B a g i a n 1

78 18 2
                                    

Drttt...drttt...

Bunyi alarm handphone sangat mengganggu tidur nyenyak Shanin, sehingga mau tidak mau Shanin harus bangun dan mematikan sang pengganggu.

Tetapi alangkah terkejutnya Shanin saat melihat jam yang tertera di lock screen handphonenya.

"Aduh sial, gue telat....," umpatnya, kemudian ia segera mengambil handuk dan bergegas menuju ke kamar mandi.

Shanin mandi hanya dalam hitungan menit karena waktunya sangat tidak memungkinkan untuk ia berlama-lama di kamar mandi.

Setelah selesai mandi ia langsung mengenakan seragam dan bergegas menuju lantai bawah. Sesampainya di bawah, Shanin segera menghampiri Rana— sang bunda untuk berpamitan.

"Bun, Shanin berangkat ya," ujar Shanin sembari bersalaman pada Rana.

"Gak sarapan dulu?" tanya Rana pada putri semata wayangnya itu.

"Gak usah Bun, Shanin udah telat. Dadah Bunda," teriak Shanin, yang kemudian sosoknya menghilang dibalik pintu.

🎭🎭🎭

"Bang motornya ngebut dikit dong, saya udah telat ini," ujar Shanin pada pengemudi ojek online yang ia tumpangi.

"Kalo ngebut nanti bahaya atuh neng, bisa kecelakaan. Ini udah paling cepet," jawab Abang ojek.

Shanin yang sudah dilanda kepanikan itu pun menjadi semakin panik. Ia sudah sangat pasrah, sudah pasti ia akan dihukum hari ini.

Sesampainya di Sekolah, Shanin buru-buru turun dari sepeda motor dan segera membayar tarif ojek yang ia tumpangi.

Terlihat dari jauh bahwa gerbang sekolah sudah benar-benar di tutup. Segera Shanin berlari mendekati gerbang dan ia sangat berharap satpam sekolah masih memberikannya kesempatan masuk. Shanin mengintip pada lubang kecil yang terdapat pada pintu gerbang, dan ia melihat ada pak Jaka— satpam sekolah yang sedang duduk di pos satpam. Langsung saja Shanin memanggil pak Jaka.

"Pak... Pak Jaka. Tolong bukain pintunya pak," ucap Shanin dengan suara yang bisa dibilang cukup pelan.

Pak Jaka tidak mendengar ucapan Shanin dan masih fokus membaca koran sembari meminum secangkir kopi.

"Pak... Pak Jaka... tolong bukain pintunya dong pak," kali ini suaranya lebih kencang dari sebelumnya.

Pak Jaka yang sedari tadi fokus membaca koran, kini perhatiannya teralihkan oleh suara Shanin. Segera pak Jaka menghampiri sumber suara tersebut.

Alangkah terkejutnya pak Jaka melihat kehadiran Shanin. Langsung saja ia membukakan pintu gerbang, akan tetapi bukan berarti ia memperbolehkan Shanin masuk. Ia melakukan hal itu dikarenakan gerbang SMA Andromeda cukup tinggi sehingga tidak memungkinkan bisa berbicara pada orang lain diluar gerbang jika pintu gerbangnya tidak dibuka.

"Loh ndok, sampean kok baru dateng jam segini," tanya pak Jaka pada Shanin.

Ada secercah harapan di mata Shanin ketika melihat pintu gerbang baru saja dibukakan untuknya. Kemudian ia menjawab pertanyaan pak Jaka,

"Waduh iya pak, saya salah pasang alarm semalem, jadi saya telat bangun deh. Tapi saya masih boleh masuk kan pak?" tanya Shanin penuh harap.

"Maaf ndok, ini kamu udah telat setengah jam, jadi bapak tidak mengizinkan kamu masuk. Nanti bapak yang kena omel ndok," tutur pak Jaka.

e s c a l eTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang