seorang pria

84 45 24
                                    

Zahra berjalan masuk ke rumah setelah mengantar Alya di bandara tadi,ia berjalan dengan sedikit gontai karna kepalanya sedari tadi mulai pusing ,ia memasuki rumah dan melewati ruang tamu,terlihat sang Abi tengah berbicara dengan seorang pria

"Mungkin teman Abi" batin Zahra ,ia tidak ingin mengetahui siapa pria itu yang ia inginkan sekarang adalah segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur karena kepalanya sudah sangat sakit ,ia tidak bisa lagi untuk berlama lama menahannya atau ia akan jatuh pingsan,Zahra mempercepat jalannya sambil berpegangan dinding untuk menopang tubuh nya ia sudah sangat lemas tubuhnya tak bisa lagi ia tahan sampai akhirnya Zahra terjatuh dan semuanya menjadi gelap.

Abi melihat Zahra yang tiba tiba terjatuh dan melihat putri bungsunya sudah tak sadarkan diri,ia segera membawa Zahra ke rumah sakit di bantu dengan seorang pria yang sedari tadi berbicara dengannya

******

Zahra terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit,ia masih tidak sadarkan diri,Abi duduk di sebelah Zahra sambil mendoakan Putri Bungsunya agar segera siuman.

Tok..tok..tok..

"Assalamualaikum Abi" salam kak Sinta dan Tiara seraya masuk ke ruangan Zahra

"Wa'alaikumussalam" jawab Abi tidak bersemangat,Sinta melihat Abi nya yang tidak bersemangat sama sekali merasa iba ia tau kalau abinya ini kurang beristirahat karna memikirkan Zahra yang masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Abi sudah makan" tanya Sinta ke abi

"Belum,nanti aja Abi makannya kalau adek kamu sudah siuman" jawab Abi
Sinta yang mendengar jawaban dari abinya yang seperti itu merasa tidak tega karna Abinya dari tadi belum ada makan walaupun hanya sesuap

"Abi makan dulu ya,kalau nunggu Zahra sadar baru makan nanti Abi bisa sakit" kata Sinta sambil membujuk Abinya agar segera makan ,ia tidak tega melihat Abinya seperti ini.

"Gak papa sayang,Abi gak bisa makan kalau adek kamu masih seperti ini,Abi ngerasa kalau Abi sudah gak becus ngerawat adek kamu,kalau Abi tau akan seperti ini Abi pasti gak akan ngijinin adek kamu buat pergi ke bandara" jawab Abi lesu

Sinta tidak tega melihat Abinya yang seperti orang tidak memiliki semangat,ia merasa iba ,ia tau apa yang di rasakan abinya sama dengan dengan apa yang di rasakan Sinta saat ini ,rasa takut akan kehilangan sosok Zahra ,adek kesayangannya yang memiliki riwayat penyakit yang sangat parah,

Tiara yang sedari tadi hanya berdiri diam di belakang Sinta kini berjalan mendekati Zahra ,adek Sahabatnya yang kini juga sudah ia anggap seperti adeknya,ia meriksa keadaan Zahra yang belum juga sadarkan diri,Tiara adalah dokter pribadi yang merawat Zahra,jadi tidak heran kalau dia juga sangat dekat dengan Zahra bahkan sampai ia menganggap Zahra seperti adeknya sendiri.

******

Tepat pukul jam sembilan malam Zahra mulai membuka matanya,ia melihat sosok Abi yang tertidur di kursi sebelah ranjangnya,ia mulai menggerakkan tangannya mengelus sang Abi dengan lembut ,ia tau pasti abinya telah menjaganya di sini,ia tak tega membangunkan abinya yang sedang tertidur di atas kursi,padahal di ruangannya ada sofa panjang yang bisa di tidurin tapi abinya memilih tidur si sampingnya.

Abi terbangun karna merasa ada yang menyentuh tubuhnya,ia membuka matanya dan sangat terkejut kalau yang menyentuh nya adalah tangan Zahra, Zahra sudah sadar ia sangat senang akhirnya putrinya siuman setelah tidak sadarkan diri seharian

"Zahra,kamu sudah sadar sayang" kata Abi sangat gembira ,ia segera menghubungi Sinta,Putri sulungnya memberi tau bahwa adeknya sudah sadarkan diri

Tidak lama setelah Abi menelfon,kak sinta datang dengan kak Tiara,ia masuk seraya berjalan menghampiri Zahra yang berada di atas ranjang rumah sakit

 Mahar Untuk ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang