Keesokan harinya tibalah waktu keberangkatannya menuju Kota Palembang, ia berpamitan kepada keluarga serta kerabat-kerabatnya yang ada disana karena, hari itu mungkin adalah hari yang cukup sedih baginya, bersamaan dengan keluarga dan teman-temannya disana, ia mulai berangkat menuju stasiun kereta api serta menunggu beberapa saat untuk kedatangan kereta api yang ia tumpangi, setibanya kereta api ia langsung pergi dan melambaikan tangan kepada keluarganya serta teman-temannya diiringi sedikit air mata.
Ketika diperjalanan dia tak sungkan-sungkan berkata “Aku beneran gak sabar ingin cepat-cepat ketemu kamu” dan akupun mengatakan hal yang sama kepadanya. Sampai akhirnya dia nmenelponku dan berkata “Aku bentar lagi nyampe nih, jangan lupa jemput aku ya!”. Akupun langsung bergegas menuju Stasiun Kertapati Palembang untuk menjemput dia. Yang aku pikirkan adalah “Nanti adalah pertemuan pertamaku setelah sekian lama berhubungan jarak jauh, jadi pertemuan pertamaku nanti harus berkesan baik”. Kemudian tak lupa aku mengajak Alya yang memperkenalkanku kepadanya, serta seorang teman dekatku yang merupakan kekasih Alya juga, panggil saja Ali.
Tibalah aku dan dua orang temanku di stasiun. Lalu aku meneleponnya dan mengabarkan bahwa aku sudah sampai di stasiun, dan dia juga ternyata hampir sampai ke Palembang. Hatiku semakin tak karuan rasanya, dan wajahku tak henti memancarkan rona kebahagiaan ditandai dengan senyumku yang tak henti bermekaran. Tak sabar menantikan kedatangan seseorang yang spesial, membuatku merasa waktu lebih lama berjalan, karena sedari tadi kereta yang membawa seseorang bidadari itu tak kunjung datang-datang.
Akhirnya sampai juga ke detik-detik aku bertemu dengannya, ketika aku melihatnya seakan aku melihat sebuah bintang yang paling terang diantara bintang-bintang lainnya, dan ketika itu juga ia melihatku seraya berlari dengan langkah kecilnya menuju kearahku, aku berfikir ia akan memelukku saat itu tetapi sayang ternyata ia malah memeluk Alya yang tengah berdiri di sampingku, tapi itu tidak melunturkan sedikitpun kebahagiaan yang tengah aku rasakan apalagi ketika ia melihat kearahku dan meminta tanganku untuk di salaminya, seolah aku adalah suaminya yang sudah lama tak ditemuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I SHE TRUE (A Novel By Adi Riansyah)
NonfiksiHargailah perjuangan dan pengorbanan orang lain karena kesempatan itu tidak pasti datang kembali kepadamu.