02

48.9K 1.6K 87
                                    


Satu...

Dua...

Tiga...!

Saat pintu kamarnya bergeser, Clara menerobos keluar, menabrak maid berpakaian hitam putih itu hingga tersungkur di lantai. Meja roda tempat makanannya yang mau di antar ke kamarnya bergeser tak beraturan dan... prang, gelas susunya pecah, berserakan ke lantai.

Membungkuk sekali dengan cepat ke arah maid sebagai permintaan maaf, Clara berlari cepat ke arah tangga, menuruni tangga dengan langkah terburu-buru, tangannya berpegangan dengan kuat ke piggiran tangga, mewanti-wanti langkahnya yang kapan saja bisa tak seimbang.

Clara sudah mempertimbangkannya, setiap pagi istana milik Lucas ini sepi. Para maid belum datang, hanya ada satu atau dua para maid yang datang untuk memberinya makan.

Pertama yang harus dilakukan, Clara harus mencari ruangan tempat para maid memakai pakaiannya. Clara ingin menyamar. Clara menjelajah semua ruangan besar yang berada di istana Lucas.

Setelah berputar-putar hampir 30 menit, Clara baru mendapatkan loker tempat para maid menaruh baju mereka. Dengan terburu-buru Clara memakainya. Clara keluar dengan wajah yang sebisa mungkin tampak tenang.

Prang!

Suara guci yang pastinya mahal terdengar pecah, memekakkan telinga yang mendengar, di susul suara Lucas yang berteriak menggelegar ke seluruh ruangan, hingga membuat Clara ketakutan.

"Sampah kalian semua! cari sampai dapat!"

Clara segera berlari ke arah kebun jeruk, bersembunyi di antara puluhan pohon jeruk yang sedang berbuah dengan lebatnya.

Kedua lututnya bergetar hebat, ketakutan luar biasa, tapi jika tidak sekarang kapan lagi ada kesempatan untuk kabur dari sini. Semoga para maid itu mau memafkannya, seharusnya hari ini para maid itu bisa tenang bekerja, karena Clara melarikan diri mereka menjadi tempat yang tepat untuk kemarahan Lucas.

Para maid dan tukang kebun serta satpam bahkan para bodyguard Lucas, tidak ada satupun yang menyadari Clara berada di kebun jeruk.

Siapapun tidak akan terfikir bahwa inilah tempat yang dituju Clara bukan?

Mereka pasti berfikir bahwa Clara saat ini sudah berhasil melewati gerbang depan. Mereka tak pernah tau bahwa melewati gerbang depan sama saja menyerahkan diri secara sukarela ke srigala yang kelaparan.

Jalan satu-satunya yang harus di lalui Clara adalah, melompati tembok besar ini. Clara menoleh ke kanan dan kiri, mencari sesuatu yang bisa dinaikinya. Tidak ada apapun.

Clara mundur beberapa langkah dan dengan kekuatan penuh, ia berlari mengangkat kedua tangannya, mencoba menggapai atas tembok. Dan gagal tentu saja, Clara tidak setinggi itu untuk bisa memanjatnya.

Clara mencoba beberapa kali, dan hasilnya tetap sama, gagal.

Clara hampir menangis putus asa. "Oh, ayolah," katanya setengah merengek.

Apa Clara harus mengambil tangga dulu? tapi bagaimana nanti saat ia masuk langsung ketahuan? Apa ia harus menunggu sampai malam dulu lalu masuk mengendap-endap?

Masuk saat malam? Itu bukan ide yang buruk, tapi saat ini Clara belum sarapan, perutnya akan sangat kelaparan. Ah, tidak apa, sekalian saja ia mengambil makanan di dapur. Clara menggeleng, tidak boleh mengambil makananan, itu akan menyita waktu, dan tidak menutup kemungkinan saat Clara di dapur mereka menemukannya.

Clara terduduk lemas, sudah sampai sejauh ini, ia tidak boleh mundur. Bisa keluar dari kamar saja sudah merupakan usaha yang patut diacungi jempol. Dengan susah payah Clara mengumpulkan keberaniannya untuk berlari keluar kamar, dan sampai ke kebun jeruk ini.

Clara PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang