi handphone ku bunyi trus" Jawabnya dengan sedikit nada tinggi
"Aku udah sampe di depan Mall, pulangnya sama aku aja" Ajakku
"Tuh kan pake acara jemput lagi, nggak lahh nanti aku pulang sama temen-temenku aja"
Mendengar jawaban itu hatiku begitu sakit dan langsung kutinggalkan saja tempat itu, tanpa kupikirkan lagi bagaimana keadaanyadi dalam sana.
Begitu banyak kenangan manis, dan besarnya rasa cintaku kepadanya akhir nya aku pun selalu terus memperjuangkan hubungan kami. Tapi ya yang namanya berjuang sendiri itu sulit, ibarat berjalan tanpa kaki.
Tepat di hari anniversary kami tanggal 26-03-2020, aku memberikanya setangkai bunga mawar yang aku beli dari uang tabunganku, pada saat itu setelah aku membeli bunga, aku pun langsung menelpon dia dan mengajak dia untuk bertemu. Tapi ada kekecewaan pada saat itu karena sudah 6 kali aku menelpon nya tapi dia tidak mengangkat teleponku. Aku tidak tahu apakah, atas dasar kesengajaan ataukah memang dia lagi tidak pegang hp, di sana aku mulai kecewa.
Pikirku mungkin dia tidur, lalu aku bergegas berjalan kaki ke kost an nya yang tidak jauh dari kost aku.. Saat sampai di kost nya, aku panggil dia ternyata dia tidak ada di kost nya. Aku bertanya kepada tetangga yang ada di sebelah kosannya ternyata dia sudah pergi sejak tadi bersama seorang laki-laki, saat itu pikiranku masih kupaksa untuk kearah positif mungkin ia hanya keluar sebentar dan ak memutuskan untuk menunggu, dan ternyata benar ia pulang beberapa menit setelah ak menunggu, tapi kekecewaanku makin bertambah ketika ia pulang bersama seorang laki-laki yang tak ku kenal. Kuhampiri ia dan laki-laki itu kutanya siapa dan apa hubungannya dengan Mei.
"Kalian dari mana?" Tanyaku
"Ehh lu siapa nanya- nanya gitu" Laki-laki itu Sambil menunjuk ke arahku
"Gua pacarnya Mei lu siapaa hah?"
Dengann keras laki-laki itu tertawa "hahahha, Mei aja bilang kalo dia gak punya pacar"
Mendengar itu aku hanya terdiam, dan laki-laki tak tahu diri itu langsung pergi begitu saja, aku yang kala itu membawa bunga untuknya memutuskan untuk membuang bunga itu, dan hari itu membuatku tersadar bahwa selama ini percuma aku memperjuangkan hubungan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I SHE TRUE (A Novel By Adi Riansyah)
Non-FictionHargailah perjuangan dan pengorbanan orang lain karena kesempatan itu tidak pasti datang kembali kepadamu.