⚠️ATTENTION⚠️
Cerita ini murni buatan sendiri, jika menemukan kemiripan seperti alur, penokohan, dan sebagainya mungkin ada unsur ketidaksengajaan.
Happy Reading!
"Waktu pengumpulan tugas gue nggak sengaja nemuin kertas ini terselip di buku catatan Riel. Bukannya ini soal ujian Bahasa Inggris yang kemarin keluar?"
Cowok bernama Sakra yang sedang duduk di bangkunya sontak menoleh pada seorang gadis yang berdiri di depan mimbar, sudah satu tahun gadis itu menjabat sebagai ketua kelas.
"Itu punya gue, cepat kembalikan!" Sakra melihat Riel salah satu teman sekelasnya melangkah lebar ke depan kelas, berusaha merebut kertas yang ketua kelas sengaja angkat tinggi-tinggi agar sulit digapai olehnya.
"Dimana lo dapetin kertas soal ujian ini?" tanya ketua kelas dengan tegasnya.
Riel merenggut kesal dengan tangan yang mengepal kuat. "Kembalikan nggak?!" desaknya.
"Jawab dulu atau gue laporin!" gertak ketua kelas sambil mencondongkan tubuhnya, memberi penekanan di hadapan gadis itu.
"Itu kertas dari guru les sebagai latihan soal!"
"Oh terus, bisa jelaskan kertas yang ini?" ketua kelas menunjukkan kertas lain yang terselip di belakangnya, membuat Riel mematung di tempatnya. "Jadwal ujian matematika itu besok, tapi kenapa lo bisa duluan dapetin kertas soal ini?"
Tatapan tegas ketua kelas seakan membagikan ketegangan pada seluruh orang, suara keras gadis itu mengundang anak-anak kelas lain berkumpul di depan pintu kelas. Riel menggigit bibir, menusukkan kuku-kukunya pada jemari ketika dirinya menjadi pusat perhatian.
"Kenapa lo bisa mikir begitu? itu cuman soal matematika biasa, belum tentu soal yang bakalan keluar besok." ucapan Riel kali ini terdengar masuk akal, dia akhirnya berhasil memberikan pembelaan.
Ketua kelas menyunggingkan senyuman miring, melempar kertas itu sehingga orang-orang yang awalnya duduk diam seketika ribut meninggalkan bangku mereka hanya untuk menangkap kertas yang berhamburan.
"Coba kalian liat sendiri, gue nggak bohong. Soal-soal yang gue dapet itu semuanya keluar dari ujian kemarin. Di liat dari segi kualitas kertas yang dikeluarkan resmi dari sekolah, itu kertas biasa dan tampak salinan. Gue dapetin kertas itu bukan dari Riel aja, tapi dari siswa-siswi lain yang nggak sengaja temukan ini dari teman-teman mereka. Bukannya soal-soal ujian yang belum keluar itu dokumen rahasia? lalu dari mana siswa ini dapatkan kertas salinannya?"
Mereka saling merapat melihat isi kertas itu, memastikan ucapan ketua kelas itu benar. Di antaranya ada yang saling berebut karena ingin meyakinkan rasa penasaran mereka.
Sakra meringis ketika sisi meja bergeser membentur dadanya, cowok di bangku depan tiba-tiba bangkit hingga kursinya menabrak meja Sakra sampai menimbulkan suara decitan. Bahkan pena yang digunakan Sakra menulis berhasil mencoreng bukunya.
"Apa maksud lo, soal ujiannya bocor?!" teriak cowok itu dengan suara melengking, tentu mengundang bisik-bisik siswa lain.
"Ahh, dasar ceroboh!" batin Sakra menggenggam kuat penanya, jari-jemarinya bergetar hebat.
Keributan mereka sampai menghambat ujian yang sedang berlangsung. Pihak sekolah tentu lekas mengambil tindakan setelah mendapatkan berbagai laporan dari siswa, yaitu mencari jalan aman dengan cara mengeluarkan soal-soal baru hampir di semua mata pelajaran. Kemudian, mengadakan ujian ulang meski menimbulkan pro-kontra.
Setelah di selidiki mengenai kertas itu, empat orang guru pengajar tepergok telah membobol data-data sekolah dan mencuri soal-soal ujian itu. Mereka membuat salinan dan memperjualbelikannya pada siswa-siswi dengan harga mahal. Terhitung dari beberapa pengakuan beserta penyelidikan, ada tiga puluh orang peserta ujian ikut terlibat dalam pembelian kertas soal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muñeca : I'm Not a Doll
Teen FictionBanyak orang yang mengenal Sakra Mintaraga sebagai siswa nomer satu di sekolah, anak kesayangan guru, dan anak emasnya sekolah. Namun, sebenarnya dia hanyalah lelaki kesepian yang telah banyak kehilangan cinta. Suatu ketika Sakra di beri sebuah bon...