BGVSCK | 13

230 15 3
                                    

HAPPY READING

⚡ ⚡ ⚡

“Mau nyantet orang,” jawab Nella malas.

“Nyantet siapa? Gue?”

“Iya lo, soalnya gue enek banget liat muka lo,” sahut Nella ketus.

Lalu ia memalingkan wajahnya ke sebelah kanan, sehingga berhadapan dengan Rizky yang berada disampingnya. Nella menatap wajah Rizky dengan intens. Kedua bola mata Rizky sangat indah membuat Nella menyelam kedalamnya. Seolah - olah ada sesuatu yang menarik kedalam iris bola mata itu. Teduh dan Tenang. Itulah yang dapat Nella katakan.

Rizky tak percaya, dirinya bisa menatap wajah Nella dengan sedekat ini. Dia tidak bisa berpaling ke arah yang lain, sebab seseorang yang berwajah cantik didepannya ini membuatnya betah untuk menatapnya.

Jarak mereka sedikit demi sedikit terkikis, hingga Nella dapat merasakan deru nafas Rizky berada tepat di wajahnya, hingga hidung mereka berdua bersentuhan. Semakin mendekat membuat Nella menutup matanya. Hingga Rizky menempel bibirnya di bibir Nella, membuat Nella tak berani membuka kedua matanya. Rizky menyuruh Nella membuka mulutnya, ia menurut, membuka mulutnya masih dengan kedua matanya yang tertutup. Rizky langsung mengakses dan menarik lidah Nella untuk bermain.

Rizky dengan lincahnya bermain hingga membuat Nella kehabisan nafas. Ia pun mendorong tubuh Rizky dengan sekuat tenaga untuk menjauh darinya. Nella menghirup oksigennya dengan rakus.

“Lo mau bunuh gue, hah?!’’ bentak Nella.

Rizky menaikkan satu alisnya ke atas, “tapi lo nikmatin 'kan?’’

Skatmat.

Perkataan Rizky membuat dirinya terdiam. Kalimat itu membuat diri Nella ingin sekali menonjok wajah Rizky yang menurutnya sok cool dan songong itu. Baru saja Nella ingin mengambil aba – abanya bunyi nada telfon ponselnya membuat ia berhenti dan segera melihat siapa yang menelponnya.

Via is calling...

Nella mengeser tombol hijau untuk mengangkatnya.

“Halo vi, kenapa?’’

“...”

“Apa! MASUK RUMAH SAKIT?! Oke lo dimana sekarang?’’

“...”

“Oke gue kesana sekarang.’’

Nella langsung bangkit dari tempat duduknya tanpa memerdulikan Rizky yang duduk disampingnya. Ia harus buru-buru kerumah sakit sekarang. Dengan cepat Rizky menarik tangan Nella sehingga ia membalikan badannya dan tertubruk dada bidang Rizky. Namun, dengan cepat Nella menarik tanganya dan langsung pergi meninggalkan Rizky. Tapi tidak semudah itu, dengan cepat juga Rizky mengapai kembali tangan Nella.

“Apaan sih lo! Gue lagi buru-buru! ’’

“Gue ikut.”

“Terserah lo. ’’

Dengan sedikit berlari menaiki tangga, Nella memasuki kamarnya mengambil tas ransel kecil yang berisi kartu atm miliknya dan tak lupa handphone yang iya masukkan juga. Rizky menunggu nella dibawah. Dia tidak ingin memasuki kamar Nella dengan sembarangan tanpa izin pemilik kamar.

Setelah selesai Nella turun dan langsung keluar tanpa pamit. Mama Nella yang melihat itu segera ingin bertanya, namun Rizky langsung menyahutnya, membuat mamanya tak jadi bertanya.

“Ma, Pa, aku sama Nella mau jalan – jalan keluar sebentar, ke supermarket didepan kompleks,’’ ucap Rizky sambil membuang nafasnya pelan.

‘’Oke, jangan lupa jajanin dia ice cream satu kulkas, soalnya dia cinta banget sama ice cream,’’ ucap Mama Nella tertawa kecil melihat kelakuan
anaknya.

“Yaudah, kamu pergi gih, Kasian Nella udah capek nungguin nantinya,’’ sahut Mama Rizky.

Rizky hanya mengangguk dan langsung meleset pergi menuju Nella yang sudah berdiri cantik di samping pintu mobilnya. Rizky pun menghidupkan mobilnya dan membuka pintu mobil untuk Nella.

Tumben anak itu nggak pakai mobil dia sendiri, batin Rizky.

Rizky membuka pintu mobil, ia melihat Nella sedari tadi seperti orang yang sudah kehilanganan anaknya ditaman.

Resah.

Itulah satu kata yang terlintas dipikirannya. Namun rizky tidak mau banyak bertanya, biarkan nanti nella yang memberitahunya sendiri.

“Gue lagi nggak bisa naik mobil sendiri kalau keadaan lagi kaya gini,’’ ucap Nella lalu memalingkan wajahnya menghadap Rizky. Ia mengganguk. “kita mau kemana?’’

“Ke rumah sakit Bakti Husada,’’ jawab Nella membuat Rizky tertegun.

Rizky tak ingin banyak bertanya lagi. Ia langsung melajukan mobilnya meleset menuju rumah sakit yang ingin dituju. Nella duduk dengan gelisah, keringat terus bercucuran didahinya. Pikirannya saat ini sedang berkecamuk. Banyak sekali pertanyaan yang akan di ajukan kepada Via nantinya.

Butuh waktu 15 menit untuk mereka sampai ke lokasi. Rizky memakirkan mobilnya dengan cepat, Nella membuka pintu mobil dengan kasar dan berlari menuju meja resepsionis untuk bertanya dikamar manakah yang akan ia tuju.

Setelah mengetahui dimana kamar yang akan dituju dia langsung meleset dengan cepat tanpa memerdulikan Rizky yang berjalan di belakangnya. Satu persatu anak tangga ia pijak, hingga anak tangga terakhir. Matanya dengan lihai mencari nama kamar yang akan ia masuki. Dan yap, akhirnya ia menemukannya, dengan perasaan yang gelisah dan tidak tenang, ia memegang knop pintu, lalu perlahan – lahan ia membuka pintunya dan melangkah kakinya untuk memasuki ruangan tersebut.

Matanya menyapu seluru ruangan melihat teman – temannya berwajah muram, sedih dan kecewa. Suara heels-nya memecah kesunyian didalam ruangan kamar ini. Ia berjalan menuju ranjang pasien, menutup mulutnya dengan sebelah tangannya dan menatap tak percaya apa yang ia lihat saat ini, didepan kedua matanya. Apa yang telah terjadi saat ia tak mengawasinya? Mengapa bisa terjadi seperti ini, dan banyak lagi pertanyaan lainnya yang ada di pikirannya saat ini.

Melihat Rudi seperti ini membuat Nella masih tak percaya, dengan keadaan sekujur tubuh lebam membiru, ujung bibir tersobek dan lengan yang sedikit tersayat benda tajam tak lupa pula kepala yang berbalut perban.

Nella menggenggam tangan Rudi, mengelusnya dengan ibu jari.
Tak ada yang bersuara di ruang kamar itu, masih dengan keadaan sunyi. Rizky hanya melihatnya dalam diam, lalu melihat ada sebuah sofa disamping seseorang yang Rizky yakin itu teman Nella. Dia berjalan pelan - pelan dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam kantong celanannya.

Ia pun menduduki bokongnya disofa tersebut, lalu mengeluarkan ponselnya. Rizky berinsiatif, meminta izin kepada kedua orang tuanya dan kedua orang tua Nella untuk menginap diapartemen Rizky. Setelah menunggu beberapa menit kedua orang tua mereka, setuju. Syukurlah Rizky tak susah - susah membujuk untuk situasi saat ini. Ia pun memasukkan kembali ponselnya kedalam kantong celananya.

Rizky mengakat wajahnya, dan pemandangan macam apa ini? Nella memeluk pasein itu yang ia tak kenali, siapa dia? Matanya masih setia menatap perbuatan apa saja yang akan Nella lakukan pada pasien itu. Hingga seseorang disampingnya membuatnya menutup mata dan menoleh ke arah sumber suara.

“Kedip, jangan sampai keluar bola matanya, ” ucap seseorang itu tanpa melihat ke arahnya.

“Hm,” Rizky hanya berdehem.

Seseorang itu pun membalikkan wajahnya dan melihat Rizky. “Lo bukannya ketos disekolah ya? Ngapain lo disini?” ucapnya dengan nada sedikit ketus.

“Iya itu gue, Temenin Nella.”

“Lo siapanya anjir, kok bisa berani banget sama Nella,” jawab seseorang itu dengan wajah yang sedikit terkejut.

⚡ ⚡ ⚡

Heyyo Kangen ngga sama cerita ini? Jangan lupa vote and comment sebanyak - banyaknya yaa okey?

BAD GIRL VS COOL KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang