tok tok tok
"nayaaaa!"
suara ketukan pintu yang diikuti panggilan familiar mengalihkan atensiku dari layar ponsel. aku meletakkan benda yang sudah kudaulat sebagai belahan jiwaku itu ke atas meja rias sebelum melangkah menuju satu-satunya pintu di ruangan ini dan membukanya secepat yang aku bisa agar siapapun yang menunggu dibaliknya tak memiliki alasan untuk melayangkan protes kepadaku.
"kenapa, ki?" tanyaku pada luki begitu mataku sempurna tangkap eksistensinya yang sedang berdiri bersandar pada dinding pembatas antara kamarku dan kamarnya.
"ada yang nyariin lo tuh di teras," jawabnya sembari menunjuk ke arah tempat yang dimaksutnya.
"siapa? lo kenal?"
"sultannya fakultas hukum."
"sultan fakultas hukum?" ulangku bingung sebelum satu nama tiba-tiba terlintas di kepalaku.
"oh, ical?"
luki menggelengkan kepalanya beberapa kali. "bukannn, tapi calvin." koreksinya.
aku menahan dengusan geli. "iya maksut gue, calvin."
"tumben di samper calvin?" tanya luki heran
aku mengangkat bahu. "gue aja nggak tau ngapain dia pagi-pagi ke sini."
"yaudah ya, nay. gue ke kamar," pamit luki padaku. perempuan beramput gelombang nyaris keriting itu lantas berbalik dan membuka pintu kamarnya.
"thanks ya, ki!" seruku yang dibalas sahutan 'okeee' oleh luki sebelum pintu kamarnya benar-benar tertutup.
aku menyeret kaki menuju teras. tempat dimana calvin seharusnya menungguku, seperti yang diinformasikan luki tadi.
sosok calvin yang berdiri membelakangiku adalah pemandangan pertama yang kutemukan kala langkahku sampai di pintu utama kos yang terbuka setengah. mataku menelisik penampilan calvin yang begitu sederhana. kaus oblong berwarna hitam dan celana sepanjang lutut serta topi yang tidak pernah absen menutupi kepala adalah pilihan style yang tidak buruk, namun terlalu normal membuatku sulit menebak tujuannya datang menemuiku di jam tujuh pagi lebih sekian menit ini.
"cal," sapaku membuat calvin langsung berbalik menghadapku. "ngapain lo ke sini?"
"nggak ada basa-basinya banget sama pacar sendiri," sahut calvin dengan wajah datar.
aku mengerutkan dahi bingung. "hah, pacar? sejak kapan lo jadi pacar gue?"
"sejak kemarin siang, di kantin fh. lo lupa?" calvin balas memandangku keheranan.
"lah, kemarin itu beneran?"
"ya beneranlah?"
"tapi kan gue nggak bilang iya?"
"bukannya cewek kalo diem artinya iya?"
"jadi ini kita pacaran?"
"yaiya?"
aku memejamkan mata merasakan pening mendadak menyerang kepalaku.
"udah, ayo berangkat," ajak calvin.
mataku membelalak kaget. "berangkat ke mana?"
"ngampuslah? semalem di chat lo bilang ada kelas jam delapan."
aku manggut-manggut. akhirnya paham kedatangan calvin pagi ini adalah untuk mengantarku ke kampus. pantas saja semalam, ruang obrolan kami yang biasanya kosong mendadak memiliki perbincangan karena calvin tiba-tiba bertanya tentang jadwal kelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
lets (not) fall in love. ✔ (SUDAH DITERBITKAN)
Fanfictionft seo changbin. [sudah tersedia di shopee dan tokopedia] pacaran tanpa jatuh cinta? emang bisa? AU ; lowercase 2020, seobarbie. eskalokal.