"kusut banget muka lo, cal, kayak cucian gue yang belum di setrika," celetukku sembari mendudukkan diri di samping calvin yang sedang mengaduk-aduk segelas es jeruknya yang sudah mencair.
"brisik," balas calvin membuatku memasang seringai mengejek.
"ngapa sih lo?" tanyaku tanpa memandangnya karena sedang sibuk membuka tutup sebuah botol mineral yang baru saja kubeli. "digodain bang ino lagi?" terkaku.
calvin mendengus keras. mendorong gelas es jeruknya menjauh dengan sedikit kasar menyebabkan beberapa tetes isinya melompat keluar membasahi meja kantin fakultas hukum yang siang itu kami tempati.
"mentang-mentang punya pacar, tiap hari ngatain gue mulu. anjing banget emang. gue doain putus, nangis dia."
"jelek amat doa lo," ujarku sebelum memukul bahunya asal. "lagian lo udah tau bang ino kalo bercanda kayak apa, masih aja dipikirin."
"masalahnya, intensitas bang ino nanyain gue udah punya pacar atau belum itu udah melebihi intensitas gue ngopi dalam sehari. seakan-akan, tujuan hidupnya emang cuma buat nanyain gue doang, nggak ada yang lain."
kali ini aku benar-benar tergelak mendengar curhatan frustrasi calvin. yah, sedikit banyak aku paham bagaimana perasaannya karena kehidupanku pun tidak luput dari pertanyaan itu.
"yaudahlah, nggak usah dipikirin." aku menepuk bahu calvin beberapa kali sebagai gestur memberi semangat. "di dunia ini, manusia yang jomblo bukan cuma lo doang. gue juga jomblo, tapi nggak gue pikirin. toh, gue yang jalanin hidup, orang cuma bisa komentar tanpa tahu gimana rasanya hidup sebagai seseorang yang dia komentarin."
calvin manggut-manggut. "hm, bener juga."
aku tersenyum tipis. memilih tidak menyahuti tanggapannya dan beralih membuka ponsel untuk mengecek pesan dari seorang teman yang menjadi alasan dibalik kedatanganku ke gedung fakultas ini.
"nay," panggil calvin memecah hening diantara kami.
"hm?" sahutku pendek.
"lo pengen punya pacar, nggak?" tanyanya.
"ya ... pengen sih. biar ada yang bisa diajak pergi tiap malem minggu gitu," jawabku setengah bercanda.
"mau pacaran sama gue, nggak?"
aku refleks menoleh ke arah calvin dan memberinya pandangan horor. "lo ngomong apa barusan?" tanyaku dengan alis yang hampir menyatu karena merasa terkejut.
calvin tidak langsung menjawab dan malah balik memandangku membuatku memasang mode siaga, bersiap menyiramnya dengan air putihku yang masih tersisa tiga perempat dalam botol jika dia kembali mengatakan sesuatu yang tidak masuk di akal.
"nay ..."
aku menatapnya was-was. "apaan?"
"ayo pacaran sama gue?"
bruk
dan botol air mineralku yang terbuka malah berakhir terlepas dari tangan persis ketika kalimat yang dia ucapkan selesai diproses oleh otakku.
starring by
calvin antares
ranaya aludra
lets (not) fall in love.
ft seo changbin.
2020 ©barbie
straykids lokal name
belongs to eskalokal••••
a/n ;
watsup, ketemu lagi sama aku si tukang pub-unpub cerita. btw, ini aku gatau mau bilang apa, pokoknya jangan berharap apapun dari cerita ini karena aku bisa aja tiba-tiba unpub cerita ini kayak ceritaku yang sebelum-sebelumnya
last but not least, makasih buat yang sudah baca, vote, komen, bahkan rekomendasikan cerita ini ke orang lain. btw, aku baca di twitter ada yang merekomendasikan antares, dan aku seneng banget bacanya, thankyou semua ❤😭
sampai ketemu di chapter depan
(kalo jadi lanjut, wkwk)see you✋
with love
barbie, naya
KAMU SEDANG MEMBACA
lets (not) fall in love. ✔ (SUDAH DITERBITKAN)
Fanfictionft seo changbin. [sudah tersedia di shopee dan tokopedia] pacaran tanpa jatuh cinta? emang bisa? AU ; lowercase 2020, seobarbie. eskalokal.